Liputan6.com, Tokyo - Kementerian Kesehatan Jepang pada Senin, 18 Januari 2021, melaporkan adanya kasus pertama varian baru Virus Corona Inggris yang ditemukan pada tiga orang. Padahal, mereka tidak bepergian ke sana.
Tiga orang yang tertular varian baru Virus Corona dari Inggris tersebut diketahui berusia 20 dan 60, serta tinggal di prefektur Shizuoka, Tokyo.
Baca Juga
Pihak Kementerian Kesehatan Jepang mengungkapkan bahwa ketiganya pertama kali mengalami gejala COVID-19 pada awal Januari 2021.
Advertisement
Saat ini, pihak berwenang tengah menyelidiki bagaimana ketiganya bisa terinfeksi varian baru Virus Corona. Dan, sejauh ini pula, belum ada bukti bahwa varian yang pertama kali terdeteksi di Inggris menyebar di Shizuoka.
"Berdasarkan fakta, varian Virus Corona tersebut terdeteksi dari orang-orang yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke Inggris. Kami dapat mengasumsikannya mereka terinfeksi di Jepang," kata Kepala Institut Penyakit Menular Nasional, Takaji Wakita, seperti dikutip dari situs Channel News Asia pada Selasa, 18 Januari 2021.
Simak Video Berikut Ini
45 Kasus Virus Corona Varian Baru dari Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil
Sejauh ini, kata Takaji, Jepang telah mendeteksi 45 kasus varian baru Virus Corona yang berasal dari Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan.
Sejak awal Januari, Jepang telah memerluas keadaan darurat yang diumumkan di wilayah Tokyo menjadi tujuh prefektur lagi untuk menekan kasus COVID-19.
Perdana Menteri Yoshihide Suga pun berjanji untuk menangani kasus COVID-19 yang bertambah dan memulihkan kehidupan kembali normal secepat mungkin.
"Untuk melindungi kehidupan dan kesehatan rakyat Jepang... Saya akan membuat situasi kembali normal secepat mungkin," kata Suga dalam sebuah pidato pada Senin, 18 Januari 2021.
Gara-gara gelombang baru COVID-19 di Jepang, menimbulkan keraguan apakah Olimpiade Tokyo 2020 yang tertunda karena pandemi Virus Corona dapat terlaksana pada tahun ini.
Akan tetapi Suga menekankan tetap pada komitmennya untuk melaksanakan Olimpiade Tokyo 2020 sebagai 'bukti kemenangan' umat manusia atas Virus Corona.
Advertisement