Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan gejala COVID-19 baru-baru ini ditemukan pada wanita berusia 86 di Italia. Ciri-ciri baru yang misterius ini ditandai dengan perubahan warna pada jari-jari menjadi hitam. Kondisi itu disebut gangren.Â
Gangren pada pasien 86 tahun itu terjadi karena COVID-19 menyebabkan pembekuan parah parah, memutus suplai darah ke anggota gerak tubuh, bahkan menyebabkan disabilitas fisik.
Baca Juga
Melansir New York Post, dokter terpaksa mengamputasi tiga jari pasien setelah menegakkan diagnosis pada April 2020 dan menyebut studi kasus itu sebagai "manifestasi parah" dari COVID-19 dalam laporan baru yang diterbitkan dalam European Journal of Vascular & Endovascular Surgery.
Advertisement
Dokter sudah menyadari bahwa virus corona dapat merusak sistem pembuluh darah, meskipun mereka belum yakin mengenai penyebab pastinya.
Saat ini, banyak komunitas medis percaya bahwa efek sampingnya mungkin terkait dengan reaksi berlebihan dari kekebalan yang semakin umum terhadap COVID-19, yang disebut "badai sitokin", yang mendorong tubuh untuk menyerang sel yang sakit dan jaringan sehat.
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini
Gejala Langka COVID-19
Data organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan bahwa komunitas medis terus menemukan kondisi atau gejala baru yang tidak terduga dari COVID-19.
Bahkan setahun setelah pandemi, para ilmuwan masih menemukan gejala yang tidak terduga. Pekan lalu, peneliti King's College London Tim Spector, seorang profesor epidemiologi genetik, mengungkapkan bahwa satu dari lima pasien COVID-19 melaporkan penyakit yang tidak umum, seperti ruam kulit, sariawan, dan lidah yang membengkak, yang tidak termasuk dalam prosedur daftar gejala CDC.
Ilmuwan Inggris, Tim Spector melalui ZOE COVID Symptom Study mendorong warga Inggris untuk melaporkan sendiri apa yang mereka alami selama infeksi. Spector mengatakan kepada USA Today minggu lalu bahwa kondisi "lidah COVID" atau "COVID tongue" di mana lidah pasien virus corona membengkak tanpa bisa dijelaskan, adalah salah satu gejala paling langka yang dia amati.
"Memengaruhi kurang dari 1 dari 100 orang," katanya mengutip New York Post, Kamis (18/2/2021).
Sementara, banyak pula pasien yang mengalami penyakit yang terkait dengan influenza, seperti demam, nyeri tubuh, kesulitan bernapas dan hidung tersumbat, tanda-tanda peringatan umum lainnya termasuk mual dan muntah, diare dan ketidakmampuan misterius untuk merasakan dan mencium, seperti disampaikan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Advertisement