Diet ala Tya Ariestya, Benarkah Sayur Hambat Penurunan Berat Badan?

Artis Tya Ariestya berhasil menurunkan berat badan hingga menuliskan proses dietnya dalam buku The Journey of Fit Tya Ariestya. Namun, buku tersebut menuai berbagai kritik karena memuat konten yang dinilai keliru.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 05 Mar 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2021, 14:00 WIB
Ilustrasi sayur dan buah | Wendy Wei dari Pexels
Ilustrasi sayur dan buah | Wendy Wei dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta Artis Tya Ariestya berhasil menurunkan berat badan 25 kg dalam waktu empat bulan. Perjalanan menurunkan berat badan ia tuangkan dalam dalam buku The Journey of Fit Tya Ariestya. Namun, buku tersebut menuai berbagai kritik beberapa poin di dalamnya dinilai tidak sesuai dengan ilmu gizi yang ada.

Salah satu poin yang banyak disorot mengenai sayur yang oleh Tya Ariestya tidak dimasukkan ke dalam menu makannya. Disebutkan dalam buku tersebut ia tidak mengonsumsi sayuran karena disebut dapat menghambat turunnya berat badan.

Beberapa ahli gizi seperti pemilik akun @gizipedia_id serta influencer yang juga certified fitness & diet specialist Yulia Baltschun angkat bicara soal ini.

"1. SAYURAN MENGHAMBAT PENURUNAN BERAT BADAN Broccoli

Usai membaca halaman 40-41, saya mulai paham mengapa banyak yang bertanya "apakah sayur bikin saya gemuk?"

Halaman buku ini yang amat sangat perlu diluruskan," cuit @gizipedia_id yang digawangi tiga ahli gizi di Yogyakarta ini. 

Terkait sayur dan berat badan, dokter ahli gizi komunitas, Tan Shot Yen mengatakan bahwa sayur memiliki kandungan kalori yang sangat rendah jadi tidak bisa bikin gemuk.

“Sayur itu amat rendah kalori. Mana bisa bikin gemuk,” ujar Tan kepada Health Liputan6.com, Jumat (5/3/2021).

Hal senada disampaikan registered dietitian (dietisien) Yade Yasin. Ia mengatakan belum pernah menemukan bukti maupun laporan ilmiah yang menyebutkan bahwa mengonsumsi sayur bisa menghambat penurunan berat badan.

"Kenapa kok sampai menghambat penurunan berat badan? Saya malah enggak ngerti. Konsumsi sayuran malah membantu menurunkan berat badan," kata Yade dihubungi Kamis (4/3/2021).

Sayuran, kata Yade, mengandung serat yang mengikat lemak di dalam tubuh. Hal ini malah membantu dalam menurunkan berat badan.

Namun, bisa saja sayur membuat gemuk bila ditambahi hal lain saat menyantapnya. 

“Jadi gemuk kalau dihajar dressing (bumbu). Sok-sokan gaya bule tapi salad dibanjur saos,” tambah Tan. 

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Simak Video Berikut Ini

Keutamaan Sayur

Sayur memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia, lanjutnya. Berikut beberapa keutamaan sayur menurut Tan:

-Serat dalam sayur berfungsi mengatur metabolisme lemak dan penyerapan gula ke dalam darah.

-Serat tidak larut adalah prebiotic yang menghidupkan jasad renik dalam usus besar (probiotik) yang justru berharga mengatur berat badan dan kekebalan tubuh.

-Karena memiliki serat yang tinggi, sayur akan lebih lambat dicerna dan rasa lapar tidak mudah muncul.

“Sayur juga kaya akan polifenol, antioksidan, dan mineral. Kemopreventif sesungguhnya. Functional food. Mencegah penuaan dini, kanker dan penyakit degeneratif,” katanya.

-Terlebih, sayur juga mudah didapat, tumbuh di berbagai tempat dan negara, sesuai dengan kebutuhan populasi.

-Harganya pun murah dan tidak mengenal kasta seperti produk-produk diet, katanya.

Sajian Ultra Proses

Tan menyimpulkan, sayur adalah makanan yang baik karena memiliki serat yang dibutuhkan tubuh. Adapun makanan yang tidak baik untuk kesehatan adalah makanan ultra proses atau makanan dalam kemasan.

Menurutnya, makanan ultra proses adalah makanan yang “Mengundang kematian ketimbang kenikmatan.”

Makanan ultra proses adalah makanan yang mengandung penambah (food additives) seperti gula, garam, lemak, perisa, penguat rasa, dan sebagainya.

Kebanyakan makanan ultra proses adalah makanan yang praktis dan disukai lidah (palatable). Makanan jenis ini juga melalui pengolahan industri untuk menyerupai keaslian bahan alaminya.

Jenis-jenis makanan ultra proses adalah produk massal industri termasuk roti dan sereal dalam kemasan, coklat, pasta, biskuit, permen, es krim, margarin, selai, yoghurt berbagai rasa dan sebagainya.

Infografis Obesitas

Infografis Obesitas
Arya Permana, salah satu contoh kasus obesitas yang mengkhawatirkan (liputan6.com/Tri yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya