Liputan6.com, Jakarta Buku The Journey of #FitTyaAriestya yang berdasarkan kisah selebritas Tya Ariestya ramai di media sosial. Dalam buku itu, disebutkan bahwa program diet yang ia jalankan berhasil membuat berat badannya turun hingga 25 kg dalam waktu empat bulan saja.
Namun, kesuksesan Tya Ariestya dalam menurunkan berat badan menuai kontroversi. Ada beberapa poin yang disebutkan ibu dua anak tersebut bertentangan dengan anjuran kesehatan. Salah satunya, mengenai konsep sayuran bisa membuat gemuk.
Baca Juga
Akun Twitter @gizipedia_id yang digawangi tiga ahli gizi menyorot hal ini. Tertulis dalam halaman 40-41 buku tersebut bahwa sayuran menghambat penurunan berat badan.
Advertisement
"Usai membaca halaman 40-41, saya mulai paham mengapa banyak yang bertanya apakah sayur bikin saya gemuk? Halaman buku ini yang sangat amat diluruskan," cuit @gizipedia_id.
Para sarjana gizi yang menaungi akun @gizipedia_id ini pun terkejut dengan hal itu."Pada paragraf ke-6, 'Oh iya, tau gak sih, kalau sayur bisa menghambat penurunan bb, loh,' Speechles. Seumur hidup saya baru dengar statement itu."
Hal senada disampaikan registered dietitian (dietisien) Yade Yasin. Ia mengatakan belum pernah menemukan bukti maupun laporan ilmiah yang menyebutkan bahwa mengonsumsi sayur bisa menghambat penurunan berat badan.
"Kenapa kok sampai menghambat penurunan berat badan? Saya malah enggak ngerti. Konsumsi sayuran malah membantu menurunkan berat badan," kata Yade dihubungi Health-Liputan6.com Kamis (4/3/2021).
Sayuran, kata Yade, mengandung serat yang mengikat lemak di dalam tubuh. Hal ini malah membantu dalam menurunkan berat badan.
Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Simak Video Berikut Ini:
Manfaat Lain Mengonsumsi Sayur
Yade juga mengungkapkan bahwa sayur juga buah harus masuk dalam menu makan sehari-hari, termasuk bagi yang sedang menurunkan berat badan. Meski kebutuhannya tidak sebanyak karbohidrat, protein dan lemak tapi sayuran dan buah mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh.
"Meski butuhnya enggak banyak, kalau tidak mengonsumsi sayur yang cukup bisa menjadi masalah bagi tubuh," tegas wanita lulusan Program Studi Dietisien Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya ini.
"Pertama, jika konsumsi sayur kurang, proses pencernaan makanan jadi tidak efektif."
Lalu, ketidakhadiran vitamin dan mineral membuat imunitas tubuh menurun. "Hal ini membuat virus bakteri jadi gampang menyerang tubuh."
Ketiga, kurang makan sayur dan buah membuat susah buang air besar. Sayuran dan buah itu baik untuk usus termasuk memperlancar buang air besar. Jadi, kehadiran sayur mencegah konstipasi.
Pada orang dewasa disarankan mengonsumsi sayur dan buah sekitar 400-500 gram sehari. "Setiap kali makan ada sayur, sekitar 100 gram lalu mengonsumsi buah dua kali," katanya.
Yade juga mengingatkan bagi yang sedang menurunkan berat badan untuk berkonsultasi kepada pakar seperti dietisien. Sehingga bisa membantu mengatur asupan makanan tanpa menyengsarakan tubuh.Â
Advertisement