Studi Baru Ungkap Minyak Cengkih Mampu Mengatasi Gigi Sensitif

ada perawatan untuk mengatasi gigi sensitif. Penelitiannya tersebut diterbitkan dalam jurnal Science Advance.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 31 Mar 2021, 17:25 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi gigi sensitif
Ilustrasi gigi sensitif. Image by Engin Akyurt from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Seorang profesor di Friedrich-Alexander University, Jerman yang sedang melanjutkan penelitian postdoctoral di lab David Clapham, Harvard Medical School, Katharina Zimmermann mengatakan ada perawatan untuk mengatasi gigi sensitif. Penelitiannya tersebut diterbitkan dalam jurnal Science Advance.

Katharina memfokuskan studinya pada sinyal sakit dengan menargetkan molekul yang disebut TRPC5, yang letaknya di antara pulpa lunak bagian dalam dan lapisan luar yang keras dari gigi yang terdiri dari dentin, lalu email.

"Enamel tidak seperti dentin lapisan berikutnya. Dentin terhubung ke pulpa paling dalam, tempat tinggal sel-sel saraf. Jika dentin terekspos, setelah kerusakan gigi atau penyakit gusi misalnya, rangsangan yang menyakitkan seperti suhu atau cairan tertentu akan menyebabkan nyeri," jelas Katharina, dikutip dari BBC.

Dr Zimmermann mengatakan, pada gigi manusia dengan lubang dan karies gigi, ia menemukan sejumlah besar saluran TRPC5 yang diatur lebih tinggi, dan oleh karena itu ada rekayasa penghambat TRPC5 yang dapat diterapkan secara lokal ke gigi melalui strip atau permen karet mungkin akan menjadi sangat membantu dalam mengobati sakit gigi atau hipersensitivitas dentin.

Ia memberi contoh obat rumahan seperti minyak cengkih yang mengandung bahan kimia yang disebut eugenol yang menghalangi jalur TRPC5 ini. Namun ia tidak merekomendasikan cara ini untuk digunakan sendiri. Peneliti menyarankan agar Anda tetap memeriksakan diri ke dokter setiap mengalami sakit gigi atau gigi sensitif.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Berikut Ini:


Minyak cengkih hanya mengobati sementara atau seterusnya?

Sedangkan Prof Damien Walmsley dari British Dental Association (BDA) mengatakan memblokir rasa sakit mungkin memberikan bantuan sementara, tetapi penting untuk mengobati dan mencegah penyebabnya. Menyikat secara teratur dapat menghentikan penyakit gigi dan gusi.

"Penelitian ini menarik, tetapi kami tidak dapat mengabaikan penyebab yang mendasari sensitivitas gigi, atau persepsi orang tentang nyeri. Dokter gigi dapat menangani penyebabnya dengan mencabut kerusakan gigi, dan memberi nasihat tentang pasta gigi untuk gigi sensitif," kata Prof. Damien.

Kerusakan gigi terjadi ketika enamel dan dentin gigi menjadi lunak oleh serangan asam setelah makan atau minum apapun yang mengandung gula, kata BDA.

Seiring waktu, asam membuat rongga (lubang) pada gigi.

Risiko kerusakan gigi Anda meningkat dengan seberapa sering Anda mengonsumsi makanan atau minuman manis atau asam, jadi sebaiknya batasi pada waktu makan.

Ia mengatakan bahwa di masa depan, agen penghambat TRPC5 dapat dimasukkan ke dalam pasta gigi dan produk gigi untuk mencegah nyeri akibat sensitivitas.


Infografis 17 Kondisi Orang Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac.

Infografis 17 Kondisi Orang Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 17 Kondisi Orang Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya