Liputan6.com, Jakarta Mengulang-ulang suatu yang benar tidak hanya dapat menjadi kebenaran tapi juga suatu kebaikan, seperti halnya perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS).
Hal Ini disampaikan Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan dr. Imran Agus Nurali, Sp. KO, menurutnya, sesuatu yang baik perlu diulang-ulang agar menjadi kebiasaan.
Baca Juga
Dalam masa pandemi COVID-19, sesuatu yang baik dan perlu diulang-ulang adalah mencuci tangan. Pasalnya, cuci tangan adalah salah satu cara cegah penularan COVID-19.
Advertisement
“Perlilaku cuci tangan pakai sabun harus selalu diulang-ulang, informasi yang benar sejak usia dini harus diulang-ulang terus, jadi kita tidak boleh bosan sebagai tenaga pendidik atau tenaga kesehatan,” ujar Agus dalam seminar daring Katadata, Rabu (31/3/2021).
Ia menambahkan, masyarakat melakukan CTPS ini seharusnya tidak hanya dalam masa pandemi karena tercantum dalam 3M.
“Di luar pandemi pun saya rasa yang masih kita butuhkan adalah pakai masker dan cuci tangan pakai sabun.”
Walau demikian, dalam memberikan pendidikan kepada anak dan masyarakat, Agus mengimbau untuk hati-hati dengan kata “harus.”
“Hati-hati, kadang orang Indonesia kalau dibilang harus, dia malah enggak mau, malah dianggap melanggar HAM.”
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini
Mebangun Kata Haru dengan Pemicuan
Lebih lanjut Agus mengatakan bahwa membangun kata “harus” dapat dimulai atau diperhalus dengan pemicuan. Dalam arti, pendidik dan atau tenaga kesehatan dapat memicu masyarakat melakukan CTPS dengan cara memicu mereka agar menjadikan CTPS sebagai suatu kebiasaan.
“Pemicuan dari harus menjadi kebutuhan, jika CTPS sejak dini menjadi suatu kebutuhan, maka sampai dewasa pun CTPS itu akan dilakukan.”
Penerapan CTPS sebagai kebutuhan juga dapat dibantu oleh orangtua di rumah yang senantiasa mengingatkan anak-anaknya untuk cuci tangan di waktu-waktu tertentu seperti sebelum dan setelah menggunakan jamban.
“Kita sudah mengenal 5 waktu CTPS, setelah buang air besar, sebelum makan, setelah melakukan aktivitas, sebelum menyusui, dan sebelum menyiapkan makanan.”
Kebiasaan CTPS, lanjut Agus, juga harus didukung dengan sarana. Misal, sarana air, keran, dan sarana CTPS lainnya.
“Sarana CTPS tidak perlu mahal, boleh yang sederhana, tapi tetap dengan ketentuan yang ada yakni menggunakan air bersih. Perilaku ini perlu diulang-ulang di mana pun berada,” tutupnya.
Advertisement