Liputan6.com, Jakarta Tim Puskesmas Terpadu dan Juara (PUSPA) Puskesmas Pondok Gede, Kota Bekasi, membuat inovasi penanganan COVID-19 melalui penerbitan Modul Kelurahan Siaga Aktif.
Program PUSPA sendiri merupakan kolaborasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang didukung oleh Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) dalam memperkuat respons penanganan COVID-19 di puskesmas.
Baca Juga
Modul gagasan Tim PUSPA Puskesmas Pondok Gede ini bertujuan memberi informasi dan gambaran kepada Kader Siaga Aktif setempat mengenai penerapan Program Kelurahan Siaga Aktif. Kelurahan Siaga Aktif adalah konsep kesehatan masyarakat ketika penduduk kelurahan bisa mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar.
Advertisement
“Harapan kami, tidak lain, modul ini dapat memberikan manfaat,” tulis perwakilan tim dalam bagian pembukaan modul, mengutip keterangan pers CISDI, Jumat (16/4/2021).
Selain itu, dalam Kelurahan Siaga Aktif, penduduk didorong untuk mampu mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) serta secara mandiri menerapkan surveilans berbasis masyarakat (SBM).
“Dua poin ini krusial, lantaran penanganan wabah tidak bisa lagi bertumpu pada upaya kuratif pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, dan masyarakat perlu terlibat aktif.”
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini
Isi Modul
Modul ini terbagi dalam dua bagian yang masing-masing saling melengkapi. Bagian pertama menerangkan pengertian Kelurahan Siaga Aktif beserta kriteria yang diperlukan untuk melaksanakannya. Bagian kedua, menjelaskan rinci bidang-bidang Kelurahan Siaga Aktif serta tugas dan fungsinya.
Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa tingkatan dan tahapan Kelurahan Siaga Aktif, yakni tahap pratama, madya, purnama, dan mandiri. Tahapan-tahapan tersebut terbagi berdasarkan berbagai indikator, mulai dari kehadiran forum kelurahan, ketersediaan kader kesehatan, akses ke pelayanan kesehatan dasar, dan beberapa indikator lainnya.
Kendati Pembina Kecamatan dan Pembina Puskesmas mengomandoi pelaksanaan program ini, struktur organisasi Kelurahan Siaga Aktif terbagi atas beragam bidang, mulai dari bidang kesehatan lingkungan, promosi kesehatan, surveilans, KIA, gizi, hingga kegawatdaruratan.
Bidang kesehatan lingkungan berfungsi mendata dan memetakan kondisi kesehatan lingkungan terkait sarana air bersih (SAB), jamban keluarga, hingga kehadiran rumah sehat.
Bidang promosi kesehatan bertugas membentuk jejaring promosi kesehatan yang terdiri atas tokoh masyarakat setempat serta melakukan penyuluhan langsung dan tidak langsung kepada masyarakat.
Bidang surveilans bertanggung jawab terhadap respons cepat pelaporan kasus, termasuk di antaranya mencegah dan menanggulangi penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
Bidang gizi bertugas melaksanakan pendataan dan pemetaan kadar gizi serta membuat rencana tindak lanjut pendataan.
Bidang kegawatdaruratan bertugas memetakan wilayah rawan bencana, melakukan pelatihan kegawatdaruratan setiap hari, serta melatih dan mensosialisasikan kegawatdaruratan bencana.
Terakhir, bidang kesehatan ibu dan anak bertugas mendata dan memetakan ibu hamil, melaksanakan edukasi publik, serta memastikan semua ibu hamil memiliki buku KIA dan kelengkapan administratif lainnya.
“Peran Kelurahan Siaga Aktif sangat penting karena mereka tidak hanya menangani permasalahan COVID-19 saja, tapi permasalahan kesehatan lain. Ada divisi-divisi yang memang menjadi perpanjangan tangan puskesmas,” tutur Deni Frayoga, Program Officer PUSPA.
Advertisement