WHO Umumkan Wabah Ebola ke-12 di Kongo Berakhir

WHO pun mengapresiasi para tenaga kesehatan dan otoritas Kongo atas respon cepat mereka terhadap wabah Ebola

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 04 Mei 2021, 08:30 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2021, 08:30 WIB
Salah satu wabah Ebola terburuk di dunia meneror Republik Demokratik Kongo selama 2018 (AP/Al-hadji Kudro Maliro)
Salah satu wabah Ebola terburuk di dunia meneror Republik Demokratik Kongo selama 2018 (AP/Al-hadji Kudro Maliro)

Liputan6.com, Jakarta - World Health Organization (WHO) mengumumkan berakhirnya wabah Ebola ke-12 yang terjadi di timur Republik Demokratik Kongo. Mereka juga mengingatkan agar kewaspadaan perlu dilanjutkan demi mencegah kembalinya penyakit.

"Deklarasi hari ini tentang diakhirinya wabah Ebola terbaru di Republik Demokratik Kongo adalah bukti profesionalisme, pengorbanan, dan kolaborasi dari ratusan pahlawan kesehatan sejati," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin (3/5/2021).

Dikutip laman resmi WHO, wabah Ebola terbaru ini dimulai di Kivu Utara pada Februari lalu, sembilan bulan usai wabah serupa di daerah yang sama dinyatakan usai.

Dalam kejadian itu, 11 kasus dinyatakan terkonfirmasi dan 1 kasus tercatat berstatus probable. Sejumlah 6 orang dinyatakan meninggal dan 6 orang dinyatakan sembuh sejak tercatatnya kasus di empat zona kesehatan sejak 7 Februari.

Genome sequencing menemukan bahwa kasus Ebola pertama yang terdeteksi masih terkait dengan wabah sebelumnya. Namun sumber infeksi hingga saat ini belum dapat dipastikan.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Penghargaan bagi Tenaga Kesehatan

Penanganan wabah Ebola di Republik Demokratik Kongo (AFP/Jiji)
Penanganan wabah Ebola di Republik Demokratik Kongo (AFP/Jiji)

Dalam merespon kasus tersebut, Departemen Kesehatan Provinsi pun segera bekerja sama dengan WHO dan mitra-mitranya. Sekitar 60 ahli ditugaskan di lapangan.

Segera setelah wabah diumumkan, mereka membantu petugas lokal untuk melacak kontak, merawat pasien, melibatkan komunitas. dan melakukan vaksinasi hampir 2 ribu orang berisiko tinggi, termasuk lebih dari 500 pekerja garis depan.

Direktur Regional WHO untuk Afrika Matshidiso Moeti mengatakan bahwa penghargaan besar harus diberikan kepada petugas kesehatan setempat, serta otoritas nasional atas respon cepat, keuletan, pengalaman, dan kerja keras dalam mengendalikan wabah tersebut.

"Meskipun wabah telah berakhir, kita harus tetap waspada untuk kemungkinan kembalinya dan pada saat yang sama menggunakan keahlian yang berkembang dalam tanggap darurat untuk mengatasi ancaman kesehatan lain yang dihadapi negara ini," kata Moeti.

Mengutip UN News, WHO pun menegaskan bahwa penting untuk melanjutkan pengawasan penyakit secara berkelanjutan, memantau kewaspadaan, dan bekerja dengan komunitas untuk mendeteksi dan merespon dengan cepat setiap kasus baru.

Mereka juga mengatakan akan terus bekerja sama dengan Kongo dalam menghadapi penyakit lain seperti campak dan kolera, serta pandemi COVID-19.

Infografis 3 Keajaiban Cuci Tangan Saat Pandemi Covid-19

Infografis 3 Keajaiban Cuci Tangan Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Keajaiban Cuci Tangan Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya