Liputan6.com, Jakarta Negara tetangga Malaysia kembali memutuskan kebijakan lockdown total aspek sosial dan ekonomi demi mencegah penularan COVID-19 meluas. Kebijakan ini diterapkan karena jumlah kasus harian melonjak, bahkan pernah mencapai 8 ribuan kasus dalam satu hari.
Kehadiran varian-varian baru COVID-19 yang lebih ganas juga mempengaruhi keputusan Malaysia untuk lockdown total.
Advertisement
Lockdown total di Malaysia dimulai pada Selasa, 1 Juni 2021 hingga 14 Juni. Pengumuman lockdown disampaikan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin pada Jumat, 28 Mei 2021.
Meski begitu Majelis Keselamatan Negara (National Security Council) mengizinkan 17 sektor yang boleh buka. Salah satunya adalah bisnis restoran.
Selain itu, ada aturan bagi sektor manufaktur yang boleh beroperasi tetapi harus mengikuti syarat kapasitas 60 persen pegawai dengan aturan Work From Home (WFH).
Di hari pertama lockdown total, pihak polisi juga berada di jalanan untuk memeriksan
Belasan polisi menghentikan semua kendaraan baik bus, taksi, mobil pribadi hingga pengendara sepeda motor layanan e-hailing atau pengantar makanan dalam jaringan (online). Polisi mengecek apakah penumpang kendaraan menjalankan aturan.
Dalam aturan lockdownd di Malaysia, kendaraan pribadi hanya diperkenankan dinaiki dua orang. Sementara itu, taksi hanya bisa mengangkut dua orang sedangkan untuk tujuan pengobatan hanya diperbolehkan tiga orang termasuk pasien.
Setelah masa total lockdown berakhir, Malaysia tidak akan langsung bebas, melainkan lanjut Perintah Kawalan Pergerakan. Pembatasan sosial pun terus berlanjut, meski sektor ekonomi akan mulai dibolehkan beroperasi.
Kementerian Kesehatan Malaysia akan membuat keputusan berdasarkan perkembangan kasus-kasus harian dan kapasitas rumah sakit di seluruh wilayah untuk pasien COVID-19.