HEADLINE: Target Vaksinasi COVID-19 2 Juta Dosis per Hari di Indonesia, Strateginya?

Pemerintah menargetkan vaksinasi 2 juta dosis per hari pada Agustus mendatang. Sejumlah strategi pun digencarkan untuk menekan laju penyebaran COVID-19 di Indonesia.

oleh Pramita TristiawatiFitri SyarifahDeny19Devira PrastiwiFitri Haryanti Harsono diperbarui 30 Jun 2021, 13:27 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2021, 00:01 WIB
Vaksinasi Massal Covid-19 Bagi Masyarakat Umum
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga Kelurahan Gedong di Jakarta, Rabu (23/6/2021). Vaksin bisa mengurangi tingkat keparahan infeksi dan kematian akibat virus, termasuk yang disebabkan varian Delta. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah tengah gencar melakukan percepatan vaksinasi untuk menekan laju penularan COVID-19. Tak tanggung-tanggung, jika sebelumnya Presiden Jokowi menargetkan vaksinasi COVID-19 1 juta dosis per hari kini dia berharap pada Agustus nanti, bisa mencapai 2 juta dosis per hari.

"Saya mengingatkan bahwa seluruh pihak tetap harus bekerja keras agar target satu juta per hari vaksinasi terjaga sampai akhir Juli dan dapat kita tingkatkan dua kali lipat pada Agustus 2021, yaitu mencapai 2 juta dosis per hari," ujarnya melalui video Pernyataan Presiden RI terkait Vaksinasi untuk Anak yang ditayangkan di YouTube, Senin (28/6).

Capaian vaksinasi sebelumnya yang melebihi target atau 1,3 juta per hari, menurut Jokowi, tidak lepas dari kerjasama semua pihak dari kementerian hingga masyarakat.

"Hal ini tercapai berkat kerja keras berkat gotong royong semua pihak, terutama Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, pemerintah daerah, BUMN dan pihak swasta yang turut membantu serta masyarakat yang bersedia divaksin," kata dia.

Lantas, apa saja upaya lintas sektor untuk mengebut target vaksinasi tersebut?

Infografis Vaksinasi Nasional Berpacu dengan Serbuan Covid-19
Infografis Vaksinasi Nasional Berpacu dengan Serbuan Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)

Simak Video Berikut Ini:

Target Vaksinasi

Sebelumnya Pemerintah menargetkan vaksinasi pada 269,5 juta jiwa masyarakat Indonesia. Namun untuk bisa mencapai herd immunity maka perlu 70 persen atau sekitar 188,5 juta penduduk. Kemudian dikurangi yang komorbid, mantan COVID-19, ibu hamil, ibu menyusui, 181,5 juta itulah yang jadi sasaran vaksinasi.

Dari data Satgas COVID-19 per 29 Juni 2021, vaksinasi pertama telah mencapai 28.304.774 orang. Sedangkan vaksinasi ke-2 baru mencapai 13.329.738 orang. 

Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Kusnandi Rusmil beberapa waktu lalu mengatakan, vaksin Covid-19 sudah efektif dalam memberikan tingkat perlindungan yang diperlukan. Kalaupun terinfeksi, jika sudah mendapat vaksinasi, akan mengurangi gejala kesakitan dan risiko kematian bagi pasien COVID-19.

“COVID-19 ini sangat-sangat hebat dampaknya. Apabila kita terinfeksi virus ini, fatal akibatnya sehingga kita harus benar-benar menghindarinya. Selain kita harus disiplin menegakkan protokol 5M, maka untuk melengkapinya kita harus divaksinasi," jelas dia.

Sementara itu Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana sekaligus Anggota Tim Pakar Medis Satgas COVID-19 Prof. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, dalam Dialog Publik KPCPEN yang disiarkan FMB9ID_IKP pun menyampaikan pentingnya vaksinasi ini. 

"Vaksin COVID-19 sudah diteliti dan masih efektif melawan varian virus COVID-19 terutama Alfa dan Delta. Saya mendukung percepatan vaksinasi yang dilakukan pemerintah. Karena dengan 40-50 persen cakupan vaksinasi COVID-19 di negara-negara Eropa, mereka sudah berani mengadakan piala Eropa 2021,” lanjut Prof. Mahardika.

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI) Masdalina Pane pun mendukung upaya pemerintah dalam memaksimalkan vaksinasi COVID-19. Ia yakin, kekebalan kelompok (herd immunity) bisa menghentikan pandemi COVID-19.

"Program vaksinasi harus terus didorong agar mencapai herd immunity atau kekebalan komunitas," ujar Masdalina dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Minggu (27/6/2021) malam.

Akan tetapi, vaksinasi COVID-19 tidak langsung meningkatkan antibodi. Butuh waktu 1,5 bulan setelah dosis pertama dan kedua disuntikkan, antibodi terbentuk dengan baik.

Masdalina tetap mengingatkan, walau sudah divaksinasi lengkap, jika tidak menerapkan protokol kesehatan masih bisa terinfeksi COVID-19.

"Jadi, protokol kesehatan juga penting untuk melindungi diri," tegasnya.

Upaya Kemenkes

Dalam mempercepat vaksinasi COVID-19, Kementerian Kesehatan memanfaatkan pos pelayanan vaksinasi dan mengoptimalkan Unit Pelaksana Teknis Teknis Vertikal Kemenkes. Selain itu, melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit lalu mengeluarkan surat edaran nomor HK.02.02/I/1669/2021 yang ditujukan kepada seluruh rumah sakit vertikal kemenkes, kepala kantor kesehatan Pelabuhan, dan direktur politeknik kesehatan untuk membuka layanan vaksinasi masyarakat tanpa memandang domisili KTP.

Seperti dikutip dari laman Sehat Negeriku, dalam SE itu dinyatakan percepatan vaksinasi COVID-19 dapat dilakuan melalui kegiatan pos pelayanan vaksinasi dan bekerjasama dengan TNI, Polri, organisasi masyarakat, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Vertikal Kementerian Kesehatan seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), RS Vertikal, Poltekkes serta peran aktif dunia usaha.

“Pos pelayanan vaksinasi Kemenkes di antaranya ada di Hang Jebat dan semua UPT Vertikal Kementerian Kesehatan, seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), RS Vertikal, dan Poltekkes. Pos pelayanan tersebut dapat memberikan pelayanan kepada semua target sasaran tanpa memandang domisili atau tempat tinggal pada KTP,” tulis SE yang diterbitkan tanggal 24 Juni 2021 itu.

Per tanggal 26 Juni, vaksinasi dosisi pertama telah dilakukan pada lebih dari 27 juta orang dan vaksinasi dosis kedua pada lebih dari 13 juta orang.

Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) juga terus mengupayakan ketersediaan vaksin baik lewat skema multilateral maupun bilateral demi mencukupi stok yang ada saat ini dan menjaga laju vaksinasi tetap tinggi di angka satu juta dosis per hari.

Dari data terakhir, ketersediaan dan logistik vaksin di Indonesia hingga saat ini sudah mencukupi untuk percepatan vaksinasi. Rinciannya adalah, 3 juta dosis vaksin Sinovac dalam bentuk jadi, 91,5 juta dosis vaksin Sinovac dalam bentuk bulk, 8,2 juta dosis vaksin AstraZeneca bentuk jadi, dan 2 juta dosis vaksin Sinopharm bentuk jadi.

Rencananya vaksin akan didistribusikan dalam tiap termin ke unit pelaksana teknis Kemenkes untuk segera dimanfaatkan dalam pemberian vaksinasi dosis 1 dan 2. Dengan begitu, bagi yang memerlukan vaksinasi bisa langsung mendatangi lokasi vaksinasi yang telah ditunjuk pemerintah.

“Vaksin adalah upaya preventif untuk membentuk imun tubuh, sehingga vaksinasi harus dilakukan sekarang juga karena semua vaksin sudah tersertifikasi oleh WHO baik Sinovac, Sinopharm, maupun AstraZeneca yang juga digunakan di Indonesia,” ujar dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes melalui keterangan pers.

dr. Nadia juga berpesan kepada masyarakat agar setelah divaksinasi nanti tidak abai dalam menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. “Karena saat ini masih dalam kondisi pandemi yang artinya laju penularan masih tinggi. Juga dengan adanya varian baru, membuat kita perlu menjaga protokol kesehatan,” ujarnya.

Vaksinasi Gotong Royong

Pemerintah melalui BUMN farmasi juga mendorong pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong bagi karyawan perusahaan dan keluarganya.

Hingga saat ini, pemerintah telah mendapatkan komitmen vaksin Sinopharm sebanyak 7,5 juta dosis untuk program Vaksinasi Gotong Royong. Hingga 11 Juni, Indonesia telah mendapatkan 1,5 juta dosis vaksin Sinopharm.

"Untuk vaksin Sinopharm ini untuk batch 1 sudah direalisasikan 500 ribu dosis untuk perusahaan di sektor manufaktur, perbankan, migas," ujar Direktur Utama Kimia Farma Apotek Nurtjahjo Walujo Wibowo dalam konferensi pers virtual, Senin (21/6/2021).

Batch 3, Indonesia akan kembali kedatangan 1 juta dosis vaksin Sinopharm, dilanjutkan dengan 2,5 juta dosis di batch 4 dan 2,5 juta dosis di batch 5. Sehingga, total pengadaan vaksin Sinopharm mencapai 7,5 juta dosis.

Nurtjahjo mengatakan, di perusahaan migas seperti bp Indonesia, Kimia Farma melalui cucu usahanya, Kimia Farma Diagnostika melakukan distribusi vaksin hingga ke daerah timur Indonesia, tepatnya di Kilang Tangguh LNG yang dioperasikan di Teluk Bintuni, Papua Barat.

Ditargetkan, vaksinasi ini menyasar 14.800 orang pekerja di sana, dengan kapasitas penyuntikan sebesar 100 hingga 150 dosis per hari.

Pelibatan TNI dan Polri

TNI Polri pun turut menyukseskan program percepatan vaksinasi nasional. Beberapa contoh yang dilakukan Polres Metro Jakarta Selatan misalnya, membuka gerai vaksin presisi dengan menyediakan layanan vaksin COVID-19 gratis, tanpa turun kendaraan (drive thru). Langkah itu dilakukan untuk menyasar para pengendara kendaraan bermotor dalam rangka mempercepat vaksinasi kepada warga.

"Khusus saat ini kita mencoba membuka gerai vaksinasi presisi dengan cara drive thru, di mana kita sudah mengklasifikasi cara-cara percepatan vaksinasi. Nah drive thru ini menjadi salah satu untuk mempercepat vaksinasi," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Polisi Azis Andriansyah di Jakarta, Senin (28/6) lalu.

Polres Bandara Soekarno Hatta juga membuka dua gerai vaksin COVID-19 di sekitar bandar udara tersibuk di Indonesia itu. Gerai vaksinasi ini untuk mempermudah pekerja di bandara ataupun masyarakat umum melakukan vaksinasi.

Dua lokasi vaksinasi COVID-19 tersebut yakni di Mapolres Bandara Soetta di Jalan C4 area perkantoran Bandara Soetta dan Polsubsektor Soewarna.

Polda Metro Jaya juga menyediakan delapan sentra vaksinasi untuk mempercepat vaksinasi. Warga yang belum menerima vaksin COVID-19 bisa mendaftar di sentra yang disediakan.

"Polda Metro juga akan melakukan kegiatan bersama di delapan titik menyambut HUT Bhayangkara dan percepatan vaksinasi di delapan titik," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran saat memantau vaksinasi di PRJ, Kemayoran saat itu.

Adapun kedelapan lokasi vaksin, yakni di Pusdokes Polda, SCBD Sudirman, Pantai Indah Kapuk, RW 02 Perumahan Kalideres, Pondok Pesantren al-Hamid, Ceger Plaza, dan Hotel Borobudur.

Pelaksanaan vaksin yang diselenggarakan dalam rangka HUT Bhayangkara ini, nantinya akan dilakukan mulai pukul 08.00 WIB hingga 13.00 WIB, pada Senin 28 Juni 2021 sampai Jumat 2 Juli 2021. Dan warga yang ingin divaksin cukup membawa KTP, termasuk warga dari luar Jakarta dipersilakan berpartisipasi.

"Bagi warga yang ingin melaksanakan dan belum vaksinasi silakan datang, akan dilayani tim dari Biddokkes Polda, Kodam Jaya, dan Dinas Kesehatan DKI yang di organisir oleh Polda Metro Jaya," ucapnya.

Sementara itu, Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada Selasa kembali mengerahkan 400 tenaga kesehatan demi membantu percepatan vaksinasi COVID-19 di Jakarta.

Menurut Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahyanto, 400 tenaga kesehatan itu merupakan tenaga tambahan yang dikerahkan oleh TNI mengingat sebelumnya ada 176 siswa perwira khusus tenaga kesehatan TNI yang didatangkan dari Magelang, Jawa Tengah ke Jakarta.

"TNI sudah mengirim 176 tenaga kesehatan, di antaranya dokter, dan kami menambah 400. Jadi kurang lebih 600 tenaga kesehatan kami sebar di wilayah Jabodetabek." kata Panglima TNI usai meninjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, seperti dikutip Antara.

Selain itu, strategi mempercepat vaksinasi lainnya, ada sekitar 8.300 titik vaksinasi di seluruh Indonesia yang akan dibantu TNI. Panglima juga menegaskan TNI siap memenuhi target yang diberikan pemerintah untuk memvaksin 200 ribu orang tiap harinya.

"Target yang diberikan Pak Menkes (Menteri Kesehatan) adalah satu hari TNI harus mampu melaksanakan vaksinasi sebanyak 200 ribu di seluruh wilayah. Polri juga demikian 200.000-400.000 dikerjakan oleh TNI Polri setiap hari. 600 ribu nanti akan dikerjakan gabungan antara pemerintah daerah dan tenaga kesehatan," katanya.

Vaksinasi Ibu Hamil dan Anak

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy menyatakan, Pemerintah akan mempercepat vaksinasi COVID-19 terhadap ibu hamil, balita, dan anak-anak. Percepatan vaksinasi COVID-19 sangat diperlukan.

"Yang terkait dengan percepatan vaksinasi COVID-19 didorong untuk daerah yang tergolong risiko tinggi, yaitu Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, Banten, Yogyakarta, dan Kalimantan Barat," ungkap Muhadjir saat Rapat Koordinasi Terbatas Percepatan Vaksinasi dan Penanganan Ibu Hamil, Balita, dan Anak-anak baru-baru ini.

"Ini tentu perlu dilakukan prioritas oleh Kementerian Kesehatan, TNI/Polri untuk mendorong sentra-sentra vaksinasi COVID-19."

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto memastikan pasokan vaksin COVID-19 saat ini sudah mencukupi.

Artinya, program percepatan vaksinasi COVID-19 sudah dapat dilakukan, terutama untuk ibu hamil, menyusui, balita, dan anak-anak.

Berdasarkan informasi dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), ada sekitar 400 ribu bidan yang akan diberdayakan untuk optimalisasi vaksinasi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak.

"Tentu dengan tambahan bidan ini diharapkan bisa 1 juta (vaksinasi) per hari. Dengan skema memanfaatkan seluruh bidan, maka tentu angka 1,5-2 juta ini bisa tercapai," papar Hasto dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

Hasto Wardoyo menambahkan, dari 400 ribu bidan yang bisa dikerahkan untuk membantu percepatan vaksinasi ibu hamil dan anak, sekitar 250 ribu memiliki homebase sebagai tempat kerjanya dan 38 ribu mempunyai izin praktik mandiri, sedangkan sisanya merupakan lulusan baru akademi kebidanan.

"Masing-masing provinsi sudah memiliki pendidikan bidang sehingga minat tersebar secara merata. Mengenai ketersediaan rumah sakit, kami juga sudah identifikasi dan menghitung, untuk ibu dan anak jumlahnya cukup besar ada 335 yang aktif dan kami akan memanfaatkan rumah sakit sebagai center untuk penanganan COVID-19," tambah Hasto.

Kendati demikian, Jokowi menekankan untuk meredam laju penyebaran COVID-19, harus dilakukan semua pihak dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi dan menjaga diri tetap di rumah.

"Dalam menekan COVID-19 ini hanya dapat dilakukan dengan upaya bersama. Saya mohon kita semua untuk tidak ragu divaksinasi dan tetap berdisiplin jalankan protokoler kesehatan. Sekali lagi saya ingatkan tinggal lah di rumah selama tidak ada kebutuhan mendesak," pungkas Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya