Bantu Tangani COVID-19, Pemerintah Ajak Dokter Diaspora Mengabdi di Tanah Air

Bantu tangani COVID-19, Pemerintah mengajak dokter diaspora mengabdi di Tanah Air.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 15 Jul 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2021, 10:00 WIB
FOTO: Pesan Nakes dalam Peringatan 1 Tahun RSDC Wisma Atlet
Sejumlah tenaga kesehatan menuliskan ucapan setahun RSDC Wisma Atlet saat acara bermain angklung di RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (23/3/2021). Acara tersebut dilakukan dalam rangka satu tahun beroperasinya RSDC Wisma Atlet Kemayoran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Demi membantu penanganan COVID-19, Pemerintah mengajak dokter diaspora mengabdi di Tanah Air. Dalam hal ini, ada kesempatan bagi para dokter diaspora untuk memberikan sumbangsih kepada sesama di Tanah Air.

Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Dedy Permadi mengatakan, Koordinator PPKM Darurat/Menteri Koordinator Bidang Maritim Dan Investasi RI Luhut Binsar Panjaitan telah berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek untuk pelibatan mahasiswa tingkat akhir.

“Selain dokter di dalam negeri, dibuka juga kesempatan untuk dokter diaspora yang ingin mengabdi," ujar Dedy saat menyampaikan perkembangan terkini terkait implementasi PPKM Darurat pada Minggu, 11 Juli 2021.

"Untuk itu, bagi warga diaspora di seluruh dunia, Indonesia memanggil bakti dan sumbangsih Anda kepada sesama saudara sebangsa, kami nantikan."

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Strategi Pemerintah Tekan Kasus COVID-19

FOTO: Rusun Nagrak Cilincing Bersiap untuk Isolasi Pasien COVID-19
Petugas kebersihan mengepel lantai di Rusun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (15/6/2021). Rencananya, Tower 1-5 Rusun Nagrak akan menjadi tempat isolasi pasien COVID-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Dalam upaya penanganan COVID-19, Luhut B. Panjaitan juga memerintahkan penyekatan untuk menekan mobilitas masyarakat harus kuat dan tegas. Karena apabila mobilitas dapat ditekan maka diperkirakan pada Agustus kasus COVID-19 bisa menurun sampai di bawah 10.000 kasus per hari.

Pemerintah juga telah memutuskan agar kartu vaksin menjadi salah satu syarat wajib melakukan mobilitas untuk memastikan perjalanan masyarakat sehat dan aman serta cakupan vaksinasi menjadi lebih tinggi.

Ada langkah-langkah antisipasi penambahan kasus harian yang tinggi. Pemerintah menargetkan konversi tempat tidur rumah sakit untuk pasien COVID-19 sebesar 40 persen.

"Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang membantu peningkatan dan perbaikan fasilitas di rumah sakit demi percepatan program konversi," lanjut Dedy Permadi dalam pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com.

"Strategi Pemerintah lainnya adalah dengan mengubah sarana, seperti rusun, wisma, asrama haji, dan asrama TNI-Polri untuk menjadi rumah sakit lapangan atau rumah sakit darurat."


Infografis Rekor Tertinggi Kasus Covid-19

Infografis Rekor Tertinggi Kasus Covid-19
Infografis Rekor Tertinggi Kasus Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya