Pakar Sebut Memperpanjang PPKM Level 4 adalah Keputusan yang Tepat

PPKM Level 4 diperpanjang lagi hingga Senin, 9 Agustus 2021, dan itu disebut keputusan tepat

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 06 Agu 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2021, 11:00 WIB
FOTO: Suasana Jalan Utama Jakarta Saat Perpanjangan PPKM Level 4
Kendaraan melintas di kawasan Jakarta, Selasa (27/7/2021). Pemprov DKI Jakarta memperpanjang PPKM Darurat menjadi PPKM Level 4 hingga 2 Agustus 2021. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama berpendapat bahwa perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM level 4 adalah keputusan yang tepat.

Menurutnya, walau cukup banyak rumah sakit yang turun angka keterisian tempat tidurnya, tapi situasi epidemiologi belum memungkinkan PPKM dicabut.

“Cukup banyak juga yang kemudian mendiskusikan sampai kapan PPKM akan diberlakukan serta kapan mulai dilonggarkan. Hal itu tentunya akan bergantung dari data analisis risiko, yang me-matrix-kan tingginya penularan di masyarakat dengan kemampuan respons pelayanan kesehatan,” kata Tjandra dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com pada Jumat, 6 Agustus 2021.

Dia, melanjutkan, jika hanya melihat satu sisi, ada juga pihak yang menghubungkan dengan satu aspek saja, yaitu data epidemiologis jumlah kasus COVID-19 baru yang dilaporkan.

Simak Video Berikut Ini:

Berkaca pada India

Prof Tjandra Yoga Aditama
Prof Tjandra Yoga Aditama. foto: dok pribadi

Sebagai ilustrasi, Tjandra menyinggung terkait perjalanan situasi COVID-19 di India.

Pada 15 Februari jumlah kasus baru harian negara itu adalah sekitar 9 ribu. Angka ini terus meningkat dan pada 17 April kasus hariannya mencapai 261.394 orang di seluruh India, artinya naik lebih dari 25 kali lipat.

Pada 17 April itu New Delhi memberlakukan lockdown. Sesudah itu kasus masih terus meningkat sampai 414.188 kasus sehari pada 6 Mei 2021, kemudian berangsur turun.

New Delhi baru mulai melonggarkan lockdown-nya secara bertahap pada 31 Mei 2021, di saat kasus harian di India sudah 127.510. Artinya sekitar separuh dari kasus harian di awal mereka memulai lockdown.

“Memang mungkin tidak terlalu tepat membandingkan kebijakan lockdown di New Delhi dengan angka harian di seluruh negara, tetapi setidaknya ini dapat memberi gambaran kecenderungannya.”

Dibandingkan dengan Indonesia

Tjandra kemudian membandingkan dengan data di Indonesia.

Pada 15 Mei 2021 kasus baru harian di Indonesia adalah 2.385 orang. Angkanya terus meningkat dan pada 3 Juli 2021 PPKM Darurat dimulai. Pada tanggal itu angka kasus barunya adalah 27.913 (naik sekitar 10 kali lipat) dengan angka rata-rata 7 harinya sebesar 23.270 orang.

Sejauh ini kasus tertinggi terjadi pada sekitar 15 Juli dengan kasus 56.757 orang dengan angka rata-rata 7 harinya 44.145 orang, lalu ada kecenderungan menurun.

Pada 2 Agustus ketika harus diputuskan kelanjutan PPKM level 4 maka kasus baru adalah 22.404 orang. Ini seakan-akan lebih rendah dari awal PPKM darurat 3 Juli 2021. Namun, ternyata angka rata-rata 7 harinya masih jauh lebih tinggi, yaitu 38.295 orang.

“Artinya, keadaan 2 Agustus tidaklah lebih baik dari keadaan 3 Juli ketika awal PPKM darurat, karena itu amat tepat kalau PPKM level 4 tetap diteruskan dulu.”

New Delhi baru melonggarkan lockdown-nya ketika kasus sudah separuh dari awal mula lockdown, maka jika ingin digunakan batasan yang sama kasus baru harian perlu turun sampai 13 ribuan.

“Walau tentu kita dapat saja menggunakan dasar perhitungan lain untuk mengambil keputusan. Kita harapkan kebijakan melanjutkan PPKM ini akan memberi manfaat penting dalam pengendalian pandemi COVID-19 di negara kita,” tutupnya.

Infografis Aturan di Tempat Makan, dari PSBB, sampai PPKM Level 3 - 4

Infografis Aturan di Tempat Makan, dari PSBB, sampai PPKM Level 3 - 4
Infografis Aturan di Tempat Makan, dari PSBB, sampai PPKM Level 3 - 4. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya