Jika Lacak Kontak Lambat, Gelombang Ketiga COVID-19 RI Bisa Terjadi

Lacak kontak lambat bisa membuat gelombang ketiga COVID-19 terjadi.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 25 Sep 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2021, 10:00 WIB
Tes Swab Massal untuk Melacak Covid-19 di Depok
Seorang balita mengikuti tes swab PCR massal di Kantor Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Selasa (5/1/2021). Puskesmas Pancoran Mas melakukan tes Swab PCR kepada warga yang pernah memiliki riwayat kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Jika lacak kontak lambat, maka bukan tak mungkin gelombang ketiga COVID-19 di Indonesia terjadi. Hal itu diwanti-wanti oleh Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko.

Apalagi kondisi sekarang terpantau mobilitas penduduk di tengah pelonggaran aktivitas dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kewaspadaan dan kedisiplinan masyarakat patuh protokol kesehatan tidak boleh mengendur.

"Puncak kasus juga bisa terjadi jika penelusuran kontak lambat dan pengawasan pasien COVID-19 isolasi mandiri lemah. Jadi, ya memang bakal mengalami puncak lagi, kalau 3T (testing, tracing, treatment) lemah," jelas Tri Yunis melalui pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com pada Jumat, 24 September 2021.

Ancaman gelombang ketiga COVID-19, menurut Tri Yunis juga semakin besar jika capaian vaksinasi tidak sampai 50 persen pada Desember 2021.

"Prediksi Desember 2021 sampai Januari 2022 itu kemungkinan puncak ketiganya," ungkapnya.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Skenario Lonjakan Kasus COVID-19 Paling Lambat Maret 2022

Uji Coba Pembukaan Kawasan Rekreasi
Pengunjung bermain jet ski di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Sabtu (11/10/2021). Uji coba pembukaan itu berdasarkan Kepgub Nomor 1072 Tahun 2021 tentang PPKM Level 3 yang ditandatangani Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 6 September 2021. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kalaupun capaian vaksinasi COVID-19 bisa mencapai 50 persen, lanjut Tri Yunis Miko, lonjakan kasus masih bisa tetap terjadi. Terlebih lagi bila mobilitas masyarakat tidak dibatasi selama periode libur panjang akhir tahun 2021.

"Skenario lonjakan kasus diperkirakan akan terjadi selambat-lambatnya pada Maret 2022 (dampak dari libur akhir tahun 2021)," lanjutnya.

Menteri Komunikasi dan Informatika RI Johnny G. Plate turut mengingatkan, posisi Indonesia saat ini masih rentan. Banyak daerah yang berstatus zona oranye dan tingkat vaksinasi belum cukup tinggi.

Di sisi lain, Indonesia akan memasuki masa libur Natal dan Tahun Baru 2022 yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Masyarakat harus selalu waspada karena beberapa negara tetangga saat ini menghadapi varian baru COVID-19 dan gelombang kasus baru.

"Pemerintah minta masyarakat tetap disiplin protokol kesehatan dan segera ikut vaksinasi, guna meminimalisasi ancaman gelombang selanjutnya," pesan Plate.


Infografis Kasus Covid-19 Melandai, Indonesia Tetap Waspada Gelombang III

Infografis Kasus Covid-19 Melandai, Indonesia Tetap Waspada Gelombang III. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kasus Covid-19 Melandai, Indonesia Tetap Waspada Gelombang III. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya