Liputan6.com, Jakarta Adanya mobilitas penduduk yang naik, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat tetap hati-hati dan menghindari kerumunan. Hal ini juga seiring pelonggaran aktivitas, yang didukung kasus COVID-19 melandai.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 22 September 2021, terpantau mobilitas di 4 provinsi naik seperti sebelum pandemi COVID-19. Provinsi yang dimaksud, yakni Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Advertisement
Baca Juga
Pantauan tersebut membandingkan masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada Juli 2021 atau masa PPKM Level 4 pada awal Agustus dengan kondisi saat ini.
"Pelonggaran aktivitas yang memicu mobilitas naik, mungkin saja akan terus terjadi. Namun, di saat penurunan kasus ini, kuncinya adalah kesadaran masyarakat untuk mandiri melihat situasi dan bijak menjalankan aktivitas sosial ekonomi," ujar Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta pada Kamis, 23 September 2021.
"Meskipun saat ini pelonggaran mobilitas mulai diterapkan, dimohon kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati dalam kegiatan sehari-hari dan menghindari kerumunan semaksimal mungkin."
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Tetap Waspada Peningkatan Kasus COVID-19
Dari data Satgas Penanganan COVID-19, peningkatan mobilitas terjadi selepas gelombang kedua COVID-19 di Indonesia. Pola tersebut berkaitan dengan upaya Pemerintah melakukan pengetatan pembatasan sehingga kasus COVID-19 turun.
Di tengah kasus COVID-19 turun, Pemerintah mulai membuka aktivitas secara bertahap dengan tetap memantau mobilitas dan protokol kesehatan. Termasuk pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi dalam kegiatan sehari-hari.
Wiku Adisasmito kembali menekankan, kepatuhan protokol kesehatan harus dipatuhi. Kewaspadaan terhadap kasus COVID-19 bisa kembali meningkat bila abai protokol kesehatan.
"Hal yang perlu diwaspadai dengan melandainya kasus COVID-19 saat ini pasca second wave (gelombang kedua), mobilitas penduduk cenderung mengalami peningkatan," tegasnya.
"Bukan tidak mungkin, kasus COVID-19 dapat kembali meningkat di kemudian hari sebagai dampak dari mobilitas yang meningkat saat ini. Terlebih saat ini, kita juga mulai melakukan pembukaan aktivitas ekonomi secara bertahap."
Advertisement