Jubir Wiku: Mobilitas Tinggi Terjadi Saat Kasus COVID-19 Belum Meningkat

Melihat pola-pola sebelumnya, mobilitas penduduk tinggi terjadi pada saat kasus belum meningkat

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 24 Sep 2021, 18:45 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2021, 18:45 WIB
Kawasan Wisata Kota Tua Mulai Ramai
Wisatawan menaiki sepeda di kawasan wisata Kota Tua, Jakarta, Minggu (28/6/2020). Para pedagang, delman, dan jasa penyewaan sepeda pun terlihat kembali meramaikan suasana di sekitar Kali Besar. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, mobilitas penduduk tinggi saat kasus COVID-19 belum meningkat. Hal itu melihat pembelajaran dari kenaikan kasus COVID-19 selama momen libur di Indonesia.

"Seperti yang kita ketahui, selama pandemi COVID-19, kita telah melewati beberapa periode libur hari raya, yaitu Idulfitri 2020, Natal dan Tahun Baru 2021 serta Idulfitri 2021," ungkap Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta pada Kamis, 23 September 2021.

"Dalam setiap periode libur, terjadi kenaikan kasus yang tidak begitu signifikan hingga kenaikan pada first wave (gelombang pertama) dan second wave (gelombang kedua) tidak dapat terelakkan. Bahwa periode libur hari raya berdampak signifikan pada mobilitas penduduk."

Dampak dari kenaikan mobilitas, menurut Wiku Adisasmito, menyasar pada aktivitas sosial ekonomi masyarakat. Pada waktu hari libur, masyarakat cenderung berkumpul, bertemu dengan keluarga, dan bepergian.

"Kegiatan-kegiatan inilah yang berpotensi meningkatkan penularan COVID-19 apabila tidak dibarengi dengan disiplin protokol kesehatan," terangnya.

"Jika lihat pada grafik terdapat jeda antara kenaikan mobilitas penduduk dengan kenaikan kasus COVID-19. Pola yang ada menggambarkan, mobilitas penduduk tinggi pada saat kasus belum meningkat."

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua


COVID-19 Melandai, Protokol Kesehatan Harus Tetap Dipatuhi

Kawasan Wisata Kota Tua Mulai Ramai
Sejumlah PKL berdagang di kawasan wisata Kota Tua, Jakarta, Minggu (28/6/2020). Untuk sementara selama PSBB Transisi, pihak pengelola Kota Tua hanya membuka layanan museum. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Ketika gelombang pertama COVID-19 di Indonesia meningkat, mobilitas penduduk langsung turun drastis. Hal ini karena kebijakan pembatasan yang ditetapkan.

"Pola tersebut bermula saat kasus COVID-19 mulai melanda. Lalu mobilitas kembali meningkat. Peningkatan paling tajam terjadi pada periode libur Idulfitri 2021," terang Wiku Adisasmito.

"Tidak lama kemudian, kita mengalami second wave dan mobilitas perlahan menurun. Adanya pola ini menunjukkan, Pemerintahan dalam menurunkan lonjakan kasus dengan langsung menetapkan kebijakan terkait pembatasan mobilitas."

Adanya penurunan mobilitas saat kasus COVID-19 meningkat juga tidak terlepas dari kepatuhan masyarakat menaati kebijakan pembatasan mobilitas yang ditetapkan oleh Pemerintah. Kini, perkembangan COVID-19 membaik dan sejumlah aktivitas dibuka.

Walau begitu, Wiku mengingatkan masyarakat terhadap kasus yang melandai. Protokol kesehatan harus tetap dipatuhi agar Indonesia tidak mengalami gelombang COVID-19 berikutnya.

"Hal yang perlu diwaspadai adalah dengan melandainya kasus COVID-19 saat ini pasca second wave, mobilitas penduduk cenderung mengalami peningkatan. Dengan pola yang ada, bukan tidak mungkin kasus COVID-19 dapat kembali meningkat di kemudian hari," ucapnya.

"Hal itu sebagai dampak dari mobilitas yang meningkat saat ini."


Infografis Alasan Makan Bersama Berisiko Tinggi Penularan Covid-19

Infografis Alasan Makan Bersama Berisiko Tinggi Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Alasan Makan Bersama Berisiko Tinggi Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya