Bukan Marah-Marah, Orangtua Wajib Cari Tahu Penyebab Anak Kehilangan Motivasi Belajar

Tidak selalu karena malas, menurunnya motivasi belajar pada anak juga dapat disebabkan oleh beberapa hal

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jan 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2022, 08:00 WIB
Tidak Memaksa Anak
Ilustrasi Anak Belajar Matematika Credit: pexels.com/Olia

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas dengan kapasitas 100 persen sudah dapat diberlakukan di sejumlah wilayah pada Januari 2022. Namun sayangnya, setelah hampir 9 bulan pandemi, motivasi belajar anak terlihat semakin berkurang.

Sebagian besar orang tua mengira alasan anak tidak semangat belajar adalah karena rasa malas. Padahal itu belum tentu benar.

"Hilangnya motivasi belajar pada anak dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti karena bosan, terlalu banyak tugas, rendahnya kemampuan memahami materi, metode belajar kurang menyenangkan, dan kurangnya interaksi," kata psikolog Jovita Maria Ferliana pada Liputan6.com, Rabu (5/1/2022).

Sebelum memarahi, menghukum, atau menceramahi anak, ada baiknya bagi para orang tua untuk memahami alasan yang membuat anak tidak semangat belajar. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Rendahnya kemampuan pemahaman materi

Dengan perkembangan kemampuan belajar dan tingkat pemahaman yang berbeda, sebuah materi yang sama dalam kurikulum bisa menjadi terlalu sulit bagi beberapa anak.

"Hal ini membuat mereka jadi merasa putus asa dan tidak percaya diri dengan kemampuannya," jelas Jovita. Hingga pada akhirnya membuat motivasi anak untuk belajar menurun.

2. Gangguan belajar

Ketidakmampuan dalam memahami materi juga dapat disebabkan oleh beberapa gangguan belajar. Beberapa gangguan belajar yang umumnya dialami anak adalah ADHD dan disleksia.

Menurut studi oleh Centers for Disease Controls and Prevention, anak ADHD ditandai dengan kesulitan anak untuk fokus, perilaku yang impulsif, dan hiperaktif.

Sementara disleksia merupakan gangguan belajar yang menyebabkan anak menjadi sulit membaca. Disleksia diakibatkan oleh ketidakmampuan anak dalam mengaitkan pelafalan dengan kata-kata, menurut penelitian oleh Mayo Clinic.


3. Metode belajar kurang menyenangkan

Gaya belajar yang tidak tepat bisa membuat anak malas belajar dan menjadi tidak termotivasi di sekolah, sebut Jovita. Orang tua perlu peka dalam melihat gaya belajar mana yang paling sesuai untuk anak.

 

Gaya belajar anak secara garis besar terbagi menjadi empat jenis, yaitu visual, auditori, membaca dan menulis, serta kinestetik. Keempat gaya belajar ini berbeda satu sama lainnya dan membentuk ciri khas anak:

  • Anak dengan gaya belajar visual, lebih mudah untuk mengerti pelajaran dengan penglihatan, seperti menggunakan gambar, ilustrasi, diagram, video, dan sebagainya.
  • Anak dengan gaya belajar auditori, lebih mudah menangkap informasi melalui suara. Anak dengan gaya belajar auditori lebih cepat mengingat pelajaran dari guru yang sedang berbicara.
  • Anak dengan gaya belajar membaca dan menulis, gampang memahami materi pelajaran dalam bentuk tulisan dan ditandai dengan kegemarannya untuk mencatat di buku cetak ataupun catatan.
  • Anak dengan gaya belajar kinestetik, cepat menyerap informasi saat dilakukan atau dipadukan dengan hal-hal praktis. Gaya belajar kinestetik membuat anak lebih senang belajar dengan langsung mempraktekkan materi pelajarannya.

Gaya belajar yang tidak tepat membuat anak kesulitan untuk mengerti bahan pelajaran dan membuat anak malas belajar.


4. Kurangnya interaksi

Kurangnya interaksi selama pandemi COVID-19 juga dapat menjadi salah satu penyebab paling umum menurunnya motivasi belajar pada anak.

"Hal ini dikarenakan interaksi anak hanya terbatas pada anggota keluarga di rumah," jelas Jovita. 

Kegiatan belajar yang biasanya disertai interaksi oleh teman dan juga guru kini menjadi terbatas pada zoom meeting, dan terasa hanya berjalan satu arah.

Setiap alasan anak tidak semangat belajar tentu harus diatasi dengan solusi yang berbeda. Jadi, penting bagi orang tua untuk selalu memerhatikan kebiasaan belajar anak dan menjalin komunikasi yang baik dengan Si Kecil supaya bisa segera tahu kendala yang dialaminya dalam belajar.

Reporter: Lianna Leticia


Infografis 5 Tips Pakai Masker Cegah Covid-19 untuk Anak

Infografis 5 Tips Pakai Masker Cegah Covid-19 untuk Anak. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Tips Pakai Masker Cegah Covid-19 untuk Anak. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya