Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Mursyid Bustami mengungkapkan bahwa epilepsi menjadi salah satu penyakit yang berkaitan dengan saraf otak dan memiliki tingkat prevalensi tinggi.
Terkait hal tersebut juga, menurut Mursyid, epilepsi atau yang juga kerap dikenal dengan sebutan ayan masih menjadi penyakit yang kerap tidak diberikan perhatian khusus di masyarakat.
Baca Juga
"Epilepsi merupakan suatu penyakit yang sebagian masyarakat masih menganggap sebagai penyakit yang tidak dijadikan perhatian khusus," ujar Mursyid dalam konferensi pers bertema Layanan Unggulan RS PON pada Jumat (7/1/2022).
Advertisement
"Padahal sebetulnya, prevalensi epilepsi ini cukup banyak di masyarakat," tambahnya.
Terkadang, penyakit ini juga ternyata memiliki gejala yang tidak begitu jelas, yang sebenarnya dapat mempengaruhi kualitas hidup pasiennya. Itulah mengapa epilepsi menjadi penyakit yang sebenarnya membutuhkan penanganan khusus.
Tak hanya epilepsi, parkinson juga menjadi salah satu penyakit yang berkaitan dengan sistem saraf pusat di otak manusia. Menurut Mursyid, umumnya parkinson terjadi pada lansia.
Penyakit parkinson sendiri merupakan gangguan sistem saraf yang dapat mempengaruhi gerakan seseorang yang seringkali disertai dengan tremor.
Faktor penyebab
Menurut Mursyid, parkinson bisa terjadi karena faktor regeneratif dari sel otak, dan penyakit-penyakit lainnya yang pernah diderita sebelumnya seperti stroke atau trauma yang terjadi pada bagian kepala.
"Parkinson ini merupakan salah satu gangguan gerak yang pada umumnya diderita oleh usia lanjut. Walaupun beberapa pasien juga bisa mengalami pada usia yang lebih muda," kata Mursyid.
Ia menambahkan, penyakit parkinson juga biasanya diperingati setiap tanggal 11 April setiap tahunnya. Sedangkan untuk epilepsi sendiri biasanya akan diperingati setiap tanggal 26 Maret.
Advertisement