Positif COVID-19 Lagi dan Punya Penyakit Autoimun seperti Ashanty, Apa Risikonya?

Penyanyi Ashanty mengabarkan bahwa dirinya terinfeksi COVID-19 sepulang berlibur dari Istanbul, Turki. Meski demikian, ia menyampaikan bahwa tak merasakan gejala COVID-19 berat.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 07 Jan 2022, 17:15 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2022, 17:15 WIB
Ashanty. (Foto: Dok. Instagram @ashanty_ash)
Ashanty. (Foto: Dok. Instagram @ashanty_ash)

Liputan6.com, Jakarta Penyanyi Ashanty mengabarkan bahwa dirinya terinfeksi COVID-19 sepulang berlibur dari Istanbul, Turki. Meski demikian, ia menyampaikan bahwa tak merasakan gejala COVID-19 yang berat.

Dalam unggahan Instagram Story hari ini, Jumat, 7 Januari 2022, istri musisi Anang Hermansyah memberikan penjelasan soal gejala yang dialami usai dinyatakan positif COVID-19. Hasil positif COVID-19, ia terima setelah tes PCR di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

"Alhamdulillah, belum merasakan gejala berat, tapi saya tetap menjalankan prosedur sesuai kesehatan yang punya penyakit bawaan. Dan agar tidak menyebarkan pada orang lain. Sehingga saya tidak karantina mandiri atau di hotel karantina, melainkan di RS," tulis Ashanty di unggahan Instagram Story.

Sebelumnya, mertua youtuber Atta Halilintar memiliki riwayat penyakit autoimun. Hal ini pula yang membuat Anang khawatir terkait kondisi sang istri.

Mengenai hal tersebut, dokter spesialis penyakit dalam RA Adaninggar secara umum mengatakan bahwa orang dengan autoimun yang tidak terkontrol memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala berat akibat COVID-19.

“Namun jika penyakit autoimunnya terkontrol, risiko akan turun, sama dengan populasi umum yang tidak sakit autoimun,” ujar dokter yang akrab disapa Ning kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks, Jumat (7/1/2022).

Simak Video Berikut Ini

Infeksi Kedua pada Pasien Autoimun

Sebelum dinyatakan positif COVID-19 usai pulang dari Turki, Ashanty juga sempat terinfeksi COVID-19 tahun lalu. Hal ini juga membuat banyak warganet khawatir.

Menurut Ning, berat ringannya gejala COVID-19 ditentukan interaksi antara sistem imun dan virus (varian dan virulensinya). Secara teori, gejala akan ringan.

“Infeksi kedua apalagi sudah divaksinasi, secara teori sudah memiliki antibodi sehingga gejala akan lebih ringan kecuali bila virus yang menginfeksi banyak dan virulen atau pembentukan kekebalannya tidak terlalu baik setelah divaksinasi akibat penyakit autoimunnya,” tutur Ning. 

Penanganan pada Orang dengan Autoimun seperti Ashanty

Ning menambahkan, penanganan COVID-19 pada pasien penyakit autoimun dan pasien umum relative sama. Ini disesuaikan dengan derajat berat gejala.

“Penanganan COVID-nya sama saja sesuai derajat berat gejala, tapi ditambah juga dengan pengobatan terhadap penyakit autoimunnya bila terjadi flare.”

Seperti terjadi pada Ashanty, orang dengan penyakit autoimun juga bisa terinfeksi COVID-19 tanpa gejala dan pulih dengan sendirinya.

“Bisa saja (tanpa gejala dan pulih sendiri) tergantung sistem imun dan virus tadi,” kata Ning.

“Yang paling utama harus mengontrol kondisi penyakit autoimunnya dengan baik (kontrol dan minum obat rutin dari dokter), pola hidup sehat, dan vaksinasi. Prokes juga harus lebih ketat karena termasuk kelompok rentan,” tutup Ning.

 

Infografis 5 Tips Ajarkan Anak Pakai Masker Cegah COVID-19

Infografis 5 Tips Ajarkan Anak Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 5 Tips Ajarkan Anak Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya