Manfaat Sinar Matahari untuk Kesehatan Mental Menurut Pakar

Sinar matahari akan merangsang otak memproduksi serotonin dalam tubuh. Hormon ini membantu mengatur suasana hati seperti bahagia, sedih, nyaman, cemas, serta nyeri.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Feb 2022, 09:09 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi matahari, sinar matahari, semangat, motivasi
Ilustrasi matahari, sinar matahari, semangat, motivasi. (Photo by Jude Beck on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Paparan sinar matahari punya dampak luar biasa pada kesehatan mental, utamanya terkait suasana hati.

Seperti disampaikan pakar kesehatan jiwa Dr dr Ronny Tri Wirasto, Sp.Kj dari Universitas Gajah Mada (UGM) bahwa sinar matahari berpengaruh terhadap mood atau suasana hati.

"Kalau dikatakan sinar matahari berpengaruh terhadap mood atau suasana hati, itu memang betul karena berpengaruh pada pelepasan zat serotonin dalam tubuh yang menjaga kita tetap dalam suasana hari yang baik dan tetap segar," ujar Ronny, Kamis (17/2).

Ronny mengatakan, sinar matahari akan merangsang otak memproduksi serotonin dalam tubuh. Hormon ini membantu mengatur perasaan hati seperti bahagia, sedih, nyaman, cemas, serta nyeri.

Menurutnya, paparan sinar matahari yang cukup akan meningkatkan zat serotonin sehingga menjaga suasana hati teap baik dan merasa segar di siang hari. Sebaliknya, jika kandungan zat teresbut dalam tubuh renah maka akan memengaruhi suasana hati jadi tidak nyaman.

"Kalau suasana hati sedang turun biasanya suka yang redup-redup dan berdiam di kamar. Ini memang mekanisme tubuh saat mood tidak baik, namun harus dipaksa untuk terpapar matahari agar suasana hati bisa bagus lagi," ujarnya, dilansir Antara.

Pada malam hari, kata Rony, pelepasan zat serotonin akan menurun karena otak tidak lagi terangsang memproduksi serotonin. Setelahnya, tubuh akan mulai melepas zat melantonin yang memicu rasa kantuk dan lelah.

"Paparan matahari yang cukup akan memicu peningkatan zat melantonin di malam hari yang mendorong rasa kantuk dan lelah sehingga tidur malam lebih lelap," kata Ronny.

 

Menyiasati Kurang Asupan Sinar Matahari

Hanya saja, tak sedikit masyarakat di wilayah tropis termasuk Indonesia yang berlimpah sinar matahari justru kurang mendapat paparan sinar matahari, kata Ronny.

Hal tersebut baisanya terjadi pada pekerja kantoran dan anak-anak yang bersekolah sehari penuh. Keduanya menjadi kelompok yang berisiko karena lebih sering berada dalam ruangan sepanjang hari yang minim akses cahaya matahari dan hanya menggunakan penerangan buatan.

Berjemur di pagi hari, kata Ronny, bisa menjadi salah satu cara mengatasi kekurangan sinar matahari.

"Hidupkan lagi tradisi 'dede' atau berjemur karena tidak hanya untuk mengaktifkan vitamin D, namun juga menjaga mood itu sudah terbukti secara ilmiah," kata Ronny.

Pengaturan tempat kerja agar setiap ruang kantor, sekolah, maupun rumah mendapat cahaya matahari pun dapat dilakukan, tutur Ronny.

Infografis

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya