Liputan6.com, Jakarta White Day tak terlalu dikenal di Indonesia tapi tidak dengan mereka di negara-negara Asia Timur seperti Korea, Jepang, Taiwan. Bagi masyarakat di sana, White Day dikenal sebagai Valentine's Day kedua yang jatuh setiap 14 Maret.
Di Jepang, White Day merupakan hari kala pria memberikan hadiah kepada mereka yang pada Valentine's Day mengirimkan kado. Di Jepang, biasanya wanita yang memberikan hadiah kepada pasangan, rekan kerja, bos atau kakak tertua setiap 14 Februari. Lalu, bakal 'dibalas' pada White Day.
Baca Juga
Hadiah yang diberikan pada saat White Day biasanya dikemas atau berwarna warna putih. Seperti cokelat putih, marshmallow putih dan hadiah lain bertema putih seperti mengutip Forbes, Senin (14/3/2022).
Advertisement
Menurut Departemen Perdagangan Amerika Serikat dan berbagai sumber lain, White Day baru hadir 40-an tahun terakhir. Beda halnya dengan Hari Valentine yang kita kenal saat ini dimulai sejak zaman Victoria.
White Day berawal dari inspirasi staf eksekutif asal Hakata, Jepang bernama Zengo Ishimura, pada 1970-an. Pada saat itu, orang tersebut sedang membaca majalah wanita untuk mencari inspirasi.
Ishimura terpantik sebuah surat yang dituliskan wanita dalam majalah itu. Sebuah kegundahan hati wanita yang hanya mengirimkan hadiah pada saat Valentine's Day tapi tidak dapat 'balasan'.
"Tidak adil bila pria dapat cokelat dari wanita di Valentine's Day tapi tidak dibalas kebaikannya. Mengapa mereka tidak memberi sesuatu ke kami? Seperti sapu tangan, permen atau marshmallow...," tulis wanita dalam surat itu.
Â
Menyebar ke Korea dan Taiwan
Lalu, pada 1978, Ishimura bekerja sama dengan department store lokal, Iwataya, hadir Hari Marshmallow.
Kemudian nama itu diubah menjadi White Day agar lebih umum. Hadiah jadi tidak identik dengan marshmallow saja.
Ide tersebut rupanya diterima masyarakat Jepang. Pada 1980-an White Day dikenal warga sana. Berbagai kado bertema putih hadir sebagai hadiah. Taiwan dan Korea Selatan kemudian mengadopsi hal ini.
Â
Advertisement