Liputan6.com, Jakarta Minggu lalu, istri Justin Bieber sekaligus model asal Amerika Serikat, Hailey Baldwin sempat mengabarkan bahwa dirinya dilarikan ke rumah sakit melalui akun media sosial pribadinya.
Pasalnya, wanita 25 tahun tersebut mengaku mengalami gejala yang mirip dengan stroke. Usai melakukan pemeriksaan, dokter menjelaskan bahwa terdapat penggumpalan darah di otaknya.
Baca Juga
Rambut Pink Justin Bieber hingga Katy Perry Diduga Jadi Sinyal Minta Tolong Terkait Kasus Kekerasan Seksual P Diddy
Hailey Bieber Bagikan Pesan Misterius tentang Justin Bieber di Tengah Skandal P. Diddy
Video Lama P Diddy Periksa Penyadap di Baju Justin Bieber Picu Spekulasi di Tengah Tuduhan Kejahatan Seksual
"Pada Kamis pagi, saya sedang duduk sambil sarapan dengan suami saya. Lalu saya mengalami gejala seperti stroke dan dibawa ke rumah sakit," ujar Hailey melalui unggahan Instagram Story pada akun pribadinya @haileybieber, Minggu 13 Maret 2022.
Advertisement
Stroke sendiri merupakan cedera otak yang terjadi ketika ada gangguan mendadak dalam aliran darah ke otak.
"Otak sangatlah sensitif untuk mendapatkan oksigen dan glukosa yang cukup melalui darah. Jika terjadi pembekuan darah yang menghalangi alirannya, itu bisa menyebabkan cedera pada otak," ujar profesor neurologi dan ilmu saraf, dr Gregory Albers dikutip Health, Jumat (18/3/2022).
Gregory menjelaskan, cedera tersebut terjadi seperti serangan jantung. Hanya saja itu terjadi pada area otak.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), hingga saat ini terdapat dua jenis utama pada stroke yakni stroke iskemik dan stroke hemoragik.
Stroke iskemik merupakan jenis stroke yang paling umum dan terjadi pada sekitar 87 persen kasus stroke yang ada. Jenis stroke inilah yang terjadi ketika ada gumpalan darah menghalangi aliran darah dan oksigen ke otak.
"Penyebab stroke ini antara lain merokok, tekanan darah tinggi, obesitas, kadar kolesterol tinggi, diabetes dan asupan alkohol yang berlebihan," kata Gregory.
Cara Mengidentifikasi Stroke
Menurut survei yang dilakukan oleh AHA, kejadian stroke meningkat pada kalangan anak muda. Namun sekitar 30 persen diantaranya tidak mengetahui apa tanda-tandanya.
Menurut CDC, pengenalan dan pengobatan yang cepat dapat mengurangi kerusakan otak yang berpotensi disebabkan oleh stroke. Itulah mengapa memahami gejala stroke dinilai penting.
Mengidentifikasi stroke ternyata dapat dilihat lewat B.E.F.A.S.T. Lalu, apa sajakah itu? Berikut penjelasannya.
- B: Balance atau kaki terasa lemah. Dalam hal ini, Anda bisa mengidentifikasi apakah mengalami kesulitan untuk berdiri atau tidak.
- E: Eyes atau penglihatan. Perhatikan apakah ada kesulitan atau gangguan dalam melihat.
- F: Face atau wajah. Saat terkena stroke, wajah atau satu sisi diantaranya bisa mengalami mati rasa.
- A: Arm atau lengan. Satu lengan atau sebagian sisi tubuh melemah dan mengalami mati rasa.
- S: Speech atau kesulitan untuk berbicara atau mengungkapkan sesuatu.
- T: Time atau waktu, dimana apabila Anda melihat salah satu dari gejala di atas, maka penting untuk langsung menghubungi dokter atau pihak rumah sakit.
"Tanda-tanda ini belum tentu merupakan daftar lengkap gejala stroke. Sakit kepala parah, misalnya, adalah gejala mirip stroke lain yang tidak termasuk dalam mnemonik," ujar Gregory.
"Tanda dan gejala stroke juga dapat bervariasi tergantung pada bagian otak mana yang terkena dan bagian otak mana yang mengalami gangguan aliran darah," tambahnya.
Advertisement