Liputan6.com, Jakarta - Sebentar lagi, umat Muslim akan kembali menyambut bulan Ramadhan. Tak dapat dipungkiri, kekhawatiran soal ASI terhambat pada ibu menyusui (busui) saat menjalankan ibadah puasa kerap muncul.
Berkaitan dengan hal ini, dokter spesialis anak Bamed, Melisa Lilisari, Mkes mengungkapkan bahwa busui masih tetap bisa lho menjalankan ibadah puasa.
Baca Juga
"Dengan catatan, makanan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka harus memenuhi kecukupan nutrisi dan juga kebutuhan cairan agar ibu tidak mengalami dehidrasi," ujar Melisa dalam virtual media briefing Bamed bertema Siap Hadapi Ramadhan untuk Keluarga Indonesia, Kamis (31/3/2022).
Advertisement
Melisa menjelaskan, bagi ibu menyusui dengan usia bayi dibawah enam bulan, keputusan untuk berpuasa baiknya dikonsultasikan pada dokter kandungan terlebih dahulu.
Mengingat pada usia tersebut, bayi hanya bisa mengonsumsi ASI. Berbeda dengan bayi dengan usia diatas enam bulan yang sudah bisa mendapatkan MPASI.
"Selama bayi tetap disusui sesuai keinginannya, bayi tetap mendapatkan nutrisi yang cukup sebagaimana biasanya. Ibu menyusui dapat melanjutkan berpuasa bila bayi tidak lemas atau tetap terlihat aktif seperti biasa, tidak ada keluhan buang air kecil menjadi jarang dan berwarna kepekatan," kata Melisa.
"Keluhan yang berkaitan dengan kemungkinan dehidrasi seperti pusing, bibir kering, lemas, pandangan berkunang-kunang, buang air kecil jarang dan berwarna kepekatan, harus diwaspadai. Bila hal ini terjadi, ibu menyusui dapat segera mengkonsumsi cairan dan elektrolit kembali,” Melisa menekankan.
Produksi ASI
Lebih lanjut Melisa mengungkapkan bahwa produksi ASI selama puasa juga tidak akan terganggu selama bayinya tetap menyusui karena tubuh ibu juga bisa menyesuaikan saat tengah berpuasa.
"Produksi ASI tidak akan terganggu saat busui berpuasa selama bayinya tetap menyusui, karena adanya rangsangan dari bayi melalui proses menghisap payudara saat menyusui dan tubuh ibu juga akan menyesuaikan saat berpuasa. Tubuh memiliki proses adaptasi dengan mengambil sumber cadangan lemak tubuh," kata Melisa.
Terlebih, kandungan mikronutrien pada ASI seperti kalium, magnesium, dan seng memang bisa saja mengalami sedikit perubahan. Namun, nutrisi makronutrien seperti yang didapatkan dari karbohidrat, protein, dan lemak tidak mengalami perubahan.
"Hal tersebut (nutrisi makro dan mikro) tidak terlalu signifikan, bisa teratasi saat ibu sudah dapat makan kembali ketika berbuka dan sahur," ujar Melisa.
Advertisement