Pasien Diabetes dan Hipertensi Rentan Masuk RS Usai Lebaran

Pemilik diabetes dan hipertensi harus hati-hati saat Lebaran

oleh Diviya Agatha diperbarui 21 Apr 2022, 17:37 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2022, 06:00 WIB
Ayam Kari Arab, Bisa Jadi Menu Pengganti Opor Saat Lebaran
Ilustrasi untuk Pemilik Diabetes dan Hipertensi Agar Lebih Hati-Hati di Saat Menyantap Hidangan Khas Lebaran

Liputan6.com, Jakarta - Dua minggu lagi umat Muslim akan kembali bertemu dengan momentum Lebaran. Hari raya satu ini identik dengan beragam makanan manis hingga bersantan.

Namun, bila Anda salah satu orang yang memiliki riwayat diabetes atau hipertensi, penting untuk mengatur asupan makanan yang masuk agar tidak memperburuk kondisi.

Spesialis gizi klinik, dr Juwalita Surapsari mengungkapkan bahwa diabetes dan hipertensi menjadi dua penyakit yang perlu mendapatkan perhatian khusus di hari raya seperti Lebaran.

Bahkan, biasanya menjadi penyebab seseorang banyak kembali ke rumah sakit setelah hari raya berlangsung akibat gula dan tekanan darah yang tidak terkontrol.

"Sumbangan kalori terbesar pada waktu kita mengonsumsi makanan hari raya itu berasal dari asupan lemak, karena kita lihat sendiri sekarang saja kita sudah kangen makan ketupat pakai opor ayam, pakai rendang, sayur bersantan," ujar Lita dalam OMRON Virtual Media Briefing pada Rabu, 20 April 2022.

"Semua makanan ini mengandung lemak karena diolah dengan santan. Memang dalam penelitian juga terkonfirmasi bahwa orang akan cenderung makan lebih banyak pada saat Idul Fitri bahkan tiga minggu setelah hari raya," Lita menambahkan.

Terlebih, kata Lita, sebelumnya sempat ada penelitian yang membahas hal satu ini. Saat hari raya, biasanya orang akan mengonsumsi lebih banyak makanan yang tinggi lemak.

"Kalau dilihat penyakit-penyakit pasca Lebaran yang sering meningkat pada periode tersebut ada dua, diabetes dan hipertensi," kata Lita.

Penyakit lainnya yang juga ikut muncul adalah gangguan pencernaan, seperti diare, sakit perut, atau muntah-muntah.

"Tapi kalau dilihat yang teratas salah duanya adalah diabetes dan hipertensi. Ternyata memang kecenderungannya energi akan semakin banyak yang dikonsumsi, jadi total kalorinya meningkat pada hari-hari tersebut," ujarnya.

Ada Riwayat Sebelumnya

Ilustrasi hipertensi
Ilustrasi untuk Pemilik Diabetes dan Hipertensi Agar Lebih Hati-Hati di Saat Menyantap Hidangan Khas Lebaran (Gambar oleh Thomas H. dari Pixabay)

Lebih lanjut Lita menjelaskan bahwa orang-orang yang masuk ke rumah sakit setelah hari raya biasanya memang sudah memiliki riwayat penyakitnya tersendiri.

"Jadi jarang sekali ditemukan kasus baru. Misalnya, sebelumnya enggak punya riwayat diabetes atau hipertensi kemudian tiba-tiba masuk ke rumah sakit karena gula dan tekanan darahnya naik, nah jarang," kata Lita.

"Tetapi bisa saja terjadi bahwa mereka belum tahu bahwa punya riwayat penyakit tersebut. Ketika dicek, gula darahnya tinggi, tensinya tinggi," Lita menambahkan.

Kondisi-kondisi tersebut, menurut Lita, memang sangat terkait dengan makan banyak saat hari raya seperti Idul Fitri. Di saat seseorang mengonsumsi makanan jauh lebih tinggi dari kalori harian yang dibutuhkannya.

"Orang-orang yang makan tinggi lemak, tekanan darah sistolik dan diastoliknya cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang makan dengan rendah lemak," ujar Lita.

Namun, hal ini juga bukan berarti Anda tidak diperbolehkan untuk menikmati makanan lebaran. Lita mengungkapkan bahwa Anda pun masih bisa untuk tetap menikmatinya.

Makan Secukupnya Saat Lebaran

Ilustrasi makanan lebaran khas Arab Saudi
Ilustrasi untuk Pemilik Diabetes dan Hipertensi Agar Lebih Hati-Hati di Saat Menyantap Hidangan Khas Lebaran (Sumber: Freepik/rawpixel.com)

Lita mengungkapkan bahwa hari raya biasanya hanya berlangsung selama dua hari. Maka, nikmatilah makanan-makanan khas hari raya tersebut secukupnya saat berlangsung.

"Seharusnya kita makan yang agak berlebihan di dua hari itu saja. Kemudian berikutnya kita suka lupa memasukan unsur serat dalam makanan kita," kata Lita.

Terlebih, banyak orang juga berpikir tidak cocok untuk mengonsumsi sayuran ketika hari raya. Padahal, sayuran juga bisa ditambahkan sebagai makanan pendamping.

"Misalnya dijadikan lalap atau dijadikan acar. Sehingga konsumsi serat kita setidaknya dalam dua hari tersebut tetap ada. Walaupun mungkin tidak seideal hari-hari sebelumnya," ujar Lita.

"Ingatlah bahwa serat itu akan membantu juga untuk mengontrol kadar kolesterol kita, karena serat punya kemampuan untuk bisa mencegah atau menurunkan penyerapan lemak di saluran cerna," dia menambahkan.

Selanjutnya, Anda juga bisa menambahkan buah dalam asupan pada hari raya. Makanan satu ini bisa Anda tambahkan sebagai pencuci mulut usai menikmati yang lainnya.

"Jadi biasanya buah-buahan itu daripada kita mengonsumsi minuman manis, lebih baik kita ganti dengan pencuci mulut (dengan buah) atau hidangan penutup," kata Lita.  

Buat rencana makan

5 Hal yang Harus Kamu Tahu tentang Perencanaan Makanan Diet
Ilustrasi untuk Pemilik Diabetes dan Hipertensi Agar Lebih Hati-Hati di Saat Menyantap Hidangan Khas Lebaran | via: weightwise.com

Dalam kesempatan yang sama, Lita juga mengungkapkan bahwa Anda bisa membuat rencana makanan yang akan dikonsumsi selama hari raya. Sehingga tidak langsung dikonsumsi secara bersamaan dalam satu waktu.

"Dari hidangan Lebaran yang macam-macam tadi, coba kita bikin plan kapan mau makan. Misalkan kita makan dalam sehari itu tiga kali, maka kita harus punya plan makan rendang kapan, makan opor kapan, makan sambal goreng atinya kapan," ujar Lita.

"Jadi jangan semuanya dicampur jadi satu. Boleh dicampur jadi satu tapi porsinya harus tetap tidak berlebihan. Usahakan untuk menghindari kulit ayam," Lita menjelaskan.

Hal tersebut lantaran agar lemak yang dikonsumsi tidak berlebihan. Anda juga bisa menghindari daging dengan kandungan lemak yang tinggi.

"Nah, karena makanan semua ini juga berkuah santan, sebaiknya kita juga membatasi kuah yang dikonsumsi supaya tidak seluruhnya kita konsumsi dan jangan sampai kita jatuh pada tinggi lemak," kata Lita.

Terlebih, makanan yang dikonsumsi biasanya tinggi garam. Belum lagi jika mengonsumsi kue kering dengan kandungan gula, keju, dan garam lainnya.

Dimana kandungan makanan yang tinggi garam juga bisa memicu darah tinggi untuk lebih mudah kambuh. Maka, sebaiknya dibatasi atau dikurangi konsumsinya yang berlebihan.

Infografis Daftar 10 Negara dengan Kasus Diabetes Tertinggi di Dunia
Daftar 10 Negara dengan Kasus Diabetes Tertinggi di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya