Liputan6.com, Jakarta - Cacar monyet merupakan penyakit infeksi virus yang mulanya ditemukan pada orang-orang yang tinggal di dekat hutan hujan tropis. Namun, penyakit ini kini sudah ditemukan di masyarakat perkotaan.
Maka dari itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) langsung bertindak cepat. WHO berharap dapat mengidentifikasi lebih banyak kasus cacar monyet dengan memperluas pengawasan di negara-negara di mana penyakit itu biasanya tidak ditemukan.
Baca Juga
Hingga Sabtu, 92 kasus yang dikonfirmasi dan 28 kasus dugaan cacar monyet telah dilaporkan dari 12 negara anggota yang tidak endemik virus, kata badan PBB itu. Pihak WHO juga menambahkan bahwa mereka akan memberikan panduan dan rekomendasi lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang bagi negara-negara tentang cara pencegahan dan penanganan cacar monyet.
Advertisement
"Informasi yang tersedia menunjukkan bahwa penularan dari manusia ke manusia terjadi di antara orang-orang yang melakukan kontak fisik dekat dengan kasus-kasus yang menunjukkan gejala,” kata badan tersebut mengutip Channel News Asia.
Cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit menular yang biasanya bersifat ringan, dan endemik di bagian barat dan tengah Afrika. Penyakit ini menyebar melalui kontak dekat, sehingga relatif mudah dikendalikan melalui tindakan seperti isolasi diri dan kebersihan.
Wabah di 11 negara yang tidak endemik sangat tidak biasa, menurut para ilmuwan. Lebih dari 100 kasus yang dikonfirmasi atau dicurigai telah dilaporkan, sebagian besar di Eropa.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penularan Seksual
Penyebaran cacar monyet saat ini berbeda dengan sebelum-sebelumnya yang hanya ditemukan di daerah tertentu. Kini, cacar monyet terlihat di beberapa negara seperti Inggris, Spanyol, Portugal, dan AS.
WHO mengatakan bahwa ini diakibatkan penularan melalui hubungan seksual.
"Apa yang tampaknya terjadi sekarang adalah bahwa virus ini telah masuk ke populasi sebagai bentuk seksual, sebagai bentuk genital, dan menyebar seperti infeksi menular seksual, yang telah memperkuat penularannya di seluruh dunia," kata pejabat WHO David Heymann, seorang spesialis penyakit menular.
Heymann menambahkan komite ahli internasional bertemu melalui konferensi video untuk melihat apa yang perlu dipelajari tentang wabah dan dikomunikasikan kepada publik. Termasuk apakah ada penyebaran tanpa gejala, siapa yang paling berisiko, dan berbagai rute penularan.
Dia mengatakan pertemuan itu diadakan "karena urgensi situasi". Komite bukanlah kelompok yang akan menyarankan untuk menyatakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Sejauh ini, bentuk kewaspadaan tertinggi WHO adalah yang berlaku untuk pandemi COVID-19.
Advertisement
Jalur Penularan Utama
Heymann juga mengatakan, kontak dekat adalah jalur penularan utama, karena ciri khas penyakit ini sangat menular jika ada kontak fisik dengan yang sakit.
Misalnya, orangtua yang merawat anak-anak yang sakit maka memiliki risiko tinggi kena penyakit serupa. Ini juga berlaku bagi para petugas kesehatan, itulah sebabnya beberapa negara mulai menginokulasi tim yang merawat pasien cacar monyet menggunakan vaksin cacar.
Banyak dari kasus saat ini telah diidentifikasi di klinik kesehatan seksual. Urutan genomik awal dari beberapa kasus di Eropa telah menunjukkan kesamaan dengan strain yang menyebar secara terbatas di Inggris, Israel dan Singapura pada tahun 2018.
Heymann mengatakan "secara biologis masuk akal" virus itu telah beredar di luar negara-negara endemik, tetapi tidak menyebabkan wabah besar sebagai akibat dari penguncian COVID-19, jarak sosial, dan pembatasan perjalanan.
Ia menegaskan, wabah cacar monyet tidak menyerupai masa-masa awal pandemi COVID-19 yang penularannya tidak memerlukan kontak fisik. Mereka yang merasa telah terpapar atau yang menunjukkan gejala termasuk ruam bergelombang (bentol) dan demam, harus menghindari kontak dekat dengan orang lain, katanya.
“Ada vaksin yang tersedia, tetapi pesan yang paling penting adalah, Anda dapat melindungi diri sendiri,” tambahnya.
Cacar Monyet Pertama 2022
Sebelumnya, NBC News melaporkan bahwa AS mengonfirmasi kasus cacar monyet pertama tahun ini pada hari Rabu. Ini menyerang seorang pria di Massachusetts, diikuti oleh yang kedua pada hari Jumat di New York City.
Menurut WHO, untuk sementara jumlah kasus di Wilayah Eropa masih relatif kecil, yang mengkhawatirkan adalah beberapa kasus tidak berkaitan dengan perjalanan luar negeri--khususnya ke negara-negara di mana cacar monyet diketahui endemik.
Selain itu, banyak kasus telah terdeteksi di klinik khusus infeksi menular seksual. Tidak jelas pada tahap ini sejauh mana penularan komunitas yang lebih luas, tetapi kemungkinan lebih banyak kasus akan diidentifikasi dalam beberapa hari mendatang.
Pada Jumat (20/5/2022) Prancis, Jerman, Swedia dan Belanda masing-masing telah mengonfirmasi satu kasus cacar monyet. Kanada bahkan telah melaporkan dua kasus, sedangkan Belgia dan Italia tiga kasus. Total kasus Inggris 20, Portugal 23 dan Spanyol 30.
Australia melaporkan satu kasus, pada seorang pelancong yang baru saja kembali dari Inggris. Sebagian besar dari negara-negara itu memiliki lebih banyak kasus yang dicurigai menunggu konfirmasi.
Total lebih dari 85 kasus cacar monyet telah dilaporkan di 11 negara di seluruh Eropa dan Amerika Utara, dan di Australia, kejadian langka untuk virus yang sebagian besar terbatas di Afrika tengah dan barat per tanggal 19 Mei 2022.
"Ini adalah wabah paling penting dalam sejarah cacar monyet di Belahan Bumi Barat," kata Anne Rimoin, profesor epidemiologi di UCLA Fielding School of Public Health, dikutip dari NBC News.
Terakhir kali Western Hemisphere mengalami wabah cacar monyet sebesar ini pada tahun 2003, ketika AS mengidentifikasi 47 kasus, tambahnya.
Advertisement