Liputan6.com, Jakarta Pemerintah selalu menyosialisasikan program berskala nasional untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertambahan penduduk di Indonesia. Salah satunya dengan meluncurkan Program Keluarga Berencana (KB).Â
Program yang berada di bawah pengawasan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ini diwujudkan dengan menggunakan alat kontrasepsi, guna menunda maupun mencegah adanya kehamilan.Â
Baca Juga
Alat kontrasepsi yang digunakan pun beragam, salah satunya adalah pil kontrasepsi darurat. Tapi sudahkah Anda memahami pil kontrasepsi darurat ini?Â
Advertisement
Dokter Kandungan, dr. Darrell Fernando, SpOG, MRCOG, MM, MARS, FICS menjelaskan, pil kontrasepsi darurat adalah pil yang bertujuan mencegah kehamilan tidak diinginkan atau tidak direncanakan, ketika terjadi hubungan seksual tidak terproteksi (tanpa pengaman atau kontrasepsi lainnya).
"Seperti namanya, pil kontrasepsi darurat digunakan pada kondisi darurat (sex emergency). Darurat di sini adalah hubungan seksual yang tidak dilindungi metode kontrasepsi lainnya. Jika sebelumnya Anda mau mencegah kehamilan, maka sebaiknya digunakan kontrasepsi secara rutin atau jangka panjang. Tetapi terkadang ada beberapa kondisi darurat atau emergency di mana terjadi hubungan seksual yang tidak terproteksi," jelas dr. Darrell.Â
Lebih lanjut dr. Darrell menjelaskan kondisi darurat yang saat berhubungan seksual yang tak terproteksi, seperti kondom yang bocor, lupa mengonsumsi pil KB, terlambat jadwal suntik KB, atau bahkan kesalahan perhitungan metode kalender.Â
Maka dari itu, dalam kondisi tersebut, pil kontrasepsi darurat dapat membantu mencegah kehamilan yang tidak direncanakan. Bahkan, pil kontrasepsi darurat dapat digunakan oleh ibu menyusui.Â
Mungkin Anda bertanya-tanya, bagaimana cara kerja pil darurat ini. Wajib Anda ketahui bahwa pil kontrasepsi darurat bekerja melalui dua cara.Â
Pertama bekerja untuk mengentalkan lendir pada serviks (leher rahim) sehingga sperma lebih sulit untuk bergerak. Kedua, bekerja untuk mencegah pelepasan sel telur matang (ovulasi), sehingga tidak terjadi pertemuan antara sperma dengan sel telur.Â
Waktu terbaik Konsumsi Pil Darurat
Pil kontrasepsi darurat berwarna putih yang mengandung hormon Levonorgestrel, untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan tanpa perlindungan alat kontrasepsi.Â
Untuk pengonsumsian atau penggunaannya, kedua Postpil diminum sekaligus, setelah berhubungan seksual yang tak terproteksi. Dengan kata lain, dapat dikonsumsi paling lambat lima hari atau tidak lebih dari 120 jam setelah berhubungan tanpa perlindungan alat kontrasepsi.
"Pil kontrasepsi darurat lebih efektif jika dikonsumsi segera dan batasan waktu terakhir konsumsi pil kontrasepsi darurat adalah 72 jam setelah hubungan seksual yang tidak terproteksi. Setelah 72 jam, pil kontrasepsi darurat sudah tidak efektif untuk mencegah kehamilan," jelasnya.Â
Nah yang harus digarisbawahi adalah, pil kontrasepsi oral ini hanya bermanfaat untuk mencegah kehamilan pada satu episode hubungan seksual tidak terproteksi tersebut saja. Jika Anda melakukan hubungan seks tanpa proteksi setelah minum pil darurat, maka tetap dapat terjadi kehamilan.
"Artinya, pil kontrasepsi tidak bersifat menggugurkan kandungan dan tidak bermanfaat jika sudah terlanjur terjadi pembuahan."
Advertisement
Apakah Ada Efek Samping dari Pil Kontrasepsi Darurat?
Ini mungkin jadi pertanyaan kaum hawa. Diketahui, ada beberapa efek samping setelah mengonsumsi pil kontrasepsi darurat. Mulai dari mual atau muntah, sakit kepala, rasa nyeri pada payudara, dan nyeri atau kram perut, hingga terjadi perubahan siklus haid, yaitu haid lebih awal (maju) atau terlambat haid pada siklus berikutnya.Â
Meski demikian, pil kontrasepsi darurat ini tak memiliki efek samping jangka panjang, sehingga tidak berbahaya jika digunakan berulang kali. Akan tetapi, pil kontrasepsi darurat tidak dirancang untuk digunakan secara rutin.Â
"Anjuran yang baik adalah maksimal digunakan tiga kali dalam satu bulan, untuk mencegah ketidakteraturan hormon dan gangguan haid karena penggunaan berulang. Jika memang harus menggunakan pil kontrasepsi darurat berulang kali, sebaiknya menggunakan metode kontrasepsi lain yang efektif, seperti pil, suntik, alat kontrasepsi dalam rahim, atau implan," tutup dr. Darrell.Â
Untuk diketahui, pil kontrasepsi darurat yang beredar di Indonesia biasanya mengandung hormon Levonorgestrel dan tersedia dalam bentuk sediaan dua tablet masing-masing 0.75 mg.
Â
(*)