Liputan6.com, Jakarta - Pada Jumat, 16 September 2022, saya memberi Kuliah Umum di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi, dan 17 September menjadi pembicara pada Seminar Nasional 'Environmental Health Impact' yang diselenggarakan oleh Pusat Unggulan IPTEK (PUI) Universitas Jambi.
Saya sampaikan tentang Pandemi, One Health dan Lingkungan.
Baca Juga
Terkait pandemi COVID-19 ada lima hal yang saya sampaikan. Pertama, sejarah pandemi sejak ratusan tahun yang lalu sampai ke pandemi H1N1 pada 2009.
Advertisement
Kedua, aspek pengobatan dan vaksinasi COVID-19, yang menurut Our World in Data jumlah cakupan vaksinasi lengkap (jumlah yang divaksin dibagi jumlah penduduk) di negara kita tergolong rendah di ASEAN, walaupun jumlah totalnya tentu tinggi.
Ketiga, perkembangan epidemiologi sampai kini, DirJen WHO mengatakan akhir pandemi sudah tampak dan dunia harus lakukan enam hal.
Keempat, tiga poin kalau nanti pandemi sudah berhenti, yaitu 1) virusnya masih akan bersirkulasi, 2) masih akan cukup banyak hal yang belum sepenuhnya dikuasai oleh ilmu pengetahuan, dan 3) kita tetap harus waspada agar situasi tetap baik dan antisipasi kemungkingan pandemi berikutnya.
Selanjutnya
Kelima, salah satu potensi pandemi berikut adalah penyakit zoonosis, dari hewan ke manusia.
Lalu saya sampaikan tentang One Health, perlunya kerja bersama antara kalangan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
Saya sampaikan tentang 'One Health Join Plan of Action' dengan enam komponennya, 1) penguatan sistem kesehatan, 2) pencegahan dan pengelolaan berhubungan pandemi, 3) aspek zoonosis dan penyakit terabaikan, 4) keamanan dan ketahanan pangan, 5) Anti Microbial Resistance (AMR), dan 6) peran penting lingkungan.
Saya sampaikan juga berbagai penyakit menular lain yang akan datang silih berganti, di mana COVID-19 masih bersama kita dan sudah ada pula juga Cacar Monyet, Hepatitis yang belum jelas penyebabnya, Flu Tomat dan beberapa hari ini dilaporkan semacam 'Pneumonia Misterius' yang kemudian ternyata adalah penyakit Legionaire.
Penulis adalah Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI / Guru Besar FKUI, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Mantan Dirjen P2P, serta Mantan Kabalitbangkes
Advertisement