Liputan6.com, Jakarta Salah satu minuman es teh kekinian tengah jadi buah bibir di kalangan warganet setelah melayangkan somasi pada salah satu pembeli. Somasi ini dilatarbelakangi tindakan pembeli yang mengatakan bahwa produk es teh manis tersebut terlalu manis seperti menggunakan 3kg gula.
Minuman manis memang menjadi sahabat sehari-hari bagi sebagian masyarakat Indonesia. Tak sedikit pula yang ketagihan mengonsumsi minuman tersebut apalagi saat cuaca panas.
Baca Juga
Terkait hal ini, dokter ahli gizi komunitas Tan Shot Yen menyebutkan 15 ciri orang yang kecanduan gula. Ciri-ciri tersebut yakni:
Advertisement
- Sanggup makan hingga kenyang makanan yang manis, bertepung, dan mengandung lemak.
- Lapar tak lama setelah makan lengkap.
- Sanggup makan yang manis-manis sekalipun tidak terlalu lapar.
- Merasa malu bahkan tertekan karena kebiasaan pola makan sendiri.
- Berpaling menuju makanan manis saat sedih atau jengkel.
- Saat segala sesuatunya tidak baik, rasanya butuh lebih banyak gula untuk merasa lebih baik.
- Rencana ingin memakan makanan manis sepotong kecil, tahu-tahu menghabiskan porsi lebih besar.
- Sulit membatasi makanan bertepung, manis atau mengandung lemak.
- Susah berhenti begitu mulai makan makanan bertepung, camilan, dan yang manis-manis.
- Kebiasaan makan memberi dampak pada kehidupan sosial, pekerjaan, dan kemampuan fisik.
- Rasanya tidak mungkin berpegang teguh pada resolusi pola makan sehat.
- Rasanya ingin mengunyah sesuatu yang manis setelah makan siang atau malam.
- Diam-diam makan permen atau coklat tanpa orang lain tahu.
- Jika mengiris sepotong kecil kue, ada dorongan untuk tambah.
- Kepala berat dan mengantuk setelah makan besar juga menjadi ciri kecanduan gula.
Memang Bikin Ketagihan
Senada dengan Tan, dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi, Prof Zubairi Djoerban juga mengatakan bahwa es teh dan minuman atau makanan manis lainnya memang bikin ketagihan.
Dalam utas di Twitter pribadinya, peneliti yang karib disapa Prof Beri menyampaikan bahwa ketagihan ini terjadi akibat kebiasaan.
"Terkadang mengalami hal yang nagih itu tidak lain karena kebiasaan kita. Ketika ngambek dikasih permen. Minum es teh manis saat panas-panas. Merayakan usia baru dengan kue ulang tahun --- yang kalau semuanya dikonsumsi berlebihan ya akan berbahaya," mengutip utas Twitter Prof Beri, Senin (26/9/2022).
Penyebab lain adalah jika kurang tidur dan stres berkepanjangan. Kondisi itu membuat tubuh mengeluarkan hormon kortisol. Hormon kortisol ini meningkatkan keinginan untuk mengonsumsi makanan dan minuman manis.
Konsumsi minuman dan makan manis juga bisa menjadi adiktif lantaran gula bisa melepaskan dopamin dalam tubuh.
"Sehingga kita merasakan kesenangan, ingin mengulanginya lagi, dan frekuensinya akan semakin meningkat. Banyak studi yang membahas ini," katanya.
Advertisement
Sebatas Produk Pabrik yang Tak Dibutuhkan Tubuh
Sebelumnya, Tan juga menyinggung bahwa gula adalah produk pabrik yang tidak dibutuhkan tubuh manusia. Maka dari itu, tidak ada Angka Kecukupan Gizi (AKG) bagi gula.
Dalam berbagai label komposisi suatu pangan kemasan ada kolom "gula" yang ditulis dalam gram. Namun, di sebelahnya tidak ada patokan AKG.
Dalam kolom label pangan biasanya juga menyertakan keterangan vitamin, mineral, dan zat gizi lainnya. Berbeda dengan gula, zat-zat gizi itu memiliki AKG.
Alasan perbedaan ini juga dijelaskan oleh Tan. Menurutnya, hal ini karena gula adalah produk pabrik yang tidak dibutuhkan manusia.
"Sadar enggak kenapa gula tidak ada AKG-nya? Karena gula adalah produk pabrik yang tidak dibutuhkan manusia. Manusia butuh karbohidrat yang oleh tubuh dipecah dan diurai otomatis jadi gula darah," katanya.
Gula sendiri didefinisikan sebagai:
- Bagian dari karbohidrat sederhana atau kompleks.
- Diserap usus dengan kecepatan yang berbeda.
- Karbohidrat kompleks dengan serat lebih banyak lebih lambat dicerna jadi gula darah.
- Diedarkan ke seluruh tubuh dalam bentuk gula darah.
- Digunakan tubuh untuk menghasilkan tenaga dan kerja organ termasuk otak.
- Jika tidak dipakai langsung jadi tenaga, oleh hormon insulin disimpan dalam hati, otot, dan lemak.
Kontrol Konsumsi Gula
Mengingat gula tak dibutuhkan tubuh, maka mengontrol konsumsinya menjadi hal yang penting dilakukan. Mengontrol konsumsi gula dapat dilakukan dengan membaca label produk sebelum mengonsumsi.
"Es teh, cokelat, dan es krim tadi ya tidak berbahaya, dengan catatan tidak berlebihan. Tapi, bukan cuma rasa manisnya yang jadi konsern, namun cermati juga kadar gula tambahan di dalam makanan atau minuman itu,” tulisnya dalam Twitter pribadi dikutip Senin (26/9/2022).
Untuk mengetahui kandungan gula dalam satu produk, ia menyarankan masyarakat untuk mengecek kandungan gula.
"Dengan melihat label di makanan atau minumannya. Cek komposisi gula tambahan, yang biasanya memakai nama lain gula. Seperti corn syrup, dekstrosa, fruktosa, glukosa, laktosa, dan banyak lagi."
Meski begitu, konsumen acap kali kesulitan dalam melihat kandungan gula dalam satu produk.
Maka dari itu, FDA mengembangkan label makanan baru yang mencantumkan gula tambahan secara terpisah.
Label gula tambahan itu harus dipasang produsen sehingga konsumen terbantu untuk mengeceknya.
Advertisement