Liputan6.com, Jakarta Kasus pembunuhan tragis yang terjadi pada model sekaligus influencer Abby Choi tengah ramai diperbincangkan. Abby Choi meninggal dunia secara mengenaskan karena dimutilasi oleh Alex Kwong dan keluarganya.
Mengikuti jalannya kasus mutilasi Abby Choi sendiri membuat banyak orang ikut tercengang. Pasalnya, fakta demi fakta berisi kesadisan terkait pembunuhan yang menimpa Abby Choi mulai terungkap.
Baca Juga
Namun, jauh sebelum Abby Choi, ada kasus mutilasi sadis lainnya yang serupa. Peristiwa ini terjadi pada Mayang Prasetyo (27), seorang WNI asal Lampung yang meninggal dunia karena dimutilasi suamiya, Marcus Peter Volke pada 2014 lalu.
Advertisement
Mayang Prasetyo diketahui merupakan seorang transeksual. Ia menikah dengan Marcus Peter Volke, seorang koki yang dulunya berprofesi sebagai gigolo.
Keduanya bertemu di sebuah kapal pesiar dan menikah pada Agustus 2013. Mayang pindah ke Brisbane, Australia untuk tinggal bersama Marcus. Kala itu, Mayang sempat mengeluh bosan dan ingin pulang ke Bali, tempat dimana mereka memiliki rumah.
Mengutip laman StraitsTimes, Selasa (28/2/2023), tetangga yang tinggal di sekitar apartemen Mayang dan Marcus mengeluhkan adanya bau busuk selama beberapa hari.
Setelah diselidiki, polisi menemukan bagian tubuh Mayang berserakan di apartemen dan sebagian lainnya telah dimasak oleh Marcus di atas kompor. Ada pula bagian tubuh yang ditemukan di tempat sampah luar apartemen.
Saat polisi berupaya mencari Marcus, ia ditemukan tidak lagi bernyawa tak jauh dari apartemennya. Ada bekas luka sayatan pada leher, yang membuat polisi menduga Marcus bunuh diri.
Tetangga Laporkan Ada Pertengkaran
Dalam penyelidikan kasus mutilasi tersebut, warga setempat melaporkan adanya pertengkaran yang datang dari apartemen Mayang dan Marcus.
Seorang warga, Courtney Reichart, mengungkapkan kepada Australian Broadcasting Corporation bahwa ia mencium bau busuk yang semakin memburuk setiap harinya.
"Baunya, seperti seseorang menaruh makanan anjing atau daging merah dan membiarkannya selama beberapa hari," kata Courtney.
"Rasanya menyakitkan karena wanita malang itu ada di dalam apartemen entah sudah berapa hari, dan kami berjalan melewatinya, menjalani hidup kami sendiri dan hanya berpikir soal 'bau apakah itu?', tetapi tidak mengira hal lain. Anda tidak akan berpikir bahwa bau busuk itu akibat pembunuhan," tambahnya.
Advertisement
Mayang, Tulang Punggung Keluarga yang Malang
Sebelum ditemukan tak bernyawa, Mayang bekerja di sebuah pertunjukan kabaret Melbourne. Mayang membiayai pendidikan untuk dua saudara perempuannya yang kala itu masih berusia 18 dan 15 tahun.
Mayang diketahui menjadi satu-satunya pencari nafkah untuk keluarganya di Lampung. Ia mengirimkan uang ke Indonesia untuk menghidupi keluarganya.
"Dia menyekolahkan saudara-saudara perempuannya," ujar Nining Sukarni, ibu dari mendiang Mayang.
Nining mengungkapkan bahwa putrinya baik-baik saja sebelum dikabarkan meninggal dunia. Mayang dan Marcus sempat mengunjungi Indonesia dan menurut Nining, Marcus merupakan orang yang nampak pendiam.
Marcus, Sempat Telepon Ibunya Seminggu Sebelum Kejadian
Tak hanya Mayang yang meninggalkan memori indah untuk keluarganya, Marcus yang merupakan pelaku juga ternyata melakukan hal serupa. Ibu Marcus, Dorothy mengungkapkan bahwa ia sempat berbincang melalui telepon seminggu sebelum kejadian.
Menurut Dorothy, Marcus masih nampak normal saat itu. Bahkan, ibunya merasa Marcus bahagia dan sempat pulang untuk merayakan natal.
"Dia bahagia dan dia pulang untuk Natal, semuanya normal. Dia pernah naik kapal, pergi dari satu negara ke negara lain. Mereka belum lama berada di Brisbane, hanya beberapa bulan. Mereka mulai menetap," kata Dorothy.
Dorothy mengungkapkan bahwa saat itu Marcus nampak baik-baik saja. Namun, ia belum bertemu dengan Marcus selama 18 bulan.
"Kami tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi," ujar Dorothy.
Advertisement