Liputan6.com, Jakarta - Hingga kini, korban penganiayaan anak eks pejabat pajak Mario Dandy Satriyo, Cristalino David Ozora Latumahina masih menjalani perawatan intensif di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan.
Perkembangan kondisi David Ozora Latumahina sendiri dibagikan oleh sang ayah, Jonathan Latumahina, melalui media sosial. Jonathan menyebut bahwa putranya sedang memasuki fase pemulihan emosional.
Baca Juga
"Saat ini David sedang memasuki fase pemulihan emosional. Kesadarannya lambat laun meningkat, lebih sering membuka mata tapi belum aware dengan siapa dia kontak," ujar Jonathan melalui akun Twitter @seeksixsuck, Selasa (7/3/2023).
Advertisement
Dalam video singkat itu, David Latumahina terlihat sudah membuka mata. Raut wajah David Ozora nampak seperti ingin menangis. Berbagai jenis alat pun masih menempel pada tubuhnya.
"Kamu harus sabar ya, harus sabar pokoknya. Istighfar, istighfar. Ledakan kemarahanmu terus. Nanti tenagamu dipakai untuk penyembuhanmu," ujar Jonathan kepada David Ozora yang terbaring di hadapannya.
"Aku tahu kamu lagi marah. Tapi sudah cukup. Istighfar, istighfar. Ayo sayang, istighfar. Jangan marah-marah, sudah istighfar,"Â dia menambahkan.
Kondisi Terkini David Ozora Korban Penganiayaan Mario Dandy
Beberapa hari lalu, petinggi GP Ansor sempat membuat unggahan terkait dukungannya pada David Ozora.
Menurutnya, orang-orang yang menyakiti putranya itu saat ini sedang susah tidur sementara David Ozora justru akan bangun sebentar lagi.
"Mereka yang nyakitin kamu sekarang pada susah tidur, disaat kamu bentar lagi bangun. Kusiap sambut bangunmu dengan langkah gagah dan bongkar semua fitnah dan omong kosong gerombolan pemuja harta ini nak," ujar Jonathan Latumahina.
David Ozora, Koma Sejak 20 Februari
Jonathan Latumahina mengungkapkan bahwa putranya David Ozora sudah koma sejak Senin, 20 Februari 2023 lalu. David Ozora sempat mengalami kejang dan telah dirujuk dari rumah sakit sebelumnya.
"Perlu diketahui bahwa sejak kejadian 20 Februari, David koma dengan respon yang sangat memprihatinkan. Kejang selama 2x24 jam di Medika kemudian dirujuk ke Mayapada. Saya tidak akan pernah lupa erangan dia, kejang-kejang tubuh kurusnya. Akan ada yang membayar untuk siksaan itu," ujar Jonathan Latumahina melalui unggahan pada Rabu, 1 Maret 2023.
Sudah Berikan Respons Bergerak
Dalam kesempatan yang sama, Jonathan Latumahina turut menjelaskan bahwa kala itu David Ozora memang belum sadarkan diri. Namun, ia sudah memberikan respons dengan gerakan, pendengaran, dan penglihatan yang perlahan kembali.
"David hari ini sudah semakin baik kondisinya. Memang belum sadar, tapi respons gerak, pendengaran dan penglihatannya sudah mengalami kemajuan yang luar biasa. Itu karena doa-doa dari temen semua, karena memang kemajuan ini diluar perkiraan," kata Jonathan Latumahina.
Advertisement
Dikabarkan Mengalami Diffuse Axonal Injury
Berdasarkan kabar sebelumnya, David Ozora diketahui mengalami cedera otak serius yang dikenal dengan sebutan Diffuse Axonal Injury (DAI). Lantas, apa itu sebenarnya Diffuse Axonal Injury?
Diffuse axonal injury masuk dalam kategori cedera otak traumatis (traumatic brain injury/TBI). Cedera otak yang satu ini mengacu pada pemotongan serabut saraf penghubung panjang yang ada di otak atau axon.
Umumnya, DAI memang dapat menyebabkan seseorang mengalami koma. Mengutip laman Medical News Today, DAI hanya bisa terjadi lewat benturan parah yang tiba-tiba di kepala.
Benturan tersebut dapat berujung pada kerusakan otak. Setelah terbentur, otak layaknya bertabrakan dengan bagian dalam tengkorak. Itulah mengapa DAI bisa mengakibatkan robeknya serabut saraf. Otak seolah bergeser dan berputar di dalam tengkorak.
Secara sederhana, DAI dapat memengaruhi kemampuan berbagai bagian otak untuk berkomunikasi dengan bagian lainnya. Alhasil, dapat menyebabkan masalah neurologis, koma, gangguan jangka panjang, hingga kematian.
Efek Terjadinya DAI
DAI pun dapat berkontribusi menyebabkan pasiennya mengalami perubahan perilaku, sosial, fisik, dan kognitif yang bersifat sementara maupun permanen.
Dalam hal pengobatannya, DAI punya teknis yang mirip dengan cedera kepala lainnya. Namun, tujuan perawatan atau pengobatannya hanya untuk membuat pasien stabil dan mencegah kerusakan otak semakin parah.
Setelah perawatan darurat, seseorang mungkin memerlukan obat-obatan dan pembedahan untuk membantu mengendalikan gejalanya. Mereka mungkin juga memerlukan rehabilitasi.
Penanganan tersebut akan bergantung pada tingkat cedera yang dialami pasien. Pasien kemungkinan perlu mempelajari kembali banyak kemampuan sehari-hari, seperti cara berjalan dan berbicara.
Advertisement