Menkes Budi Sebut Industri Farmasi RI Tertinggal dari Thailand dan Vietnam

Industri farmasi Indonesia dinilai semakin tertinggal dari Thailand dan Vietnam yang kian maju.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 09 Apr 2023, 12:05 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2023, 12:05 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut perkembangan industri farmasi dan alat kesehatan Indonesia masih tertinggal saat rapat kerja di Gedung DPR RI, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta pada Rabu, 5 April 2023. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menilai industri farmasi dan alat kesehatan (alkes) di Indonesia semakin tertinggal dari negara lain. Budi menilai, pengembangan industri vaksin di Indonesia juga perlu terus ditingkatkan.

Bahkan di kawasan Asia Tenggara sendiri, menurut Menkes Budi, industri farmasi dan alat kesehatan masih kalah jauh dari Thailand dan Vietnam. Kedua negara ini bergerak menjadi lebih maju dalam pengembangan farmasi dan alat kesehatan.

“Kita menyadari bahwa industri farmasi, industri alat kesehatan, industri vaksin di Indonesia makin lama makin tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain, even (bahkan) termasuk Thailand dan Vietnam yang akhirnya lebih maju,” ujarnya saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI di Gedung DPR RI, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, ditulis Minggu (9/4/2023).

Hampir Semua Obat dan Alkes Saat Awal Pandemi Impor

Dengan demikian, dibutuhkan upaya percepatan pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan serta vaksin di Indonesia. Indonesia dapat bekerja sama dengan lintas sektor, seperti swasta maupun kerja sama luar negeri. 

Upaya di atas masuk dalam penguatan transformasi sistem ketahanan kesehatan yang menjadi salah satu pilar transformasi kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Kita menyadari bahwa Pemerintah perlu mendukung pengembangan dari industri industri kesehatan dalam negeri. Nah, tidak berkembangnya industri-industri kesehatan di dalam negeri ini sangat berpengaruh terhadap ketahanan sistem kesehatan kita,” terang Budi Gunadi.

‘“Pada saat (awal) pandemi yang kita rasakan, hampir semua obat-obatan, alat kesehatan itu masih impor, vaksin impor sehingga untuk negara sebesar kita akan sangat berisiko ya dengan 270 juta rakyat kita."

Penggunaan Bahan Baku Dalam Negeri

Obat alternatif
Ilustrasi penggunaan bahan baku dalam negeri ditingkatkan. (pexels.com/Pixabay)

Implementasi penguatan industri farmasi dan alat kesehatan di Indonesia, yakni menyasar pada penggunaan bahan baku dan produk dalam negeri sendiri. Dalam hal ini, terwujudnya kemandirian bangsa untuk memproduksi bahan baku obat dan alat medis lainnya.

Dukungan penggunaan bahan baku dalam negeri, disebutkan Menkes Budi Gunadi Sadikin, sebagaimana tertuang dalam draft Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan Pasal 343.

Bunyi Pasal 343, antara lain:

  1. Untuk mewujudkan kemandirian Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mendorong percepatan kemandirian industri Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
  2. Percepatan kemandirian industri Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan dilakukan melalui pengembangan dan penguatan industri Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan dari hulu hingga hilir secara terintegrasi dengan target penggunaan dan pemenuhan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan yang diproduksi dalam negeri untuk ketahanan dan kemajuan Kesehatan nasional.
  3. Pemenuhan kebutuhan ketahanan Kesehatan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan secara bertahap sesuai dengan prioritas nasional.
  4. Pengembangan dan penguatan industri Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan:
  1. meningkatkan daya saing industri Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;
  2. memberikan dukungan bagi penguasaan dan pemanfaatan teknologi dan inovasi, serta riset dan pengembangan dalam bidang Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;
  3. memproduksi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan dalam negeri untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan ekspor serta meningkatkan kegiatan industri/utilisasi kapasitas industri;
  4. memastikan penggunaan bahan baku Obat produksi dalam negeri oleh industri farmasi dalam negeri; dan
  5. mengoptimalkan peran akademisi, pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat.

Persiapan Hadapi Pandemi Berikutnya

Pada kegiatan Ramadhan Public Lecture di Masjid Kampus UGM, Yogyakarta pada Sabtu (1/4/2023), Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, wujud keberhasilan sistem transformasi ketahanan kesehatan juga bergantung pada industri kefarmasian, obat-obatan, vaksin, dan surveilans. 

Hal ini harus dipersiapkan dengan baik untuk menghadapi pandemi berikutnya.

“Pentingnya untuk memahami peran obat-obatan dan farmasi bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia. Karena kita akan sangat bergantung pada industri farmasi apabila di kemudian hari kita menghadapi pandemi lagi,” kata Budi Gunadi dalam ceramah bertajuk, Mewujudkan Kemandirian Bahan Baku Farmasi dalam Negeri.

Saat ini, Indonesia memiliki teknologi vaksin berbasis virus dan protein. Namun, belum bisa memproduksi vaksin berbasis vektor, RNA/DNA. Sehingga dalam pemenuhan kebutuhannya masih bergantung pada negara lain.

Bangun Pabrik Obat Dalam Negeri

Selanjutnya, Budi Gunadi mengungkapkan, bahwa pembangunan industri farmasi atau obat-obatan berbasis kimia, darah, maupun bioteknologi saat ini sedang diupayakan untuk memperkuat sistem ketahanan kesehatan di Indonesia.

“Kita bertekad untuk membangun pabrik obat-obatan serta kapasitas penelitian dan pengembangannya di Indonesia supaya dapat memenuhi kebutuhan farmasi dalam negeri dan tidak perlu lagi import,” tutupnya.

Infografis Covid-19 Subvarian Orthrus Terdeteksi di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Covid-19 Subvarian Orthrus Terdeteksi di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya