Liputan6.com, Jakarta - COVID varian Eris yang sedang menyebarluas di Inggris ternyata sudah ada di Indonesia sejak Maret 2023. Varian yang dikenal dengan EG.5.1 di Indonesia ini sudah masuk dalam data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) pada 9 Maret 2023.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Mohammad Syahril, mengungkapkan, kehadiran varian Eris tidak berdampak terhadap keparahan dan kematian akibat COVID-19 di Tanah Air.
Baca Juga
"Nah, yang khusus Eris ini, di Indonesia sebetulnya sudah ditemukan bulan Maret yang lalu. Bulan Maret ya, tapi ini tidak berdampak klinis, tidak menyebabkan keparahan dan juga tidak kematian di negara kita,"Â kata Syahril kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Senin, 7 Agustus 2023.
Advertisement
"Dan betul, sampai hari ini tidak ada penambahan kasusnya," dia menekankan.
Temuan 12 Strain Varian Eris di Indonesia
Sebagaimana data yang dilaporkan ke GISAID, tercatat ada 12 strain Covid Eris yang ditemukan di Indonesia. Seluruh sampel yang diteliti berasal dari Jakarta.
"Sudah ada 12 strainnya (varian COVID-19Â Eris) yang ditemukan. Semuanya dari sampel di Jakarta dan setelah kita surveilans, tidak ada kasusnya, tidak ada yang bertambah,"Â ujar Syahril.
Covid Varian Eris Masuk ke Dalam Kelompok XBB
Mohammad Syahril, melanjutkan, varian COVID Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
"Sebetulnya Eris ini merupakan varian yang dalam kelompok disebut XBB. Kita kan ada beberapa ya, ada XBB.1.5, XBB 1.16 atau Arcturus," katanya.
"Nah, Eris ini masuk ke XBB 1.9.2 yang kita temukan pada 9 Maret yang lalu, terus kita kirim (datanya) ke GISAID," dia menambahkan.
Sampai Hari Ini Aman Meski Ada Covid Eris
Melihat perkembangan COVID Eris atau EG.5.1 ini, Syahril memastikan Indonesia aman.
"Sampai hari ini aman. Jadi sebenarnya di Inggris itu baru ditemukan, cuma di kita sudah ada Maret yang lalu, tapi tidak menjadikan suatu masalah,"Â katanya.
Advertisement
Varian Eris Terdeteksi di 36 Negara
Varian COVID baru bernama Eris, menurut peneliti Global Health Security Griffith University Dicky Budiman, sudah masuk di Indonesia. Ia mengungkapkan, subvarian tersebut masuk ke Asia, Eropa hingga Amerika Serikat.
Saat ini, ada sekitar 36 negara yang telah mendeteksinya adanya varian Eris.
"Data menunjukkan, EG 5.1 atau Eris sampel pertama itu paling awal tercatat di Jakarta, di Indonesia, dan itu di awal-awal Maret," kata Dicky dalam keterangannya, Senin (7/8/2023).
Kendati begitu, status subvarian ini masih di bawah pengawasan (under monitoring) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Covid Varian Eris Belum Memperlihatkan Dampak Signifikan
Data juga menunjukkan bahwa tingkat keparahan dan kematiannya pun belum memperlihatkan dampak yang signifikan.
"Gejala juga tidak ada perbedaan dan cenderung tidak ada demam dan tidak ada hilang penciuman, ini tentu ini jauh berkurang (keganasannya) dibanding sebelumnya," ujar Dicky Budiman.
Lebih lanjut, Dicky meminta masyarakat agar tidak panik apalagi jika telah menjaga pola hidup bersih dan sehat, serta telah mendapatkan vaksin COVID-19.
Vaksinasi pun masih sangat efektif untuk menjaga kekebalan tubuh dari berbagai macam virus, termasuk COVID-19.
Advertisement