Gejala COVID-19
Tiga varian baru COVID-19 yang paling menular di dunia, kini telah terdeteksi di Indonesia. Terdiri dari varian Alpha, varian Beta, dan varian Delta.
Varian Delta yang terdeteksi pertama kali di India saat ini paling mendominasi di dunia. Ini diungkapkan para ilmuwan di Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Jumat 18 Juni 2021.
Varian yang dulunya disebut dengan B.1.617.2 ini juga menulari banyak orang di beberapa daerah di Indonesia. Mulai dari Kudus, Jawa Tengah dan Bangkalan, Jawa Timur hingga Jakarta.
Sejauh ini berbagai data menunjukkan bahwa gejala COVID-19 yang umum adalah:
- Demam
- Batuk
- Kehilangan penciuman atau rasa
- Nyeri otot
- Mual
- Diare
Gejala Varian Alpha
Ahli virus di University College London, Inggris, Gregory Towers, menyebutkan gejala yang ditimbulkan varian alpha lebih parah ketimbang gejala COVID-19 varian klasik atau varian pertama.
Dilansir newyorktimes.com, orang yang terinfeksi varian Alpha, memiliki reaksi yang lebih kuat daripada varian lainnya, batuk dan mengeluarkan lendir yang mengandung virus tidak hanya dari mulut mereka, tetapi juga di hidung.
Gejala COVID-19 yang paling khas dari varian ini adalah:
- Batuk berlendir
- Mengeluarkan lendir bervirus dari mulut dan hidung
Gejala Varian Beta
Varian Beta yang awalnya dikenal dengan varian Afrika Selatan atau B.1.351, memiliki beberapa perubahan signifikan yang sedang dipelajari para ahli. Melansir bbc.com, varian Beta COVID-19 membawa mutasi yang disebut N501Y yang membuatnya lebih menular atau mudah menyebar.
Seperti versi aslinya, risikonya paling tinggi untuk orang yang berusia lanjut atau memiliki kondisi kesehatan mendasar yang signifikan. Gejala COVID-19 pun tidak jauh berbeda dengan varian klasik yakni:
- Demam
- Indra penciuman hilang
- Sakit kepala
- Batuk terus-menerus
- Sakit perut
- Sakit tenggorokan
Gejala Varian Delta
Dikutip dari theguardian.com, varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India terasa seperti flu yang buruk. Data menunjukkan bahwa varian Delta COVID-19 setidaknya 40 persen lebih mudah menular daripada varian Alpha yang pertama kali terdeteksi di Kent, Inggris.
Dan tampaknya menggandakan risiko rawat inap. Ini juga membuat vaksin agak kurang efektif, terutama setelah hanya satu dosis. Varian Delta, batuk tampaknya menjadi gejala paling umum kelima, dan hilangnya penciuman tidak masuk dalam 10 besar.
Menurut profesor epidemiologi genetik di King's College London, Tim Spector, varian Delta dapat menimbulkan gejala COVID-19 sebagai berikut:
Berita Terbaru
Jabar Diguncang 106 Kali Gempa Sepanjang Januari 2025, Salah Satunya Dipicu Aktivitas Sesar Dasar Laut
Cara Membuat Air Infus Bawang Putih untuk Bantu Mengontrol Asam Urat
Alejandro Garnacho Bertahan, Manchester United Selamat dari Amuk Suporter
Wahana Antariksa Milik NASA Rekam Suara Matahari
3 Warga Rempang Tersangka Bentrok dan Penyerangan Posko Tolak RJ, Mengadu ke Komnas HAM
Apakah Imam Sholat Dapat Keutamaan Lebih Dibanding Makmum? Ini Kata UAS
Masukan JK untuk Prabowo Terkait Kisruh Gas Elpiji 3 Kg
Angkat Isu KDRT, Ini Sinopsis dan Daftar Pemain Film 'Samawa'
Diajak Keliling Rumah Prabowo Subianto di Hambalang, Menhan Prancis Dibuat Terpukau
Edan, Pelajar SMP Bobol 3 Toko Sembako dan Bawa Kabur Duit Ratusan Juta di Lembata
Qadha Sholat Subuh karena Bangun Kesiangan, Bolehkah? Ini Kata UAS dan Buya Yahya
Iwan Fals dan Istri Diperiksa Polisi Terkait Organisasi OI, Ini Duduk Perkaranya