Liputan6.com, Jakarta Cuaca panas yang dipengaruhi fenomena El Nino memicu sejumlah wilayah di Indonesia mengalami kekeringan. Dampaknya, masyarakat kesulitan mencari sumber air bersih dan pangan.
Menurut peneliti Global Health Security Dicky Budiman, pemerintah tetap harus menjamin ketersediaan air bersih dan pangan selama cuaca panas berlangsung. Upaya ini termasuk mitigasi akibat dari cuaca panas ekstrem.
Advertisement
Baca Juga
"Kaitannya mitigasi ya mengantisipasi dampak dari (cuaca) panas dan juga ini bicara dampak dari El Nino ya. Dampaknya ada dari kekeringan. Panasnya ini karena bisa lama dan akan berpengaruh terutama ketersediaan air bersih,"Â Dicky kepada Health Liputan6.com baru-baru ini.
Advertisement
"Nah, ini artinya Pemerintah harus pastikan dan menjamin ketersediaan air bersih. Kalau tidak ya dampak negatifnya besar, ini kita bicara orang mandi, cuci tangan, membersihkan makanan, menyediakan makanan."
Kebutuhan Air Minum
Perihal sumber air bersih pun ada kaitannya dengan kebutuhan air minum. Jika tidak ada air bersih, bagaimana pemenuhan air minum masyarakat?
"Ini juga kita bicara kebutuhan air minum. Air minum itu sendiri menjadi hal yang pertama diselesaikan," lanjut Dicky.
"Dengan ketersediaan air bersih, artinya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) ataupun pemerintah harus memastikan sumber air, sehingga bisa kita jamin, kita jaga kesinambungannya."
Sumber Air Harus Dijaga
Ditegaskan kembali oleh Dicky Budiman, ketersediaan sumber air bersih harus dijaga.
"Ya hutan jangan sampai gundul. Jadi dampaknya ke pembangunan dan sebagai sumber airnya dampaknya akan berkaitan erat dengan ketersediaan air yang baik," tegasnya.
Bantuan Makanan
Kekeringan akibat cuaca panas ikut berpengaruh terhadap keamanan pangan (food security). Sebab, banyak masyarakat yang mungkin gagal panen.
"Yang harus diperhatikan karena mungkin panen akan banyak yang gagal panen atau terganggu atau produktivitas menurun, ini juga harus dipastikan adanya bantuan teknis kepada masyarakat," tambah Dicky.
"Karena bicara food security juga bicara keamanan kesehatan atau health security. Tanpa ada makanan yang memadai, yang bergizi, yang sehat ya ini akan juga menjadi masalah kesehatan masyarakat."
Advertisement
Permintaan Air Bersih Meningkat
Puncak musim kemarau panjang sedang berlangsung mengakibatkan kekeringan dan meningkatnya permintaan air bersih di sejumlah daerah yang terdampak di wilayah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Dari informasi Badan Penanggulangan Bencan Daerah (BPBD) Ponorogo, permintaan air bersih saat ini sedang meningkat di tengah cuaca panas akibat kemarau panjang.
"Ada dua dusun lagi mengajukan permintaan bantuan air bersih. Sebelumnya yang sudah minta dan kami kirimi ada enam dusun. Sekarang tambah dua jadi total lingkungan (dusun) yang alami krisis (air bersih) ada delapan dusun," kata Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Ponorogo, Masun, Selasa (3/10/2023).
Dua dusun yang mengajukan permintaan air bersih dimaksud adalah Dusun Platang, Desa Krebet Kecamatan Jambon serta Dusun Watuagung Desa Dayakan, Kecamatan Badegan.
Krisis Air
Krisis air yang dialami warga Dusun Platang menarik perhatian BPBD karena sebelumnya daerah tersebut tidak lagi masuk peta rawan kekeringan.
Total ada 41 dukuh/dusun yang masuk kategori siaga karena selalu menjadi langganan kekeringan. Namun, Dusun Platang tidak ada di dalamnya. Warga di Dusun Platang terakhir mengajukan bantuan air bersih tercatat pada 2019.
Debit Air Sumur Berkurang
Bantuan air bersih juga didistribusikan Humas Polres Pemalang pada malam hari dirasakan sangat membantu warga Desa Kuta Kecamatan Bantarbolang Kabupaten Pemalang, karena kebutuhan air bersih untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK) serta konsumsi untuk keesokan harinya dipastikan dapat tercukupi.
"Setiap pagi hari, masyarakat harus menimba ke sumur milik tetangga yang debit airnya masih ada, untuk mencukupi kebutuhan memasak dan mandi," kata Kades Kuta Kecamatan Bantarbolang, Cahyono, Rabu malam (4/10/2023).
Pada musim kemarau tahun ini, sebagian warga hanya mengandalkan sumur gali untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
"Namun, debit airnya sudah berkurang, bahkan sebagian sudah ada yang mengering,"Â ucap Cahyono, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com.
Ia menjelaskan, krisis air bersih sudah dirasakan warga Desa Kuta selama kurang lebih dua bulan terakhir.
"Dengan adanya bantuan ini, secara umum warga Desa Kuta merasa senang dan menyampaikan ucapan terimakasih kepada Humas Polres Pemalang," kata Kades Kuta.
Advertisement