Cegah Dehidrasi dan Heat Stroke, Pakar Sarankan Minum hingga 3 Liter Air Sehari

Prof Dr dr Ari Fahrial Syam menyarankan agar meningkatkan asupan air minum hingga 3 liter sehari agar terhindar dari heat stroke saat cuaca panas ekstrem.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Okt 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2023, 10:00 WIB
Waspada, Cuaca Jakarta Memanas
Warga beraktivitas menggunakan payung saat suhu udara mencapai 35 derajat Celcius di Kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (22/10/2019). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah) Event

Liputan6.com, Jakarta - Pada cuaca panas ekstrem seperti sekarang ini individu rentan mengalami heat stroke. Oleh karena itu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr dr Ari Fahrial Syam menyarankan agar meningkatkan asupan air minum hingga 3 liter sehari. 

“Secara umum, jumlah konsumsi ari memang disebutkan 8 sampai 10 gelas per hari, tetapi dengan kondisi dehidrasi yang saat ini banyak terjadi, kita harus bisa meningkatkan sampai 3 liter per hari,” kata Ari di Kampus UI, Senin (30/10), dilansir Antara.

Ari menjelaskan, anjuran minum tersebut juga tergantung pada aktivitas yang dijalani seseorang. Jika sering berada di luar ruangan dan terpapar panas, apalagi sampai berkeringat, jumlah cairan di dalam tubuh juga harus ditingkatkan.

Dehidrasi, kata Ari, menjadi masalah utama yang akan terjadi pada orang yang terpapar suhu tinggi. Pada keadaan dehidrasi, seseorang akan mengalami kekurangan cairan, merasa haus, serta kulitnya menjadi kering dan sensitif sehingga bisa menimbulkan iritasi dan reaksi alergi.

“Kondisi panas ini tentunya patut diwaspadai masyarakat karena dapat menimbulkan efek kesehatan yang serius,” ujarnya.

Efek kesehatan akibat tekanan panas pada seseorang bisa berupa gangguan fungsi organ tertentu dan mengakibatkan berbagai jenis heat-related illness atau gangguan terkait panas. Jenis heat-related illness yang paling berbahaya adalah heat stroke atau sengatan panas.

Ari mengatakan, kondisi heat stroke bahkan bisa menyebabkan seseorang mengalami kurang kesadaran.

“Tekanan panas yang tinggi ini bisa menyebabkan heat stroke, sebuah kondisi di mana orang akan mengalami dehidrasi, kekurangan cairan, kering, dan bisa sampai menyebabkan kurang kesadaran.”

 

Kelompok yang Rentan Alami Heat Stroke

Adapun kelompok yang paling rentan mengalami heat stroke menurut Ari adalah orang-orang berusia lanjut. Oleh karenanya, kelompok lansia harus dihindarkan dari terpapar langsung udara panas ekstrem yang disertai dengan kelembapan udara yang tinggi.

Lebih lanjut, heat stroke juga menyerang para pekerja yang harus berkegiatan di luar ruangan. Apabila harus terpapar dengan udara panas, Ari mengingatkan pentingnya menjaga asupan air putih yang cukup.

Disarankan Berolahraga Pagi atau di Dalam Ruangan

Selain itu, masyarakat juga perlu berhati-hati dalam mengatur strategi berkegiatan di luar ruangan, salah satunya saat ingin berolahraga.

Ari menyarankan masyarakat agar berupaya berolahraga di pagi hari sebelum sinar matahari menjadi terang. Berolahraga di bawah terik matahari akan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan seseorang mengalami dehidrasi. Panas yang menyengat juga bisa menimbulkan nyeri kepala dan gangguan pada kulit.

Jika memang memungkinkan, kata Ari, berolahraga di dalam ruangan tentu menjadi hal yang terbaik saat ini.

“Akan tetapi di satu sisi, kita tentu perlu juga udara segar, maka usahakan berolahraga ad apagi hari sekitar pukul 06.00 sampai pukul 07.00 WIB,” ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya