Cara Sederhana Redakan Perasaan Marah, Ambil Kertas dan Alat Tulis

Mencatat perasaan marah Anda pada selembar kertas dan kemudian merobeknya memiliki lebih dari sekedar efek dramatis

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 11 Apr 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2024, 19:00 WIB
Ilustrasi marah, kesal
Ilustrasi marah, kesal. (Image by drobotdean on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Rasa marah adalah bagian dari emosi yang normal dimiliki setiap individu. Rasa marah umumnya hadir karena dipicu oleh situasi tertentu. Meski demikian penting untuk bisa menyalurkan dan mengelola amarah dengan baik.

Mencatat perasaan marah Anda pada selembar kertas dan kemudian merobeknya memiliki lebih dari sekedar efek dramatis – hal ini dapat membantu Anda merasa lebih baik, kata para peneliti dari Sekolah Pascasarjana Informatika di Universitas Nagoya di Jepang.

“Kami berharap metode kami dapat menekan kemarahan sampai batas tertentu,” kata pemimpin peneliti Nobuyuki Kawai dalam siaran pers Universitas Nagoya.

“Namun, kami kagum bahwa kemarahan hampir hilang seluruhnya,” tambah Kawai, dilansir New York Post.

Para peneliti menghabiskan waktu bertahun-tahun mengumpulkan data tentang bagaimana menulis dapat membantu mengurangi kemarahan dan bagaimana interaksi dengan objek fisik berdampak pada suasana hati, sebelum mempublikasikan temuan mereka di jurnal Scientific Reports

Dalam proyek khusus ini, Kawai dan mahasiswa pascasarjananya Yuta Kanaya meminta peserta penelitian untuk menuliskan pendapat mereka tentang isu-isu sosial seperti apakah merokok di tempat umum harus ilegal atau tidak. Mereka mengatakan bahwa mahasiswa doktoral akan mengevaluasi tulisannya.

Mahasiswa doktoral yang terdaftar dalam penelitian ini diinstruksikan untuk menulis komentar menghina yang sama terhadap karya mahasiswa tersebut seperti, “Saya tidak percaya orang terpelajar akan berpikir seperti ini. Saya harap orang ini belajar sesuatu selama di universitas.”

Para siswa kemudian dikembalikan tulisannya yang berisi komentar-komentar ofensif. Mereka kemudian diminta untuk menulis tentang bagaimana perasaan mereka menanggapi komentar negatif tersebut.

 

 

Buang Kertas yang Sudah Ditulisi

 

Para peneliti meminta beberapa peserta untuk membuang kertas tersebut ke tempat sampah setelah menulis tanggapan mereka dan kelompok lainnya diinstruksikan untuk menyimpan kertas tersebut dalam sebuah file di meja mereka. Kelompok ketiga diminta memasukkan kertas ke dalam kotak plastik atau melalui mesin penghancur kertas.

Para siswa diminta untuk mengevaluasi tingkat kemarahan mereka setelah menerima komentar negatif serta setelah mereka menyimpan atau membuang tanggapan tertulis mereka.

Studi tersebut menemukan bahwa siswa yang membuang tanggapan mereka atau merobek kertas merasa tidak terlalu marah dan kembali ke keadaan emosi awal mereka. Mereka yang menyimpan catatan kemarahan hanya mengalami sedikit penurunan kemarahan setelahnya, kata para peneliti.

 

Bisa Bantu Atasi Stres di Tempat Kerja

Kawai mengatakan penelitian ini dapat digunakan untuk membantu orang-orang yang berada dalam situasi stres di tempat kerja atau di tempat lain.

“Teknik ini bisa diterapkan pada momen dengan menuliskan sumber kemarahan seperti mengambil memo lalu membuangnya saat merasa marah dalam situasi bisnis,” ujarnya.

Kawai mengatakan temuan penelitian ini tidak berbeda dengan tradisi hakidashisara di Jepang, yang berarti membersihkan atau membuang piring. Selama festival hakidashisara tahunan di Kuil Hiyoshi di luar Nagoya, orang-orang memecahkan cakram untuk melampiaskan kemarahan mereka dan melaporkan perasaan lega setelah acara tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya