Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang pasti pernah merasa marah. Namun, jika tidak dikendalikan, amarah bisa membawa dampak negatif, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Penceramah muda, Ustadz Adi Hidayat (UAH)Â menjelaskan cara efektif meredam amarah agar tidak mudah terprovokasi oleh setan.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, salah satu langkah pertama dalam mengendalikan amarah adalah dengan mengubah posisi tubuh. "Kalau sedang marah saat berdiri, duduk dulu supaya lebih tenang. Jelas?" ujarnya dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @dianchannel81.
Advertisement
Jika duduk belum cukup menenangkan, maka langkah selanjutnya adalah berbaring. "Kalau enggak, rebahan dulu supaya turun dulu, turun," lanjutnya.
Advertisement
UAH menjelaskan bahwa perubahan posisi ini memiliki dampak psikologis dalam menurunkan emosi. Dengan merendahkan posisi tubuh, seseorang secara alami akan merasa lebih tenang dan bisa berpikir lebih jernih.
Namun, jika kemarahan masih belum mereda, maka disarankan untuk mengambil air wudhu. "Kalau masih terbawa setan, masih provokasi, maka padamkan dengan air wudhu ," katanya.
Wudhu bukan hanya menyegarkan tubuh, tetapi juga memiliki efek spiritual dalam meredam emosi. Air yang mengalir saat wudhu bisa membantu menurunkan ketegangan dan memberikan ketenangan hati.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Tambahkan Sholat Dua Rakaat
Selain itu, UAH juga menyarankan untuk melaksanakan sholat dua rakaat setelah berwudhu . "Wudhu , sholat dua rakaat supaya tenang," tambahnya.
Sholat memiliki keutamaan dalam menenangkan hati karena mengandung berbagai bentuk zikir, doa, istighfar, dan tawakal. Dalam sholat, seseorang akan lebih banyak berserah diri kepada Allah dan melepaskan emosi negatif yang ada dalam dirinya.
Dalam sujud, seseorang berada dalam posisi paling rendah di hadapan Allah. "Sehingga ketika turun sujud, lebih tenang, keadaan dirinya lebih tenang untuk mencerna," jelas UAH.
Meredam amarah dengan cara ini bukan hanya sekadar anjuran, tetapi juga sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah bersabda:
"Jika salah seorang di antara kalian marah dalam keadaan berdiri, hendaklah duduk. Jika belum reda, maka hendaklah berbaring."
Hadis ini menunjukkan bahwa perubahan posisi tubuh adalah langkah awal yang efektif dalam mengendalikan emosi.
Selain itu, dalam riwayat lain disebutkan bahwa marah berasal dari setan, dan setan diciptakan dari api. Oleh karena itu, wudhu sebagai media air bisa menjadi cara untuk memadamkan amarah.
UAH juga menekankan pentingnya memperbanyak istighfar sebagai bentuk introspeksi diri. "Istighfar itu bukan hanya meminta ampun, tapi juga menyadarkan kita bahwa segala sesuatu harus dikembalikan kepada Allah," jelasnya.
Advertisement
Kontrol Emosi dengan Istighfar
Dengan beristighfar, seseorang akan lebih mudah mengontrol emosinya dan tidak mudah terpancing provokasi.
Dalam banyak kasus, amarah yang tidak dikendalikan bisa menyebabkan konflik yang berkepanjangan. Oleh karena itu, mengendalikan emosi bukan hanya bermanfaat secara pribadi, tetapi juga dalam menjaga hubungan sosial.
UAH juga mengingatkan bahwa marah yang tidak terkontrol bisa membawa dampak buruk dalam kehidupan. Banyak keputusan yang diambil saat marah justru berujung pada penyesalan.
Oleh karena itu, mengendalikan amarah bukan hanya sekadar menahan diri, tetapi juga melatih kesabaran dan kebijaksanaan dalam menghadapi situasi sulit.
Dengan memahami cara-cara ini, seseorang bisa lebih siap menghadapi berbagai situasi yang berpotensi memancing emosi.
Amarah yang dikelola dengan baik akan membawa ketenangan dalam hidup, sedangkan emosi yang dibiarkan meledak justru bisa merusak diri sendiri dan orang lain.
Di akhir kajiannya, UAH menegaskan bahwa latihan mengendalikan amarah harus dilakukan secara konsisten. Dengan terus berlatih, seseorang akan lebih mudah menjaga ketenangan dalam berbagai situasi.
"Maka jadikan sholat, wudhu , dan istighfar sebagai senjata utama dalam menghadapi emosi yang tidak stabil," pungkasnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
