8 Tips Cegah Tertular MERS Saat Ibadah Haji, Salah Satunya Hindari Minum Susu Unta Mentah

Guna mencegah terjadinya penularan MERS, Epidemiolog Dicky Budiman mengimbau jamaah haji untuk memerhatikan 8 hal berikut.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 10 Mei 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2024, 06:00 WIB
8 Cara Cegah Tertular MERS Saat Ibadah Haji, Salah Satunya Hindari Minum Susu Unta Mentah
8 Cara Cegah Tertular MERS Saat Ibadah Haji, Salah Satunya Hindari Minum Susu Unta Mentah. (AFP/Asif Hassan)

Liputan6.com, Jakarta Kasus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) kembali ditemukan di Arab Saudi. Data antara 10 hingga 17 April 2024 menunjukkan ada tiga kasus MERS dan salah satunya meninggal dunia.

Hal ini mendapat perhatian dari epidemiolog Dicky Budiman, terlebih, dalam waktu dekat jamaah haji Indonesia akan terbang ke Tanah Suci.

Guna mencegah terjadinya penularan MERS, Dicky mengimbau jamaah haji untuk memerhatikan hal-hal berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

  • Biasakan mencuci tangan, jangan biasakan memegang mata, hidung, dan mulut.
  • Jika pergi ke peternakan unta, upayakan untuk tidak memegang hewan atau kontak dengan unta. Jamaah dapat melihat dari jauh saja.
  • Hindari minum susu unta yang belum dipasteurisasi.
  • Jika ingin makan daging unta, pastikan betul-betul dimasak, jika tidak yakin sebaiknya tidak mengonsumsinya.
  • Jika ada orang sakit, maka perlu isolasi atau dipisahkan dari jamaah yang sehat.
  • Hindari berbagi alat makan, seperti piring dan gelas dengan orang lain meski orang tersebut sehat.
  • Hindari menyentuh barang atau permukaan benda sembarangan.
  • Pastikan tangan kembali dibersihkan usai memegang gagang pintu, pegangan tangga, dan lain-lain. Jika tak terlalu perlu, sebaiknya tak usah menyentuhnya.

Arab Saudi adalah Negara Endemik MERS

Epidemiolog sekaligus peneliti keamanan dan ketahanan kesehatan global Dicky Budiman. Foto: Dok Pribadi.
Epidemiolog sekaligus peneliti keamanan dan ketahanan kesehatan global Dicky Budiman. Foto: Dok Pribadi.

Sebelumnya, Dicky menjelaskan bahwa MERS mulai dilaporkan pada 2012 dan timur tengah khususnya Saudi Arabia adalah negara endemik penyakit tersebut. Ini termasuk Yordania dan Yaman.

“Meski beberapa kasus dilaporkan di luar timur tengah, tapi itu sifatnya kasus impor dari yang sebelumnya melakukan perjalanan ke timur tengah,” kata Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara, Kamis (9/5/2024).

Dicky menambahkan, MERS adalah penyakit yang umumnya menyebabkan infeksi saluran napas ringan sampai sedang. Namun, ada pula beberapa kasus dengan gejala parah.


Penyebab MERS

Seperti COVID-19, MERS disebabkan oleh virus corona. Virus ini menginfeksi unta kemudian menular pula ke manusia.

“Penyebabnya, coronavirus, jadi SARS, MERS, dan COVID-19 itu penyebabnya satu virus yang disebut coronavirus yang masih satu keluarga.”

Sementara, gejala dari MERS umumnya bersifat ringan atau bahkan tanpa gejala sama sekali. Jika pun ada, gejala akan timbul dalam satu hingga dua minggu setelah terinfeksi atau paling sering lima hari setelah terekspos virus. Beberapa gejala yang dapat timbul yakni:

  • Demam
  • Menggigil
  • Batuk
  • Nyeri tenggorokan
  • Hidung berair
  • Kesulitan bernapas
  • Batuk berdarah (pada kasus yang sangat jarang)
  • Diare
  • Mual
  • Muntah.

Belum Ditemukan Obat dan Vaksin MERS

Satu hal yang perlu diketahui dan diwaspadai oleh jamaah haji menurut Dicky adalah cara penularan MERS.

“Penularannya terjadi ketika seseorang kontak dengan hewan, khususnya unta di Arab Saudi.”

Selain dari unta yang terinfeksi, virus penyebab MERS juga dapat ditularkan dari orang yang terinfeksi meski kasusnya jarang. Artinya, penularan MERS dari manusia ke manusia tidak semudah penularan COVID-19. Meski demikian, hingga kini belum ditemukan vaksin dan obat khusus untuk MERS.

Infografis Perbedaan Rukun dan Wajib Haji dengan Rukun Umrah. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Perbedaan Rukun dan Wajib Haji dengan Rukun Umrah. (Liputan6.com/Abdillah).
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya