Liburan Sekolah Banyak Anak Jalani Sunat, Adakah Usia Terbaik untuk Khitan?

Sunat atau khitan atau sirkumsisi biasanya dilakukan saat anak laki-laki di bangku sekolah. Namun, saat ini banyak orangtua yang sudah mengajak anak berusia di bawah tahun untuk disunat. Kapan usia terbaik untuk sunat?

oleh Benedikta Desideria diperbarui 02 Jul 2024, 16:18 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2024, 16:08 WIB
248 Anak Ikuti Sunatan Massal Gratis di Mapolsek Ciracas
Anak laki-laki sedang menjalani proses sunat atau khitan atau sirkumsisi. Kapan sih usia terbaik untuk sunat? (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Saat liburan sekolah seperti saat ini banyak orangtua membawa anak laki-lakinya untuk menjalani khitan. Bila menilik di sekitar masyarakat banyak anak usia sekolah dasar yang menjalani sunat. Mengenai usia terbaik untuk melakukan sunat sebenarnya dari sisi medis tidak ada usia tertentu yang dipandang optimal seperti disampaikan dokter spesialis bedah anak konsultan Yessi Eldiyani.

"Jika tidak ada masalah atau indikasi medis tertentu, khitan dapat dilakukan kapan saja," kata Yessy.

Saat ini banyak orangtua yang membawa anaknya untuk dikhitan sebelum berusia 1 tahun. Anak yang disirkumsisi dari kecil ternyata memiliki manfaat yakni menjauhkan risiko dari infeksi saluran kemih. Meski begitu Yessi mengatakan tak apa juga bila baru usia sekolah melakukan khitan. Manfaat yang didapat dengan khitan yang dilakukan ketika bayi tak jauh berbeda dengan tindakan khitan yang dilakukan ketika anak berusia sekolah.

"Bedanya, penggunaan anestesi pada pasien bayi dapat lebih sedikit dibandingkan dengan anak yang berusia lebih besar. Lalu, ketika masih bayi, si kecil belum terlalu banyak bergerak, sehingga proses penyembuhan pun dapat lebih cepat," kata Yessi dalam keterangan resmi yang diterima Liputan6.com pada Selasa, 2 Juli 2024. 

Orang yang Tidak Boleh Sunat

Dokter yang praktik di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya itu mengatakan tidak semua laki-laki bisa menjalani sunat. Ada beberapa kondisi medis tertentu yang tidak disarankan untuk dilakukan tindakan khitan karena dapat berisiko terjadinya komplikasi.

 

Orang yang Tidak Boleh Sunat

Kondisi medis tersebut di antaranya:

  • Hipospadia di muara uretra yang terletak tidak pada ujung penis  tetapi pada bagian ventral penis. Hipospadia adalah kondisi di mana pasien seakan-akan telah disunat dari dalamkandungan.
  • Ada epispadia, berkebalikan letaknya dengan hipospadia, yaitu di bagian dorsal penis dengan gejala yang sama
  • Kelainan pembekuan darah seperti hemofilia dan anemia aplastik. Hemofilia adalah penyakit keturunan yang mengganggu proses pembekuan darah. Sementara anemia aplastik adalah salah satu jenis kelainan darah yang terjadi akrena kegagalan sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah. 

 

Khitan Dilakukan Oleh Dokter Spesialis Apa?

Mengingat ada beberap kondisi pada anak yang tidak bisa dikhitan itu sebabnya sebaikna tindakan tersebut dilakukan oleh dokter spesialis bedah umum atau dokter spesialis bedah anak.

"Apabila ditemukan adanya kelainan organ atau kondisi medis tertentu, dokter dapat memberikan penjelasan dan penanganan yang lebih tepat," kata Yessi.

Efek Usai Khitan atau Sunat, Nyeri Bisa 2-4 Minggu

Usai khitan, anak laki-laki akan merasakan rasa ngilu di kepala penis yang baru diambil kulitnya. Jadi tak heran bila anak menjerit bila terkena sentuhan kain seperti celana dalam.

"Hal tersebut wajar terjadi karena kepala penis menjadi lebih sensitif terhadap sentuhan atau ketika kontak dengan celana dalam," katanya.

Yessi menyarankan pasien  untuk menggunakan celana dalam yang lebih longgar atau celana dalam sunat. Lalu, jika selesai buang air kecil jangan lupa bersihkan sisa air dengan tisu atau kasa pada tiga hari pertama setelah khitan.

Kemudian, kurangi aktivitas fisik seperti naik sepeda, naik motor untuk mengurangi gesekan antara luka khitan dengan sadel.

Tak usah panik ya bila masih ada ngilu dalam seminggu. "Rasa ngilu akan berangsur-angsur berkurang dalam kurun waktu dua hingga empat minggu," kata Yessi.

Ilustrasi Operasi Sunat
Kontes Sunat Online Oleh Ratusan Dokter (Sumber: Ilustrasi Pexels/Balileo Jr)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya