Wibu4Planet, Komunitas Pencinta Budaya Jepang yang Getol Suarakan Isu Iklim dan Lingkungan

Tak banyak yang tahu bahwa ada komunitas Wibu4Planet yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 02 Agu 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2024, 16:00 WIB
Wibu4Planet, Komunitas Jejepangan yang Getol Suarakan Isu Iklim dan Lingkungan
Wibu4Planet, Komunitas Jejepangan yang Getol Suarakan Isu Iklim dan Lingkungan. Foto: Wibu4Planet.

Liputan6.com, Jakarta Warga Indonesia mengenal wibu sebagai sekelompok anak muda yang gemar berpakaian ala karakter komik atau anime Jepang.

Tak sedikit pula yang memiliki pandangan negatif pada para wibu karena gaya pakaian dan perilakunya yang dinilai aneh. Namun, di balik hal tersebut, ada pula kelompok anak muda pencinta budaya Jepang yang peduli terhadap lingkungan yakni komunitas Wibu4Planet.

Komunitas itu menyadari, krisis iklim merupakan isu global yang sangat serius. Tapi, bukan berarti harus selalu disuarakan dengan cara yang kaku dan formal. Para wibu ini memilih cara yang seru, menarik, dan penuh warna untuk menggemakan isu krisis iklim.

Wibu4Planet baru terbentuk pada awal 2024. Namun, misi yang dibawanya sangat besar.

“Komunitas ini didirikan sebagai respons terhadap krisis iklim yang semakin parah dan kami melihat adanya kebutuhan untuk melibatkan berbagai komunitas dalam upaya mengatasi krisis tersebut,” kata Cyva Ardian Pradhika, Digital Campaigner Trend Asia, organisasi masyarakat sipil independen yang menjadi penggagas Wibu4Planet, mengutip keterangan pers, Jumat (2/8/2024).

Dalam keterangan yang sama, Fossil Fuel Campaigner Trend Asia, Novita Indri Pratiwi, menambahkan, Wibu4Planet ingin meningkatkan kesadaran bahwa krisis iklim merupakan ancaman nyata yang semakin terasa dampaknya di seluruh dunia. Seperti panas ekstrem atau gelombang panas, bencana ekologis seperti banjir, longsor, dan krisis pangan.

“Kami ingin menyuarakan masalah energi kotor yang terjadi di Indonesia, seperti penggunaan batubara, gas, dan co-firing,” kata Novita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kenalan dengan Nekobu Si Kucing Penyayang Bumi

Wibu4Planet, Komunitas Jejepangan yang Getol Suarakan Isu Iklim dan Lingkungan. Foto: Wibu4Planet.
Wibu4Planet, Komunitas Jejepangan yang Getol Suarakan Isu Iklim dan Lingkungan. Foto: Wibu4Planet.

Satu hal yang unik dari Wibu4Planet adalah keberadaan maskot bernama Nekobu, yang berarti Kucing Bumi.

Di logo komunitas tersebut terlihat Nekobu sedang memeluk bumi dengan erat. Gambaran tersebut menunjukkan bahwa Nekobu sayang pada bumi.

Lantas, mengapa kucing dipilih sebagai maskot Wibu4Planet?

Cyva bercerita, manga dan anime di Jepang banyak terinspirasi dari kucing. Maksudnya, penggambaran wajah karakternya banyak diambil dari bentuk wajah kucing. Dalam sejumlah seri anime populer, kucing juga selalu muncul sebagai ikon. Maka, Wibu4Planet kemudian memikirkan perlunya maskot yang mewakili budaya pop yang sangat Jepang dan dekat dengan dunia manga.

“Hingga kemudian kami memilih neko, yang artinya kucing. Sebagai simbol bahwa kucing tersebut sayang dan peduli bumi, dan bahwa ia juga merupakan bagian dari bumi, kucing itu diberi nama Nekobu. Nekobu akan mengajak siapa pun menjadi hero dalam perjalanan menyelamatkan bumi dari penjahat lingkungan yang memperparah krisis iklim,” kata Cyva.


Nekobu Bikin Konten Edukasi Iklim Jadi Lebih Ringan

Wibu4Planet, Komunitas Jejepangan yang Getol Suarakan Isu Iklim dan Lingkungan. Foto: Wibu4Planet.
Wibu4Planet, Komunitas Jejepangan yang Getol Suarakan Isu Iklim dan Lingkungan. Foto: Wibu4Planet.

Nekobu tampil lengkap dengan ikat kepala bertuliskan nama komunitas yang diusungnya. Ikat kepala ini pun tak lepas dari budaya pop Jepang. Kalau diperhatikan, sebagian besar fanbase digambarkan membawa tas dan poster, dengan mengenakan ikat kepala bertuliskan nama fanbase-nya.

“Kami ingin memperlihatkan bahwa Nekobu merupakan bagian dari komunitas Wibu4Planet,” lanjut Cyva.

Seorang wibu dan pegiat budaya pop Jepang, Agam Zarrah Istanbul mengungkapkan, Nekobu telah ditampilkan menjadi konten yang menarik.

“Nekobu bisa muncul dalam konten bermuatan isu krisis iklim, sehingga konten tersebut menjadi lebih soft. Dengan begitu, Nekobu tak hanya sekadar ditampilkan sebagai maskot yang diam saja. Harapannya, ia bisa muncul lebih sering sebagai konten. Misalnya, dia digambarkan sedang memunguti sampah, atau sedang membaca manga Wibu4Planet,” kata pemilik akun Instagram @hansamuagam itu.  


Edukasi Lingkungan Lewat Anime dan Manga

Wibu4Planet, Komunitas Jejepangan yang Getol Suarakan Isu Iklim dan Lingkungan. Foto: Wibu4Planet.
Wibu4Planet, Komunitas Jejepangan yang Getol Suarakan Isu Iklim dan Lingkungan. Foto: Wibu4Planet.

Agam berpendapat, para wibu adalah orang-orang yang sangat visual. Cyva sepakat dengan pendapat tersebut. Itulah kenapa, dalam kampanye digitalnya, Wibu4Planet mengadopsi gaya manga dan menampilkan visual yang sangat colourful. Ini salah satu cara Wibu4Planet merangkul wibu di Indonesia.

Komunitas tersebut menerapkan berbagai strategi kreatif dan menyenangkan dengan medium budaya pop Jepang, antara lain melalui anime, manga, dan musik.

“Kami melihat, banyak kampanye yang masih diwarnai bahasa teknis, sehingga sulit dipahami publik. Kami menggunakan pendekatan budaya pop Jepang agar kampanye kami lebih mudah dipahami,” kata Novita.

Wibu4Planet menggunakan cerita dan karakter dari anime dan manga populer untuk mengilustrasikan isu-isu lingkungan. Misalnya, menggambarkan kerusakan lingkungan di Pulau Wawonii. Nekobu pun berinteraksi dengan aktif dengan karakter anime dan manga dalam komik singkat dan konten kreatif lain.

“Di seri manga singkat, Nekobu masuk ke dalam universe para anime. Kami ingin memperlihatkan isu iklim kepada audiens dengan cara mengangkat cerita-cerita yang sudah ada di manga, sekaligus memperkenalkan Nekobu,” kata Cyva.

Infografis Bencana-Bencana Akibat Perubahan Iklim
Infografis Bencana-Bencana Akibat Perubahan Iklim. (Liputan6.com/Abdillah).
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya