WHO: 40 Atlet Olimpiade 2024 Positif COVID-19

Paling tidak ada 40 atlet Olimpiade 2024 yang digelar di Paris, Prancis positif COVID-19.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 11 Agu 2024, 18:30 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2024, 17:19 WIB
Gemerlap Cahaya Menara Eiffel Saat Acara Pembukaan Olimpiade Paris 2024
World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa ada paling tidak 40 atlet yang bertanding di Olimpiade Paris 2024 positif COVID-19.(Odd ANDERSEN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa ada paling tidak 40 atlet yang bertanding di Olimpiade 2024 yang digelar di Paris, Prancis positif COVID-19.

"Dalam beberapa bulan terakhir, terlepas dari musimnya, banyak negara mengalami lonjakan kasus COVID-19, termasuk di Olimpiade saat ini, di mana sedikitnya 40 atlet positif," kata Direktur Pencegahan dan Kesiapsiagaan Epidemi dan Pandemi WHO, Maria Van Kerkhove.

Melihat ada puluhan atlet Olimpiade 2024 yang positif terinfeksi virus SARS-CoV-2, Maria mengaku tidak kaget. Lantaran beberapa waktu terakhir virus tersebut banyak beredar di beberapa negara.

"Tidak mengherankan melihat atlet terinfeksi, karena seperti yang saya katakan sebelumnya, virus ini cukup merajalela di negara-negara lain," kata Maria mengutip AFP.

Lebih lanjut, Maria memaparkan data dari 84 negara menunjukkan persentase orang yang melakukan tes COVID-19 dengan hasil positif meningkat dalam beberapa minggu terakhir.

Beberapa Atlet yang Positif COVID-19 di Gelaran Olimpiade Paris 2024

Perenang Inggris Adam Peaty usai mendapatkan medali perak pada gaya dada 100 meter dinyatakan positif COVID-19. Ia melakukan tes tersebut setelah mengeluhkan tak enak badan.

Tak hanya itu, perenang Australia Lani Pallister mengundurkan diri dari gaya bebas 1.500 meter setelah dinyatakan positif COVID-19.

 

 

Pengawasan Air Limbah Menunjukkan Sirkulasi Virus COVID

 

Maria juga mengatakan dari pengawasan air limbah menunjukkan sirkulasi SARS-CoV-2 meningkat. Terjadi peningkatan sirkulasi "dua hingga 20 kali lebih tinggi daripada yang saat ini dilaporkan".

“Ini penting karena virus terus berevolusi dan berubah, yang membuat kita semua berisiko tertular virus yang berpotensi lebih parah yang dapat menghindari deteksi dan/atau intervensi medis kita, termasuk vaksinasi,” tegas dia.

WHO Sorot Penurunan Vaksinasi COVID-19 dalam 2 Tahun Terakhir

Maria van Kerkhove WHO
Maria van Kerkhove (kanan), pemimpin teknis untuk Program Kedaruratan Kesehatan WHO. (Xinhua/Chen Junxia)

Mengingat virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 masih bersirkulasi di sekitar kita, maka vaksinasi terutama untuk kelompok rentan diperlukan. Sayangnya, dalam dua tahun terakhir terjadi penurunan angka vaksinasi COVID-19.

"Selama dua tahun terakhir, kami telah melihat penurunan melihat penurunan yang mengkhawatirkan dalam cakupan vaksin. Hal ini perlu segera diatasi," kata Maria.

WHO sendiri mendesak masyarakat untuk memastikan bahwa mereka telah menerima dosis vaksinasi COVID-19 dalam 12 bulan terakhir, terutama bagi mereka yang berisiko lebih tinggi.

“COVID-19 masih ada di sekitar kita. Virus ini beredar di semua negara," kata Maria.

Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya