Liputan6.com, Jakarta Lahir dalam kondisi perang membuat seorang bayi usia asal Deir al-Balah, Gaza tidak mendapatkan imunisasi. Di usianya yang 10 bulan, bayi laki-laki itu terkonfirmasi terkena polio.
Menurut sang ibu yang bernama Nevine, bayi laki-lakinya sebenarnya sangat energik sangat suka merangkak ke sana dan kemari. Namun, tiba-tiba bayinya tidak mau bergerak.
Baca Juga
"Tiba-tiba, keadaannya berubah. Tiba-tiba, dia berhenti merangkak, berhenti bergerak, berhenti berdiri, dan berhenti duduk,” kata sang ibu mengutip ABC pada Jumat, 30 Agustus 2024.
Advertisement
World Health Organization (WHO) melaporkan kondisi yang terjadi pada bayi 10 bulan itu adalah kasus pertama polio di Gaza dalam 25 tahun terakhir.
Bayi laki-laki tersebut tidak mendapatkan vaksinasi lantaran lahir di tengah kondisi panas perang dengan Israel.
Menurut WHO jika ada satu kasus kelumpuhan akibat polio, maka ada ratusan orang lain yang kemungkinan terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala. Kebanyakan orang yang terjangkit penyakit ini tidak mengalami gejala, dan mereka yang mengalaminya biasanya pulih dalam waktu sekitar seminggu. Namun, pada kasus yang parah polio bisa menyebabkan kelumpuhan yang bersifat permanen.
Jika kelumpuhan memengaruhi otot-otot pernapasan, penyakit ini bisa berakibat fatal.
Risiko polio di Gaza meningkat terlebih banyak keluarga tinggal di tenda-tenda pengungsian yang penuh sesak. Tenda itu amat dekat tumpukan sampah dan air limbah kotor yang mengalir ke jalan-jalan. Padahal ada banyak penyakit yang berkembang di tempat kotor, termasuk yang menyebar melalui kotoran.
Bos WHO Dengar Kasus Polio Pertama di Gaza: Sangat Prihatin
Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus prihatin atas kondisi yang terjadi pada bayi 10 bulan asal Deir al-Balah, Gaza yang mengalami kelumpuhan di kaki bawah.
"Saya sangat prihatin bahwa seorang anak berusia 10 bulan yang belum divaksinasi dari Deir al-Balah, Gaza, telah dipastikan menderita polio—kasus pertama di Gaza dalam 25 tahun," kata Tedros dalam cuitannya pada 23 Agustus 2024.
Berdasarkan sampel feses dari bayi tersebut, hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa virus yang menginfeksi tubuh bayi 10 bulan itu varian virus polio tipe 2. Ini adalah jenis yang terdeteksi dalam sampel lingkungan yang dikumpulkan pada bulan Juni dari air limbah Gaza seperti disampaikan Tedros.
Ada risiko penyebaran polio yang tinggi di Gaza maka Kementerian Kesehatan Palestina, WHO dan Unicef berupaya melakukan dua putaran vaksinasi polio.
"Mengingat tingginya risiko penyebaran virus polio di Gaza dan wilayah tersebut, Kementerian Kesehatan Palestina, WHO dan UNICEF berupaya untuk melaksanakan dua putaran vaksinasi polio dalam beberapa minggu mendatang untuk menghentikan penularan," kata Tedros.
Advertisement
Israel Setujui Ada 'Jeda Kemanusiaan' di Gaza agar Bisa Vaksinasi Polio
WHO mengatakan bahwa Israel telah menyetujui adanya "jeda kemanusiaan" di Gaza untuk memungkinkan vaksinasi polio bagi anak-anak seperti disampaikan WHO.
Dengan adanya waktu tersebut maka 640.000 anak di seluruh Jalur Gaza bisa divaksinasi mulai hari Minggu, kata pejabat senior WHO Rik Peeperkorn seperti mengutip BBC.
Program vaksinasi tersebut akan dilaksanakan dalam tiga tahap terpisah, di bagian tengah, selatan, dan utara jalur tersebut.
Setiap tahap, pertempuran akan dihentikan selama tiga hari berturut-turut antara pukul 06:00 hingga 15:00 waktu setempat.
Kesepakatan tersebut muncul beberapa hari setelah pejabat PBB mengatakan seorang bayi berusia 10 bulan lumpuh sebagian setelah tertular polio pertama di Gaza selama 25 tahun.