2 Kesalahan Saat Menyikat Gigi tapi Banyak Orang yang Tidak Menyadarinya

Salah satunya adalah menyikat gigi dengan gerakan yang salah. Lalu, apa kesalahan satu lagi saat menyikat gigi?

oleh Benedikta Desideria diperbarui 16 Sep 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2024, 19:00 WIB
Seorang Wanita Sedang Menyikat Gigi
Seorang Kesalahan saat Menyikat Gigi (freepik)

Liputan6.com, Jakarta Menyikat gigi memiliki fungsi untuk menghilangkan plak atau kotoran yang menempel di permukaan gigi. Secara teori, plak ini sangat mudah dihilangkan dengan secara mekanik alias dengan menyikat gigi. Namun, ada dua kesalahan saat menyikat gigi yang bisa membuat gigi abrasi.

Abrasi gigi adalah hilangnya struktur gigi karena gesekan atau proses mekanis yang dilakukan secara berulang antara gigi dengan sesuatu.

Menurut Guru Besar Bidang Ilmu Periodonsia pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor drg. Suryono ada dua faktor yang bikin gigi mengalami abrasi.

Pertama, salah dalam memilih bulu sikat gigi. "Biasanya ini karena memilih bulu sikat gigi yang hard atau keras," kata Suryono ditemui di Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2024 di Jakarta pekan lalu.

Disarankan untuk memilih bulu sikat gigi yang halus. Selain itu, bulu sikat gigi juga sebaiknya lentur dan lembut agar terasa nyaman di mulut saat digunakan, serta tidak melukai gusi dan merusak lapisan luar gigi.

Kedua, kesalahan menggerakan sikat gigi saat menyikat gigi. Dimana terlalu bersemangat dan gerakan maju mundur.

"Gerakan maju mundur dan gerakan yang tidak terkendali (itu membuat gigi abrasi). Jangankan gigi ya, tembok kalau diberi sikatan yang tinggi akan rusak," katanya.

Pada saat menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan gerakan memutar. Lalu, tidak diberi tekanan yang kuat.

Boleh Sikat Gigi Lebih dari 2 Kali Sehari

Suryono juga mengatakan menyikat gigi lebih dari dua kali sehari ---termasuk setiap kali sesudah makan dan sebelum tidur-- bisa membuat status kesehatan mulut yang lebih baik.

"Semakin banyak frekuensinya tentu semakin bagus hasilnya karena mengurangi jumlah kuman yang menumpuk," kata Profesor drg. Suryono, S.H., M.M., Ph.D ditemui usai konferensi pers Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2024 di Jakarta Selatan pekan lalu.

Sisa makanan yang menumpuk di gigi dan area mulut menimbulkan suasana asam.

"Nah, suasana asam ini yang merusak permukaan gigi kita, bukan kuma yang merusak permukaan gigi," kata Guru Besar Guru Besar dalam Bidang Ilmu Periodonsia pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada itu.

Perspektif Islam tentang Membersihkan Gigi

Suryono juga sempat menyebut soal membersihkan gigi dalam perspektif Islam. Dikatakan bila tidak memberatkan umat maka setiap kali berwudu untuk bersiwak atau menggosok gigi.

"Sehingga berdasarkan ajaran agama (Islam) berarti minimal lima kali," kata Suryono.

"Tapi memang konsepnya betul, bahwa akan sebanding lurus. Dimana semakin sering menggosok gigi semakin baik oral hygiene status atau kebrsihan mulut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya