Deteksi Dini Kanker Payudara Tingkatkan Peluang Kesembuhan, Bisa Dilakukan Mandiri dengan SADARI

SADARI adalah cara deteksi mandiri kanker payudara untuk tahap awal.

oleh Tim Health diperbarui 03 Okt 2024, 06:19 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2024, 06:00 WIB
kanker payudara
Ilustrasi logo kanker payudarah. (Foto: Unsplash/Angiola Harry)

Liputan6.com, Jakarta - Dokter Bedah Konsultan Onkologi RS Kanker Dharmais Jakarta dr Iskandar, Sp.B.Subsp.Onk(K) megatakan, deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan mandiri dengan metode Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dapat meningkatkan peluang kesembuhan. Iskandar menyampaikan hal tersebut terkait dengan fakta bahwa mayoritas kasus kanker payudara di Indonesia terungkap sudah mencapai stadium lanjut.

"Metode ini sangat penting, terutama bagi wanita yang berisiko, karena memungkinkan mereka untuk mengenali perubahan pada payudara sejak dini,” kata dia dalam acara penyuluhan kanker payudara di Jakarta Timur, Rabu, dilansir ANTARA.

Langkah pertama dalam melakukan SADARI menurutnya yakni memilih waktu yang tepat seperti setelah mandi atau ketika berdiri di depan cermin. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memperhatikan tampilan payudara di cermin. Cek apakah ada perubahan bentuk, ukuran, atau kulit yang tidak biasa seperti kemerahan atau penebalan.

Selanjutnya lakukan pemeriksaan dengan meraba payudara menggunakan jari-jari tangan. Mulai dari bagian luar payudara dan bergerak perlahan menuju puting susu guna mencari tahu adanya benjolan atau tidak.

"Saat diraba, ada benjolan atau tidak, ada sesuatu yang keras atau tidak, batasnya tegas atau tidak, atau lengket atau tidak. Kalau benjolan kecil, biasanya bisa bergoyang, namun kalau yang sudah lengket itu saat digoyang dia tidak bergeser, artinya benjolan sudah menempel ke dinding dada, itu biasanya ganas,” jelas Iskandar.

Ketika memeriksa kondisi payudara, pastikan untuk merasakan seluruh area, termasuk ketika, karena jaringan payudara juga meluas hingga area itu. Perhatikan jika ada benjolan, nyeri atau keluarnya cairan dari puting susu yang tidak normal.

“Lakukan SADARI saat 7 sampai 10 hari setelah menstruasi hari pertama, jadi menstruasi hari pertama baru hitung, ditambah 7-10 hari,” jelas Iskandar. 

 

Lakukan SADARI Secara Berkala

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Linda Agum Gumelar mengatakan meraba adanya benjolan atau abnormalitas pada payudara juga dapat dirasakan pada area atas payudara, atau sekitar dua jari di bawah tulang selangka.

“Kadang orang tahunya meraba benjolan hanya di bagian payudara yang menonjol saja, padahal, payudara dimulai dari area bawah ketiak dan sekitarnya,” ungkapnya.

Melakukan SADARI secara rutin penting dilakukan. Idealnya hal ini dilakukan setiap bulan agar lebih familiar dengan bentuk dan kondisi payudara.

 

Segera Konsultasikan dengan Tenaga Medis Jika Temukan Benjolan atau Perubahan di Payudara

Jika menemukan sesuatu yang mencurigakan, seperti benjolan atau perubahan lainnya, Iskandar maupun Linda mendesak untuk segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk evaluasi lebih lanjut.

SADARI adalah cara deteksi mandiri untuk tahap awal, penting juga untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala dan mammografi sesuai rekomendasi dokter, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga kanker payudara.

Menurut jurnal dari Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Keterlambatan penderita kanker payudara melakukan pemeriksaan awal ke pelayanan kesehatan di Indonesia mencapai lebih dari 80 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya