Vaksinasi Anjing adalah Kunci Utama Mengurangi Kasus Rabies di Indonesia

Rabies, Penyakit Zoonosis Mematikan di Indonesia, Penyebab 71 Kematian Tahun 2024

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 03 Okt 2024, 15:58 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2024, 15:57 WIB
Rabies, penyakit zoonosis mematikan di Indonesia, menyebabkan 71 kematian tahun 2024. Kesadaran dan penanganan cepat sangat penting untuk mencegah kematian akibat gigitan hewan terinfeksi. (Foto: National Communications Specialist/FAO Indonesia)
Rabies, penyakit zoonosis mematikan di Indonesia, menyebabkan 71 kematian tahun 2024. Kesadaran dan penanganan cepat sangat penting untuk mencegah kematian akibat gigitan hewan terinfeksi. (Foto: National Communications Specialist/FAO Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Rabies adalah salah satu penyakit zoonosis paling mematikan yang dihadapi Indonesia. Meskipun kematian akibat rabies dapat dicegah, data menunjukkan bahwa masih banyak kasus yang terjadi, terutama di kalangan anak-anak.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), setiap kematian akibat rabies dapat dihindari melalui tindakan pencegahan yang tepat dan penanganan yang cepat.

Apa yang Dimaksud dengan Rabies?

Rabies adalah penyakit virus yang menyerang sistem saraf pusat dan ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan terinfeksi, terutama anjing. Hingga 99 persen kasus rabies pada manusia disebabkan oleh gigitan anjing yang terinfeksi. Ketika gejala klinis muncul, kemungkinan untuk selamat hampir 100 persen menurun drastis. Inilah sebabnya mengapa penanganan awal sangat penting.

Apakah di Indonesia Ada Rabies?

Di Indonesia, data menunjukkan bahwa pada 2024, sebanyak 71 orang meninggal akibat rabies, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis, 3 Oktober 2024. Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi provinsi terparah dengan 35 kematian pada 2023, dan 27 kematian dari 16.180 kasus gigitan hewan yang berpotensi rabies pada 2024.

Banyak dari korban tidak mencari perawatan medis setelah digigit, mungkin karena kurangnya kesadaran tentang bahaya rabies dan pentingnya tindakan cepat setelah gigitan.

Perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr. N. Paranietharan, menekankan pentingnya pengetahuan dan akses terhadap intervensi yang dapat menyelamatkan nyawa. Sayangnya, hampir 4 dari 5 orang yang meninggal akibat rabies pada 2023 tidak mendapatkan perawatan medis yang diperlukan setelah mengalami gigitan.

 

Apakah Manusia Bisa Selamat dari Rabies? Ini Langkah-Langkah Pencegahan!

1. Kesadaran Masyarakat

Masyarakat harus diberikan pengetahuan yang cukup tentang bahaya rabies dan tindakan pencegahan yang perlu diambil. Kampanye pendidikan dan penyuluhan tentang pentingnya vaksinasi untuk anjing dan tindakan setelah gigitan hewan sangat penting.

2. Vaksinasi Anjing

Vaksinasi massal anjing merupakan salah satu strategi paling efektif untuk mencegah rabies. Dengan cakupan vaksinasi mencapai 70 persen, pengendalian rabies pada anjing dapat dicapai, sehingga mengurangi risiko penularan kepada manusia.

3. Perawatan Medis Segera

Dari informasi yang diterima Health Liputan6.com, setiap orang yang digigit anjing harus segera mencuci luka dengan air dan sabun, diikuti dengan pengobatan yang tepat. Penting untuk segera mencari perawatan medis untuk mendapatkan dosis vaksin rabies yang diperlukan. Tindakan ini bisa sangat menentukan antara hidup dan mati.

4. Manajemen Kasus Gigitan

WHO dan FAO bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan kapasitas petugas kesehatan dalam manajemen kasus gigitan. Ini termasuk pelatihan dan penyediaan fasilitas kesehatan yang dilengkapi dengan vaksin antirabies.

5. Pengelolaan Populasi Anjing

Pengelolaan populasi anjing yang efektif, termasuk program vaksinasi oral untuk anjing liar, juga merupakan langkah penting untuk mengurangi risiko rabies. Langkah ini membantu menjangkau populasi anjing yang sulit diakses oleh program vaksinasi tradisional.

 

Menuju Eliminasi Rabies

Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, Indonesia dapat mengurangi angka kematian akibat rabies. WHO dan FAO memiliki tujuan ambisius untuk mengakhiri kematian manusia akibat rabies pada tahun 2030 melalui strategi 'Zero by 30'. Ini mencakup upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesadaran, vaksinasi, dan akses ke perawatan medis.

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam memerangi rabies. Kesadaran akan bahaya dan tindakan yang tepat setelah digigit dapat menyelamatkan nyawa. Setiap individu dapat menjadi agen perubahan, menyebarkan informasi yang benar dan mendorong vaksinasi hewan peliharaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya