Hari Osteoporosis Sedunia 20 Oktober 2024, Katakan Tidak pada Tulang Rapuh

Hari Osteoporosis Sedunia 2024 mengambil tema “Say no to fragile bones” atau katakan tidak pada tulang rapuh.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 18 Okt 2024, 11:25 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2024, 11:25 WIB
Hari Osteoporosis Sedunia 20 Oktober 2024, Katakan Tidak pada Tulang Rapuh
Hari Osteoporosis Sedunia 20 Oktober 2024, Katakan Tidak pada Tulang Rapuh. Foto: worldosteoporosisday.org.

Liputan6.com, Jakarta Hari Osteoporosis Sedunia jatuh setiap 20 Oktober. Ini adalah waktu yang tepat untuk menyoroti soal penyakit osteoporosis.

Melansir laman World Osteoporosis Day, Hari Osteoporosis Sedunia 2024 mengambil tema “Say no to fragile bones” atau katakan tidak pada tulang rapuh.

Kampanye Hari Osteoporosis Sedunia tahun ini bertujuan mengakhiri masalah seputar kesehatan tulang dengan mendesak masyarakat dari segala usia untuk menghargai dan melindungi tulang mereka. Kampanye kesehatan tulang yang akan diserukan pada peringatan Hari Osteoporosis Sedunia 2024 yakni:

Kesehatan Tulang Sangat Berharga

Tulang yang sehat adalah inti dari kesejahteraan, mobilitas, dan kemandirian. Orang-orang dari segala usia harus melindungi kesehatan tulang mereka dengan mengambil tindakan dini untuk mencegah osteoporosis.

“Melalui nutrisi yang menyehatkan tulang, aktivitas fisik yang teratur, dan menghindari faktor gaya hidup negatif seperti merokok,” mengutip laman resmi World Osteoporosis Day, Jumat (18/10/2024).

Osteoporosis adalah Ancaman Serius

Osteoporosis adalah ancaman kesehatan yang serius dengan konsekuensi yang berpotensi merugikan. Maka perlu dilakukan beberapa strategi untuk menjembatani kesenjangan perawatannya, termasuk:

  • Mengenali faktor-faktor risiko individu;
  • memprioritaskan kesehatan tulang (seperti halnya kesehatan kardiovaskular);
  • melakukan skrining atau tes osteoporosis setelah mengidentifikasi faktor-faktor risiko, dan
  • mematuhi rejimen pengobatan osteoporosis yang ditentukan.

Jadikan Kesehatan Tulang sebagai Prioritas

Pesan ketiga yang ingin disampaikan dalam peringatan Hari Osteoporosis Sedunia adalah menjadikan kesehatan tulang sebagai prioritas kebijakan layanan kesehatan.

Pasalnya, ada 37 juta patah tulang akibat kerapuhan yang terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya. Osteoporosis menimbulkan beban ekonomi dan kesehatan yang sangat besar di seluruh dunia.

Maka dari itu, otoritas kesehatan harus memprioritaskan kesehatan tulang dalam beberapa cara, termasuk dengan berinvestasi pada layanan perawatan pasca patah tulang. Layanan ini memastikan bahwa setiap pasien patah tulang berusia 50 tahun ke atas yang pergi ke rumah sakit karena patah tulang diperiksa dan diobati secara tuntas untuk mencegah patah tulang berulang dan berpotensi mengancam nyawa.

Osteoporosis di Indonesia

Melansir laman resmi Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi), osteoporosis atau yang dikenal oleh masyarakat dengan sebutan keropos tulang merupakan penyakit silent epidemic. Penyakit ini ditandai oleh menurunnya kepadatan tulang sehingga tulang mudah patah.

Di Indonesia penelitian tahun 2005 oleh Puslitband Gizi Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) memperkirakan dua dari lima orang di Indonesia berisiko terkena osteoporosis dengan angka prevalensi osteoporosis diperkirakan sebesar 10,3 persen dan osteopenia sebesar 41.7 persen.

Penelitian lain tahun 2013 menunjukan angka prevalensi osteoporosis pada perempuan usia diatas 70 tahun mencapai 53 persen.

Angka osteoporosis di Indonesia diperkirakan mencapai hingga 135 persen pada tahun 2050.

Tantangan Kesehatan yang Besar

Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) Dr. dr. Tirza Z Tamin, Sp.KFR., M.S(K) FIPM (USG) mengatakan, data ini menunjukan bahwa osteoporosis merupakan sebuah tantangan kesehatan yang besar dan berpotensi untuk semakin menantang ke depannya.

"Ke depannya, seiring dengan laju pertambahan penduduk disertai bertambahnya angka harapan hidup masyarakat Indonesia maka kita akan dihadapkan pada pergeseran pola demografik di mana kelompok populasi usia lanjut akan semakin meningkat atau aging population," tutur Tirza dalam keterangannya pada 4 Februari 2024.

Pihaknya berharap ada gerakan bersama untuk meningkatkan dan mengoptimalkan pencegahan serta penanganan osteoporosis di Indonesia.

"Kami senantiasa terus bertekad sekarang dan siap membantu pemerintah untuk meningkatkan serta mengoptimalkan pencegahan dan penanganan osteoporosis di Indonesia," tutur Tirza.

Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan
Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya