Stres di Tempat Kerja? Studi Baru Ungkap Sensitivitas HSP dan Dampaknya

Para peneliti di Universitas Osaka menemukan bahwa Orang yang Sangat Sensitif (HSP) “lebih rentan” terhadap stres dan mungkin mengalaminya pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rekan-rekan mereka.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 12 Nov 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2024, 10:00 WIB
Ilustrasi bekerja, bercanda bersama teman di kantor. (Photo by Brooke Cagle on Unsplash)
Ilustrasi bekerja, bercanda bersama teman di kantor. (Photo by Brooke Cagle on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Kegelisahan di tempat kerja tidak dapat dihindari, namun sebuah studi baru menunjukkan bahwa 26% populasi orang dewasa lebih rentan terhadap stres di tempat kerja dibandingkan orang lain.

Para peneliti di Universitas Osaka menemukan bahwa Orang yang Sangat Sensitif (HSP) “lebih rentan” terhadap stres dan mungkin mengalaminya pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rekan-rekan mereka.

Mereka mengatakan hal ini tetap berlaku bahkan ketika memperhitungkan orang-orang yang optimis versus pesimis.

HSP memiliki sesuatu yang disebut sensitivitas pemrosesan sensorik, atau SPS, yang berarti mereka memiliki sensitivitas emosional yang lebih tinggi dan reaktivitas yang lebih tinggi terhadap rangsangan internal dan eksternal seperti rasa sakit, cahaya, dan kebisingan.

HSP memiliki sesuatu yang disebut sensitivitas pemrosesan sensorik, atau SPS, yang berarti mereka memiliki sensitivitas emosional yang lebih tinggi dan reaktivitas yang lebih tinggi terhadap rangsangan internal dan eksternal seperti rasa sakit, cahaya, dan kebisingan.

Psikolog Elaine Aron, yang menciptakan istilah tersebut, menjelaskan bahwa HSP sering kali “mudah kewalahan oleh masukan sensorik yang kuat” seperti cahaya terang, bau yang menyengat, kain kasar, atau sirene; sangat sensitif terhadap rasa sakit; merasa tidak nyaman dengan suara keras; dan mudah terkejut.

Mereka juga sering merasa perlu menghindari media yang mengandung kekerasan, mudah terpengaruh oleh suasana hati orang lain, memiliki “kehidupan batin yang kompleks”, dan “sangat tersentuh oleh seni atau musik”, dilansir New York Post

 

Korelasi HSP dan Persepsi Stres yang Lebih Tinggi

Semua itu, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Japanese Journal of Applied Psychology, dapat membuat lingkungan kerja menjadi lebih penuh tekanan.

Menganalisis tanggapan 270 pekerja Jepang, mereka menemukan korelasi antara HSP dan persepsi stres yang lebih tinggi. Sifat tersebut juga dikaitkan dengan rasa keterasingan yang lebih tinggi.

“Studi kami menemukan bahwa HSP di tempat kerja cenderung merasa lebih stres dan sekitar 26% pekerja dewasa dapat diklasifikasikan sebagai HSP,” kata penulis utama Tomohiro Ioku. “Hal ini mengejutkan karena menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kerja mungkin mengalami tingkat stres yang lebih tinggi.”

 

Sisi Positif HSP

Namun ada sisi positifnya: Mereka juga menemukan bahwa menjadi seorang HSP dikaitkan dengan memiliki lebih banyak empati.

“Temuan kami menunjukkan bahwa meskipun HSP lebih rentan terhadap stres, tingkat empati mereka yang tinggi dapat menjadi aset berharga bagi organisasi, terutama dalam peran yang memerlukan keterampilan interpersonal yang kuat,” tambah penulis senior Eiichiro Watamura.

“Dengan memahami sifat unik HSP, organisasi industri dapat mengembangkan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung,” kata Ioku. “Hal ini dapat meningkatkan retensi karyawan dan kesejahteraan tempat kerja secara keseluruhan.”

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya