Apa Itu Obat Inovatif? Peran Kolaborasi IPMG dan Kemenkes dalam Memperluas Akses Kesehatan di Indonesia

Obat inovatif berperan penting dalam meningkatkan akses kesehatan. Kolaborasi IPMG dan Kemenkes mempercepat distribusi obat baru, meningkatkan pencegahan penyakit, dan pemerataan layanan di Indonesia.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 13 Des 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 13 Des 2024, 17:00 WIB
Obat inovatif membantu mengatasi kekurangan dalam pengobatan. Kolaborasi IPMG dan Kemenkes memperluas akses kesehatan, meningkatkan pencegahan penyakit, dan mendukung kesetaraan layanan di Indonesia. (Dokumen IPMG)
Obat inovatif membantu mengatasi kekurangan dalam pengobatan. Kolaborasi IPMG dan Kemenkes memperluas akses kesehatan, meningkatkan pencegahan penyakit, dan mendukung kesetaraan layanan di Indonesia. (Dokumen IPMG)

Liputan6.com, Jakarta - Obat inovatif merupakan salah satu topik yang semakin mendapat perhatian dalam dunia kesehatan. Namun, banyak yang belum memahami secara mendalam apa itu obat inovatif, serta bagaimana peran pentingnya dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.

Wakil Ketua IPMG, Evie Yulin, menjelaskan dengan gamblang mengenai pentingnya akses terhadap obat-obat inovatif, baik bagi pasien maupun bagi pemerintah. Menurut Evie, obat inovatif tidak hanya berkaitan dengan kepentingan perusahaan farmasi, tapi lebih pada solusi vital bagi pasien.

"Obat-obatan inovatif dan vaksin inovatif ini merupakan jalur hidup yang sangat penting bagi semua pasien," kata Evie kepada Health Liputan6.com, Kamis, 12 Desember 2024.

Evie menjelaskan bahwa obat inovatif adalah obat atau kombinasi zat aktif yang belum tersedia di pasaran atau belum mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Menurut definisi European Medicines Agency, obat inovatif membawa kemajuan dalam pengobatan penyakit, sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan obat ini sebagai solusi untuk masalah kesehatan yang sebelumnya sulit diatasi.

"Obat inovatif bisa berupa obat yang mengatasi penyakit yang sebelumnya tidak bisa disembuhkan, atau yang mengurangi efek samping dari obat-obatan yang ada," kata Evie. Salah satu contoh obat inovatif adalah obat yang memungkinkan pemberian dalam dosis lebih jarang, mengurangi beban pasien dalam hal kepatuhan terhadap pengobatan.

"Sederhananya, obat inovatif adalah obat yang mengisi celah atau kekurangan dalam penanganan penyakit saat ini," ujarnya.

"Misalnya, obat yang sebelumnya membutuhkan pengobatan berkali-kali, dengan obat inovatif bisa dilakukan lebih jarang, seperti hanya dua kali setahun."

 

Manfaat Obat Inovatif

Manfaat utama dari obat inovatif, menurut Evie, adalah mengatasi gap atau kekurangan dalam pengobatan saat ini. Hal ini sangat sejalan dengan fokus pemerintah untuk mempromosikan efektivitas pengobatan. "Semakin cepat seseorang mendapatkan obat yang tepat, semakin cepat pula pemulihan pasien, yang pada gilirannya akan mengurangi beban biaya pemerintah," lanjutnya.

Dengan adanya akses terhadap obat inovatif, tidak hanya pasien yang diuntungkan, tapi juga sektor kesehatan secara keseluruhan. Obat yang lebih efektif dan efisien dapat mengurangi pengeluaran biaya pemerintah dalam menangani pasien dengan kondisi yang lebih berat. Sebagai contoh, apabila pasien tidak mendapatkan akses terhadap obat inovatif, pemerintah bisa kehilangan hingga 130 miliar USD.

 

Obat Inovatif untuk Berbagai Penyakit

Penting untuk dicatat, obat inovatif tidak hanya digunakan untuk mengatasi penyakit-penyakit besar seperti kanker. "Semua jenis penyakit bisa di-cover oleh obat inovatif. Obat inovatif adalah solusi untuk berbagai jenis penyakit, tidak terbatas pada penyakit berat saja," tambah Evie.

Dengan berbagai kemajuan dalam dunia pengobatan, obat inovatif menjawab kebutuhan beragam pasien, termasuk mereka yang memerlukan perawatan khusus atau personalized medicine. Obat-obat ini disesuaikan dengan kondisi pasien, sehingga dapat memberikan efek pengobatan yang lebih tepat dan efektif.

 

Apa kepanjangan IPMG?

IPMG (Indonesian Pharmaceutical Manufacturers Group) adalah organisasi yang terdiri dari 27 perusahaan farmasi berbasis penelitian. Misi utama IPMG adalah meningkatkan akses terhadap obat inovatif di Indonesia dan mendukung program pencegahan serta promosi kesehatan yang sejalan dengan visi Kementerian Kesehatan.

Wakil Ketua IPMG, Evie Yulin, menjelaskan bahwa IPMG aktif melakukan screening untuk mencegah penyakit kronis dan menular. Selain itu, IPMG juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melakukan screening dan pengobatan tepat waktu serta cara berkomunikasi yang baik dengan dokter.

IPMG juga mendukung pengembangan infrastruktur kesehatan di daerah terpencil untuk memastikan kesetaraan akses layanan kesehatan di seluruh Indonesia. Tak hanya itu, organisasi ini berkontribusi pada perekonomian dengan menciptakan lapangan kerja berkualitas bagi tenaga profesional di sektor kesehatan.

Dengan komitmen terhadap kolaborasi dan inovasi, IPMG terus berupaya meningkatkan kualitas kesehatan dan pemerataan akses kesehatan di seluruh Indonesia, sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya