Perilaku Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman yang menyiramkan secangkir air kepada pengamat sosial, Tamrin Amal Tomagola saat menjadi pembicara di sebuah stasiun televisi swasta pada Jumat 28 Juni pagi dianggap sebagai sikap tidak mampunya seseorang (dalam hal ini Munarman) melihat dirinya sebagai orang yang berharga, alias harga dirinya rendah.
"Masalah yang jelas terlihat adalah ketidakmampuannya mengendalikan emosi (marah)nya sehingga terekspresikan dalam perilaku agresif (menyerang) secara fisik kepada orang lain," ujar Psikolog Klinis dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Yohanes Heri Widodo, M.Psi saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (29/6/2013).
"Dari sudut pandang psikologi, masalah orang seperti ini biasanya diawali dengan masalah dengan dirinya sendiri. Biasanya muncul akibat adanya penolakan di masa lalu, berimbas pada ketidakmampuannya menjalin relasi sosial sepadan dan saling menghargai dengan orang lain dengan cara misalnya memaksakan kehendak atau keinginannya pada orang lain," ujar Heri, demikian biasanya dia disapa.
Menurut Heri, orang seperti ini biasanya mengalami gangguan narsistik atau melihat dirinya terlalu positif namun tidak realistik. Yang sebenarnya itu merupakan manifestasi dari rendahnya harga diri, dan melihat orang lain negatif.
"Masalah yang jelas terlihat adalah ketidakmampuannya mengendalikan emosi (marah)nya sehingga terekspresikan dalam perilaku agresif (menyerang) secara fisik kepada orang lain," ujar Psikolog Klinis dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Yohanes Heri Widodo, M.Psi saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (29/6/2013).
"Dari sudut pandang psikologi, masalah orang seperti ini biasanya diawali dengan masalah dengan dirinya sendiri. Biasanya muncul akibat adanya penolakan di masa lalu, berimbas pada ketidakmampuannya menjalin relasi sosial sepadan dan saling menghargai dengan orang lain dengan cara misalnya memaksakan kehendak atau keinginannya pada orang lain," ujar Heri, demikian biasanya dia disapa.
Menurut Heri, orang seperti ini biasanya mengalami gangguan narsistik atau melihat dirinya terlalu positif namun tidak realistik. Yang sebenarnya itu merupakan manifestasi dari rendahnya harga diri, dan melihat orang lain negatif.