Kasus kematian mendadak yang terjadi pada atlet seperti Abdulaye Sekou Camara diprediksi terkena serangan jantung. Namun menurut Spesialis Jatung dan pembuluh Darah Eka Hospital, Dr. Muhammad Yamin, Sp.JP(K), FACC, FSCAI aritmia fatal lebih mungkin menjad penyebab kematian mendadak pada atlet profesional.
Atlet profesional berisiko terkena aritmia fatal atau gangguan irama jantung. Aritmia merupakan kondisi denyut jantung yang tidak menentu dan atau tidak teratur (menjadi terlalu cepat atau terlalu lambat).
"Kematian mendadak atlet profesional lebih sering terjadi akibat Aritmia fatal bukan seperti serangan jantung pada orang biasa," ujar Dr. Muhammad Yamin saat diwawancarai Liputan6.com, Rabu (31/7/2013).
Latihan fisik atlet profesional lebih banyak dan berat dibandingkan rata-rata orang. Aritmia jantung terjadi proses penebalan pada bilik jantung.
"Latihan fisik atlet profesional dapat menyebabkan penebalan bilik jantung, atau juga bisa memang sudah faktor genetik," paparnya.
Penting untuk para atlet profesional mengetahui kelainan atau masalah kesehatan terutama pada jantung.
"Skrining kesehatan diperlukan untuk pemeriksaan menyeluruh agar tahu risiko-risiko penyakit atau kematian mendadak," tambahnya.
Serangan jantung diakibatkan adanya penyempitan atau sumbatan pada pembuluh darah yang menyebabkan kurangnya aliran darah menuju otot jantung.
Pada aritmia, penebalan terjadi di atas batas normal yaitu kurang dari 15 mili pada setiap katupnya.
"Ketika saat skrining sudah dideteksi adanya risiko aritmia fatal amka segera dilakukan pemeriksaan lebih mendalam," jelasnya.
Pendeteksian sejak dini terhadap aritmia atau gangguan irama jantung dapat membantu mengurangi kematian mendadak atau sudden cardiac death.
Dr. Muhammad Yamin berharap Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) lebih peduli terhadap kesehatan para atletnya.
"Semoga PSSI lebih peduli dan melakukan skrining sejak dini untuk mendeteksi adanya risiko aritmia fatal," harap dr. Muhammad Yamin.
(Mia/Abd)
Â
Â
Atlet profesional berisiko terkena aritmia fatal atau gangguan irama jantung. Aritmia merupakan kondisi denyut jantung yang tidak menentu dan atau tidak teratur (menjadi terlalu cepat atau terlalu lambat).
"Kematian mendadak atlet profesional lebih sering terjadi akibat Aritmia fatal bukan seperti serangan jantung pada orang biasa," ujar Dr. Muhammad Yamin saat diwawancarai Liputan6.com, Rabu (31/7/2013).
Latihan fisik atlet profesional lebih banyak dan berat dibandingkan rata-rata orang. Aritmia jantung terjadi proses penebalan pada bilik jantung.
"Latihan fisik atlet profesional dapat menyebabkan penebalan bilik jantung, atau juga bisa memang sudah faktor genetik," paparnya.
Penting untuk para atlet profesional mengetahui kelainan atau masalah kesehatan terutama pada jantung.
"Skrining kesehatan diperlukan untuk pemeriksaan menyeluruh agar tahu risiko-risiko penyakit atau kematian mendadak," tambahnya.
Serangan jantung diakibatkan adanya penyempitan atau sumbatan pada pembuluh darah yang menyebabkan kurangnya aliran darah menuju otot jantung.
Pada aritmia, penebalan terjadi di atas batas normal yaitu kurang dari 15 mili pada setiap katupnya.
"Ketika saat skrining sudah dideteksi adanya risiko aritmia fatal amka segera dilakukan pemeriksaan lebih mendalam," jelasnya.
Pendeteksian sejak dini terhadap aritmia atau gangguan irama jantung dapat membantu mengurangi kematian mendadak atau sudden cardiac death.
Dr. Muhammad Yamin berharap Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) lebih peduli terhadap kesehatan para atletnya.
"Semoga PSSI lebih peduli dan melakukan skrining sejak dini untuk mendeteksi adanya risiko aritmia fatal," harap dr. Muhammad Yamin.
(Mia/Abd)
Â
Â