Stres bisa muncul dengan banyaknya pekerjaan. Ada beberapa reaksi yang terjadi jika Anda stres dan ini bisa berdampak ke tubuh Anda. Seperti apa?
Peneliti dari Stress Research Institute di Stockholm University, Dan Hasson, menjelaskan, umumnya reaksi yang muncul ketika stres tiba berupa meningkatnya denyut jantung dan pernapasan jadi cepat. Dengan kondisi seperti itu, Anda pun perlu istirahat.
"Tapi itu artinya kita cenderung untuk fokus istirahat atau mengobati ketika kita merasa seperti sedang diburu. Dan tentu saja, Anda belajar menangani stres," jelas Hasson seperti dikutip dari theconversation.com, Selasa (17/12/2013).
Menurut Hasson, kata stres awalnya diadaptasi oleh Walter Cannon dan ini melibatkan banyak ekspresi bukan hanya satu. Stres bisa datang dari paparan eksternal dan respons internal yang menjadi penyebabnya (stressor) dan konsekuensi (respons stres).
Secara fisiologis, stres merupakan proses meningkatnya gairah dan fungsi biologis utama dari menjaga sistem tubuh tetap stabil (homeostasis). Dalam hal prilaku, stres seharusnya membantu memobilisasi energi kita untuk bertahan dalam situasi yang kita anggap sebagai ancaman.
Pada stres jangka pendek dengan waktu pemulihan yang cukup umumnya menguntungkan. Sedangkan stres jangka panjang tanpa pemulihan, salah satu konsekuensi negatif berupa kelelahan emosional dan gejala kelelahan fisik, kecemasan, insomnia, depresi, dan gangguan prestasi kerja.
Hassson mengatakan, seiring waktu, paparan stres yang berulang bisa menyebabkan perubahan dalam sistem saraf pusat dan stres jangka panjang tanpa penyembuhan bisa menyebabkan beberapa gangguan fisik dan kejiwaan seperti nyeri jangka panjang, masalah pendengaran, depresi, kecemasan, dan kekurangan imunologi.
Jika Anda menderita efek negatif dari stres, tak ada kata terlambat untuk membantu diri Anda. Seperti dengan melakukan latihan relaksasi sederhana dan aktivitas fisik, terapi perilaku kognitif, dan masih banyak lagi.
(Mel/*)
Peneliti dari Stress Research Institute di Stockholm University, Dan Hasson, menjelaskan, umumnya reaksi yang muncul ketika stres tiba berupa meningkatnya denyut jantung dan pernapasan jadi cepat. Dengan kondisi seperti itu, Anda pun perlu istirahat.
"Tapi itu artinya kita cenderung untuk fokus istirahat atau mengobati ketika kita merasa seperti sedang diburu. Dan tentu saja, Anda belajar menangani stres," jelas Hasson seperti dikutip dari theconversation.com, Selasa (17/12/2013).
Menurut Hasson, kata stres awalnya diadaptasi oleh Walter Cannon dan ini melibatkan banyak ekspresi bukan hanya satu. Stres bisa datang dari paparan eksternal dan respons internal yang menjadi penyebabnya (stressor) dan konsekuensi (respons stres).
Secara fisiologis, stres merupakan proses meningkatnya gairah dan fungsi biologis utama dari menjaga sistem tubuh tetap stabil (homeostasis). Dalam hal prilaku, stres seharusnya membantu memobilisasi energi kita untuk bertahan dalam situasi yang kita anggap sebagai ancaman.
Pada stres jangka pendek dengan waktu pemulihan yang cukup umumnya menguntungkan. Sedangkan stres jangka panjang tanpa pemulihan, salah satu konsekuensi negatif berupa kelelahan emosional dan gejala kelelahan fisik, kecemasan, insomnia, depresi, dan gangguan prestasi kerja.
Hassson mengatakan, seiring waktu, paparan stres yang berulang bisa menyebabkan perubahan dalam sistem saraf pusat dan stres jangka panjang tanpa penyembuhan bisa menyebabkan beberapa gangguan fisik dan kejiwaan seperti nyeri jangka panjang, masalah pendengaran, depresi, kecemasan, dan kekurangan imunologi.
Jika Anda menderita efek negatif dari stres, tak ada kata terlambat untuk membantu diri Anda. Seperti dengan melakukan latihan relaksasi sederhana dan aktivitas fisik, terapi perilaku kognitif, dan masih banyak lagi.
(Mel/*)